1
Analisis Determinasi
Kebijakan Monitoring dan
Evaluasi Kebijakan
Informasi untuk Kebijakan
Analisis Isi Kebijakan
Advokasi Kebijakan
Analisis Kebijakan
Analisis untuk Kebijakan
2 3
4 5
4. Adil equity, mengukur hubungan dengan penyebaran atau pembagian hasil dan
ongkos atau pengorbanan diantara berbagai pihak dalam masyarakat; 5. Terjawab
responsiveness, dapat memenuhi kebutuhan atau dapat menjawab permasalahan tertentu dalam masyarakat;
6. Tepat apropriateness, merupakan kombinasi dari kriteria yang disebutkan
sebelumnya.
2.7. Analisis dan Proses Kebijakan
Analisis mengandung tujuan dan relasi yang berbeda dengan proses kebijakan. Jenis analisis kebijakan terdiri dari rangkaian aktivitas pada spektrum
pengetahuan dalam proses kebijakan, pengetahuan untuk proses kebijakan dan pengetahuan tentang proses kebijakan. Gordon
et al. 1977 dalam Parsons 2005 secara definitif menetapkan variasi ini di sepanjang sebuah kontinum seperti
disajikan dalam Gambar 3.
Gambar 3 Variasi analisis kebijakan Gordon et al. 1997 dalam Parsons 2005
Gambar 3 di atas menerangkan bahwa dalam analisis kebijakan mencakup determinasi kebijakan dan isi kebijakan. Determinasi kebijakan ini adalah analisis
yang berkaitan dengan cara pembuatan kebijakan, mengapa, kapan dan untuk siapa kebijakan dibuat, sementara isi kebijakan adalah analisis yang mencakup deskripsi
tentang kebijakan tertentu dan bagaimana ia berkembang dalam hubungannya dengan kebijakan sebelumnya, atau analisis ini bisa juga didasari oleh informasi
yang disediakan oleh kerangka nilai teoritis yang mencoba memberikan kritik terhadap kebijakan.
Selanjutnya monitoring dan evaluasi kebijakan, fokus analisis ini adalah mengkaji bagaimana kinerja kebijakan dengan mempertimbangkan tujuan kebijakan,
dan apa dampak kebijakan terhadap suatu persoalan tertentu. Variasi terakhir dari kontinum diatas adalah analisis untuk kebijakan yang mencakup advokasi kebijakan
berupa riset dan argumen yang dimaksudkan untuk mempengaruhi agenda kebijakan di dalam dan atau di luar pemerintahan. Sedangkan informasi untuk
kebijakan adalah sebentuk analisis yang dimaksudkan untuk memberi informasi bagi aktivitas pembuatan kebijakan, ini bisa berbentuk anjuran atau riset
eksternalinternal yang terperinci tentang aspek kualitatif dan judgemental dari suatu
kebijakan. Sebagai sebuah istilah, “analisis kebijakan” terkait erat dengan penggunaan
beragam teknik untuk rneningkatkan atau merasionalkan proses pembuatan kebijakan. Quade 1976: 21 misalnya, mengekspresikan pandangan bahwa tujuan
utama analisis ini adalah “membantu pembuat keputusan untuk mernbuat pilihan yang lebih baik ketimbang yang dibuat pihak lain. Jadi analisis ini berhubungan
dengan manipulasi efektif dunia nyata.” Untuk melakukan hal ini analisis tersebut mesti melalui tiga tahap:
pertama, penemuan, yakni usaha untuk menemukan alternatif yang memuaskan dan terbaik di antara alternatif-alternatif yang tersedia;
kedua, penerimaan, yakni membuat temuan itu agar bisa diterima dan dimasukkan ke dalam kebijakan atau keputusan;
ketiga, implementasi, yakni menerapkan keputusan kebijakan tanpa ada perubahan terlalu banyak yang bisa membuat
alternatif itu menjadi tidak memuaskan Quade, 1976:254 dalam Parsons 2005.
