Prosedur Pengembangan METODE PENELITIAN

46

B. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan merupakan penjabaran dari model pengembangan yang digunakan. Prosedur pengembangan dalam penelitian dan pengembangan ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut. 1. Pendahuluan Pada tahap ini dilakukan analisis kebutuhan untuk memperoleh informasi awal mengenai permasalahan pembelajaran Bahasa Jawa di Sekolah Dasar, terutama tentang pembelajaran unggah-ungguh dan ketersediaan multimedia interaktif di sekolah. Analisis kebutuhan sangat penting untuk mendapatkan informasi guna melakukan pengembangan. Analisis kebutuhan dilakukan melalui kegiatan studi pustaka dan studi lapangan. a. Studi pustaka, studi pustaka dilakukan untuk mengkaji teori-teori dan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengembangan multimedia interaktif dalam mata pelajaran Bahasa Jawa. b. Studi lapangan, studi lapangan dilaksanakan melalui survey secara langsung di Sekolah Dasar. Pada tahap ini dilakukan wawancara dengan guru kelas dan beberapa orang siswa. 2. Pengembangan Produk Tahap pengembangan produk meliputi perencanaan, pengembangan produk awal, dan validasi oleh ahli. Langkah-langkah yang dilakukan pada saat perencanaan yaitu merumuskan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar serta tujuan khusus yang ingin dicapai melalui produk yang dikembangkan. Pada tahap ini juga dikembangkan materi unggah-ungguh bahasa Jawa yang akan 47 disajikan dalam multimedia interaktif, menentukan bahan-bahan yang diperlukan, serta merencanakan desain atau langkah-langkah pengembangan. Tahap selanjutnya yaitu pengembangan produk awal yang terdiri dari kegiatan membuat flowchart, storyboard, mengumpulkan bahan-bahan grafis dan animasi, kemudian melakukan pemrograman menggunakan software Adobe Flash Professional CS6. Kegiatan yang dilakukan setelah itu yaitu finishing atau membuat program menjadi file aplikasi. Pada tahap ini produk multimedia interaktif unggah-ungguh bahasa Jawa belum layak untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran karena masih berupa produk awal yang bersifat sementara desain hipotetik. Produk tersebut harus divalidasi oleh ahli materi dan ahli media terlebih dahulu sebelum diujicobakan. Oleh karena itu pada tahap pengembangan ini juga dipersiapkan instrumen penilaian multimedia interaktif untuk keperluan validasi oleh ahli. Validasi dilakukan oleh ahli materi dan ahli media expert judgement. Tahap validasi ini merupakan pengujian awal untuk menguatkan dan meninjau ulang produk awal serta untuk memberikan masukan perbaikan. Apabila multimedia interaktif yang divalidasi telah memenuhi kriteria dan tidak perlu direvisi, maka multimedia interaktif tersebut siap untuk diujicobakan. 3. Uji Coba Lapangan Produk multimedia interaktif diujicobakan setelah divalidasi oleh ahli media dan ahli materi. Uji coba lapangan meliputi uji coba lapangan awal preliminary field testing, uji coba lapangan utama main field testing, dan uji coba lapangan operasional operational field testing. Pada saat uji coba 48 lapangan ini dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan angket yang diberikan kepada siswa sebagai subjek uji coba. Tujuan dari pemberian instrumen angket ini adalah untuk memperoleh informasi dari subjek uji coba sebagai bahan revisi produk multimedia interaktif. Kritik, saran, dan masukan dari hasil masing-masing uji coba lapangan dijadikan rujukan untuk memperbaiki produk multimedia interaktif unggah- ungguh bahasa Jawa agar menjadi lebih baik, efektif, efisien, lebih menarik, dan lebih mudah digunakan. Berdasarkan hasil uji coba lapangan operasional akan diperoleh produk akhir yang telah diujicobakan dan mendapatkan tangggapan sebagai bentuk desain final model yang dikembangkan. Produk yang telah dikembangkan tersebut sudah layak untuk digunakan dalam pembelajaran Bahasa Jawa kelas V Sekolah Dasar.

C. Uji Coba Produk