peningkatan produktifias pelabuhan dapat dilihat dari prosentase penurunan waktu pelayanan
service time.
2.2. Aspek Lingkungan
Pengaturan mengenai laut secara umum diatur dalam United Nations
Convertion on the Law of Sea 1982 UNCLOS, 1982 yang diratifikasi dengan Undang-undang Nomor 17 tahun 1985 dan dikenal dengan hukum laut
Law of The Sea, 1982. Secara umum negara-negara mempunyai kewajiban untuk melindungi
dan melestarikan lingkungan laut serta harus mengambil semua tindakan untuk mencegah, mengurangi dan mengendalikan pencemaran lingkungan laut dari
sumber apapun. Salah satu pertimbangan untuk tujuan pengembangan suatu pelabuhan
adalah, apabila kegiatan operasional di pelabuhan sudah menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan sekitarnya, antara lain dampak keselamatan dan
pencemaran laut. Pencemaran laut pada umumnya diakibatkan oleh masuknya zat- zat pencemaran ke perairan, baik dari laut sendiri maupun dari darat. Pencemaran
dari laut dapat berasal dari kapal berupa pembuangan limbah minyakoli bekas, baik yang merupakan pembuangan rutin ataupun yang berasal dari pembersihan kapal
dan kebocoran kapal. Hal lain yang mungkin terjadi ialah kecelakaan kapal, berupa pecahnya kapal, kandasnya kapal ataupun tabrakan kapal. Selain itu instalasi
minyak yang mungkin mengalami kebocoran ataupun kerusakan dapat pula mencemari laut. Buangan dari bahan industri berupa senyawa-senyawa organik
yang bersifat toksik, asam atau logam-logam berat mempunyai potensi besar mencemari laut.
Bertambahnya bahan pencemaran akibat kegiatan di darat maupun di perairan akan berpengaruh terhadap ekosistem organisme yang hidup di perairan
tersebut. Setiap organisme mempunyai kemampuan yang berbeda dalam menyesuaikan dirinya dengan kondisi perairan, tetapi suatu konsentrasi dari bahan
pencemaran mungkin dapat menyebabkan kematian, menghambat pertumbuhan suatu organisme, demikian juga kandungan bahan organik yang berlebihan juga
dapat menimbulkan pertumbuhan yang tidak terkendali planktron-plankton tertentu yang sering berakibat buruk pada kondisi perairan
algae bloom.
Perairan yang belum tercemar biasanya dihuni oleh komunitas biota yang terdiri dari banyak jenis dengan populasi kecil atau sedang, sebaliknya dalam
perairan yang tercemar, komunitas biotanya hanya terdiri dari sedikit jenis dengan populasi yang besar. Tercemarnya suatu perairan akan menyebabkan perubahan
struktur komunitas biota yang hidup di dalamnya. Untuk mengetahui dan sebagai dasar penilaian terhadap adanya
pengaruhdampak lingkungan pencemaran laut yang telah terjadi di perairanpelabuhan dapat dilihat dari hasil pemantauan lingkungan dengan
menggunakan nilai ambang batas NAB yang merupakan kriteria Baku Mutu Air Laut, sesuai Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 51 tahun
2004.
2.3. Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik dan Lingkungan Hidup