Tiga bentuk analisis kebijakan yaitu: Pertama, analisis kebijakan yang
bersifat prospektif yaitu analisis tentang kebijakan yang berlangsung sebelum
aksi kebijakan. Analisis ini meliputi tahap-tahap identifikasi masalah, prakiraan, identifikasi alternatif-alternatif strategis kebijakan, pilihan dan
rekomendasi kebijakan. Kedua, analisis kebijakan restrospektif yakni analisis yang
dilakukan sesudah aksi kebijakan. Analisis ini dilakukan untuk menilai sesudah aksi kebijakan atau menilai proses pelaksanaan dan hasilnya. Termasuk dalam kelompok
analisis ini adalah monitoring dan evaluasi. Bentuk ketiga dari analisis kebijakan
adalah integrasi dan analisis prospektif dan restrospektif . Analisis ini dapat berada
sebelum aksi kebijakan ataupun sesudah kebijakan Dunn, 1994 dalam Abidin
2002. Pada setiap tahap analisis memberikan hasil yang relevan, untuk itu
Identifikasi masalah menghasilkan informasi tentang rumusan masalah, prakiraan memberikan gambaran masa depan yang masuk akal dan masa depan yang
dikehendaki. Identifikasi alternatif memberikan informasi tentang strategi pemecahan
masalah. Pilihan strategis rnenghasilkan informasi rekomendasi kepada yang berwenang yang pada akhirnya menghasilkan aksi kebijakan. Monitoring
menghasilkan informasi tentang proses pelaksanaan dalam hubungan dengan kinerja pada setiap waktu. Evaluasi kebijakan memberi informasi tentang dampak
dan keseluruhan suatu kebijakan. Selanjutnya oleh Abidin 2002, bahwa dari ketiga analisis kebijakan di atas
maka jenis informasi dan bentuk kebijakan dapat dibedakan terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jenis informasi dan bentuk kebijakan
Dunn 2000 mengemukakan metodologi analisis kebijakan menyediakan informasi yang berguna untuk menjawab lima pertanyaan: apa hakekat
permasalahan? Kebijakan apa yang pernah ada atau pernah dibuat untuk mengatasi masalah dan apa hasilnya? Seberapa bermakna hasil tersebut dalam memecahkan
masalah? Alternatif kebijakan apa yang tersedia untuk menjawab, dan hasil apa yang dapat diharapkan? Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut
membuahkan informasi tentang masalah kebijakan, masa depan kebijakan, aksi kebijakan, hasil kebijakan, dan kinerja kebijakan.
Metodologi analisis kebijakan menggabungkan lima prosedur umum yang lazim dipakai dalam pemecahan masalah manusia: definisi, prediksi, preskripsi,
deskripsi, dan evaluasi. Perumusan masalah definisi menghasilkan informasi mengenai kondisi-kondisi yang menimbulkan masalah kebijakan. Peramalan
prediksi menyediakan informasi mengenai kondisi-kondisi yang menimbulkan masalah kebijakan. Peramalan prediksi menyediakan informasi mengenai
kosekuensi dimasa mendatang dari penerapan alternatif kebijakan, termasuk tidak melakukan sesuatu. Rekomendasi preskripsi menyediakan informasi mengenai
nilai atau kegunaan relatif dari konsekuensi dimasa depan dari suatu permasalahan. Pemantauan deskripsi menghasilkan informasi tentang konsekuensi sekarang dan
No. .
Bentuk Kebijakan
Jenis Informasi Prediksi Deskripsi Preskripsi
Evaluasi 1 Prospektif
;
; ;
2. Retropspektif
;
;
3. Integratif
; ;
; ;
masa lalu dari diterapkannya alternatif kebijakan. Evaluasi, yang mempunyai nama sama dengan yang dipakai dalam bahasa sehari-hari, menyediakan informasi
mengenai nilai atau kegunaan dari konsekuensi pemecahan atau pengatasan masalah. Kelima prosedur analisis tersebut disajikan pada Gambar 4.
Kinerja Kebijakan
Aksi Kebijakan Masa
Depan Kebijakan
Hasil Kebijakan
Meramalkan Mengevaluasi
Pemantauan Rekomendasi
Perumusan Masalah
Perumusan Masalah
Perumusan Masalah
Perumusan Masalah
Masalah Kebijakan
Gambar 4 Analisis kebijakan yang berorientasi pada masalah Dunn, 2000.
. Analisis Multi kriteria
Analisis multi kriteria adalah suatu analisis yang merupakan pendekatan yang memperhitungkan banyak krteria. Dalam pengambilan suatu keputusan
terhadap pengembangan suatu pelabuhan diperlukan suatu analisis yang tepat, yang memperhatikan berbagai kriteria yang berpengaruh terhadap pengembangan
pelabuhan dan memperhatikan dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan, kemudian menentukan atau menetapkan beberapa alternatif yang akan
dibandingkan dan diperkirakan akan menjadi alternatif terbaik yang terpilih untuk pengelolaan lingkungan pelabuhan ke depan, seperti yang dilakukan pada
pengembangan pelabuhan barang di Helsinki, Finlandia. Menurut Hokkanen
et al. 1999, sebelum pembentukan alternatif
keputusan, pengembang proyek harus menyelidiki dan mengevaluasi berbagai
kemungkinan yang berhubungan, tidak hanya pada lokasi dari pelabuhan tetapi juga ke realisasi teknisnya. Persiapan dari alternatif yang dilaksanakan atas dasar suatu
studi kelayakan terhadap dampak lingkungannya. Pada prinsipnya untuk masing- masing alternatif dilakukan suatu perbandingan dan penilaian dampak lingkungan
baik langsung maupun tidak langsung pada manusia, tumbuhan, hewan dan warisan budaya.
