47
4.2.5. Rencana Peruntukan Lahan Terintegrasi
Titik berat pengembangan RTRW Kecamatan Penjaringan hingga tahun 2005 adalah peningkatan kualitas Iingkungan, agar pada akhir tahun 2005,
penduduk yang bermukim di sini akan menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang. Disamping itu, untuk menahan dan membatasi perkembangan
di RTRW ini dikembangkan kegiatan rekreasi dalam skala besar, sebagai penahan berkembangnya kegiatan-kegiatan yang memiliki intensitas pemanfaatan lahan
yang tinggi. Kegiatan bahari sebagai inti daerah pantai akan tetap dikembangkan, beserta kegiatan lain yang erat kaitannya, terutama dalam kualitasnya.
Secara garis besar, pengembangan ruang RTRW Kecamatan Penjaringan, khususnya Wilayah Pengembangan Utara, akan memiliki arah pengembangan:
Peningkatan kualitas lingkungan terutama pada pemukiman penduduk berpenghasilan rendah.
Pengembangan kegiatan bahari pada pelabuhan yang ada dan daerah sekitarnya.
Memperluas pengembangan rekreasi pantai melalui reklamasi pantai. Berarti di Pelabuhan Sunda Kelapa dapat dikembangkan kegiatan bahari dan
rekreasi pantai. Sedangkan untuk mengatasi kekurangan lahan, dapat dilakukan reklamasi pantai. Sesungguhnya, dalam RTRW Kecamatan Penjaringan, arahan
pengembangan untuk sepuluh sektor, yaitu perumahan, industri, perdagangan dan jasa, transportasi, fasilitas umum, air minum dan sumber air, sanitasi,
drainase dan pengendalian banjir, utilitas umum, dan ruang terbuka hijau.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Kebijakan Lingkungan Pelabuhan Saat ini
Kebijakan yang berjalan saat ini sangat menentukan bagi keberlangsungan kualitas lingkungan pelabuhan baik perairan umum maupun fungsi peruntukan
publik. Lingkungan Pelabuhan Sunda Kelapa yang diindikasikan berkualitas baik ditandai oleh kondisi kualitas perairan, fasilitas pelabuhan dan manajemen SDM
yang profesional. Untuk meningkatkan kualitas lingkungan yang baik diperlukan adanya penetapan perumusan kebijakan dengan terlebih dahulu menggunakan
indikator, yaitu komponen atau variabel yang diperlukan untuk mengukur efektivitas sistem pengelolaan. Penyusunan kebijakan pengelolaan lingkungan terlebih dahulu
mengacu pada indikator peningkatan kualitas lingkungan yang baik. Indikator disajikan sebagai informasi tentang variabel pendukung agar efektivitas pengelolaan
tercapai. Perumusan kebijakan perencanaan untuk keterpaduan dalam penilaian
kualitas lingkungan pelabuhan, juga diharapkan dapat ditetapkan dengan menggunakan indikator yang telah diputuskan bersama. Indikator merupakan
gambaran tentang kondisi umum dan kualitas lingkungan yang baik atau menjadi koridor dalam pembuatan sesuatu untuk dirumuskan dan ditetapkan menjadi suatu
kebijakan secara terpadu. Indikator tersebut juga dapat memberikan gambaran pengaruh satu sama lain dari masing-masing
item yang ada dalam indikator tersebut. Sedangkan kebijakan menggunakan pendekatan bukan pasar dilakukan
dengan menggunakan kebijakan command and control CAC atau perintah dan
pengawasan, seperti administrasi dan perundang-undangan Turner et al. 1994;
Fauzi 2004.
5.1.1. Aspek Peraturan
Peraturan adalah suatu keputusan yang mengikat dan harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Apabila tidak dilaksanakan, keputusan akan memperoleh
sanksi sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Peraturan perundangan yang mempunyai hubungan dengan pengelolaan PP No. 82 tahun 2001 tentang
pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air dan Keputusan Menteri