. Analisis
Multi Criteria Decision Making MCDM
Pendekatan MCDM telah banyak digunakan, dikembangkan dan diakomodasikan bagi berbagai kriteria, untuk menghasilkan alternatif pengambilan
keputusan atau alternatif yang terbaik, sehingga relevan dalam pengambilan keputusan tanpa perlu melakukan konversi ke unit-unit pengukuran dan proses
normalisasi. Secara umum struktur MCDM sama dengan AHP, dimana bobot suatu alternatif dengan kriteria yang harus diambil, disusun berdasarkan matrik LP - IPB,
2002. Bidang analisis multi kriteria memerlukan sejumlah pendekatan dengan
menghitung banyak kriteria untuk membentuk struktur dan mendukung proses pengambilan keputusan. Beberapa
sofware yang dirancang untuk mendukung analisis ini diantaranya adalah
simple multi attribute rating technique SMART dan visual interactive sensitivity analysis VISA.
Teknik MCDM adalah suatu teknik yang cukup potensial untuk dilibatkan dalam penentuan sebuah keputusan, karena bertujuan mengakomodasi proses
seleksi yang melibatkan beragam kriteria multi objektif dalam mengkalkulasi pemrasaran diantara kriteria konflik yang terjadi. Penerimaan teknik MCDM pada
beberapa bidang ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya: 1. Teknik MCDM memiliki kernampuan menangani jenis data yang bervariasi
kuantitatif, kualitatif, campuran dan pengukuran yang intangible.
2. Dapat mengakomodasi perbedaan yang diinginkan dalam kriteria. 3. Skema bobot yang bervariasi, menghadirkan prioritas yang berbeda atau
pandangan dan stakeholders yang berbeda, dapat diterapkan pada MCDM.
4. Teknik MCDM tidak membutuhkan penentuan nilai ambang seperti pada operasi overlay sehingga kehilangan informasi yang dihasilkan tidak terjadi akibat
penurunan skala dan variabel yang kontinue pada skala nominal.
5. Prosedur analisis atau agregasi dalam teknik MCDM relatif sederhana dan straightforward Jansen and Rieveld, 1990; Carter, 1991; Jankowski, 1994;
dalam Subandar, 2000.
Teknik SMART merupakan keseluruhan proses dari perantingan alternatif- alternatif dan pembobotan dari atribut yang ada. Tahap yang dilakukan adalah 1
mengurutkan kriteria yang menjadi faktor pembatas dari pemanfaatan dan 2 melakukan estimasi rasio kepentingan relatif dari rangking setiap atribut yang ada.
Seperti halnya teknik SMART, VISA merupakan perangkat lunak yang dirancang untuk mendukung analisis multi kriteria. Keputusan dalam bentuk model
dengan menggunakan fungsi nilai pembobotan suatu hirarki. Adapun gambaran yang khusus dari VISA adalah fasilitas yang mampu membuat keputusan dengan
maksud yang mendalam terhadap perubahan atau perbedaan prioritas.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang diterapkan adalah metode survei yang menggali data dan informasi yang diperlukan dari responden sebagai contoh sampel
mewakili populasi yang ada. Survei dilakukan untuk mendapatkan data primer dan data sekunder. Data primer diarahkan pada pengumpulan data mengenai
potensi sumberdaya di kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa DKI Jakarta.
Data yang diambil pada survei potensi sumberdaya yang terdapat di Pelabuhan Sunda Kelapa, kecenderungan perubahan dari usaha yang dilakukan
serta beberapa parameter lingkungan yang penting seperti kecerahan, kedalaman dan kondisi oseanografis lainnya.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ditetapkan secara sengaja purposive, yaitu di Pelabuhan Sunda Kelapa DKI Jakarta, dimana secara geografis terletak pada
106 47’30” BT hingga 106
55’10” BT dan 6 3’30” LS hingga 6
5’10”. Secara visual, peta lokasi penelitian disajikan pada Gambar 5 dan peta detail Pelabuhan
Sunda Kelapa DKI Jakarta dapat di lihat pada Lampiran 1.
Gambar 5. Peta lokasi penelitian kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa DKI Jakarta
Î
TEL UK JA KARTA 688 000
688 000 696 000
696 000 704 000
704 000 712 000
712 000 720 000
720 000 92
96 00
92 96
00 93
04 00
93 04
00 93
12 00
93 12
00 93
20 00
93 20
00 93
28 00
93 28
00
PETA LO KASI PENELITIAN KAW AS AN PELA BUHAN
SUNDA KE LAPA DK I JAKART A D ISU SUN OLE H :
SYARIFAH W IR DAH P 0 520 303 61
PR OGRAM STUD I PENGELOLAA N S UMBERDA YA
AL AM DAN LINGKU NGAN SE KOLAH P ASCAS ARJANA
INS TITUT PER TANIAN BOG OR B OGOR
20 06 5000
5000 Km
N E
W S
KETER AGAN KECAMAT AN
PADEMAN GAN PENJARINGAN
SUMBER: 1. PET A LINGKUNG AN PANTAI INDONESIA SKALA 1:25 0.00 BAKO SURTANAL 2002
2. PET A RUPA BUMI SKALA 1: 2 5.0 00 BAK OSURTANAL 199 8 IND EKS PET A
Lokasi Pelabuhan Sunda Kelapa DKI Jakarta