40
curah hujan dan temperatur udara bulanan dapat ditentukan tipe iklim setempat sesuai dengan klasifikasi tipe iklim menurut Koopen, termasuk tipe iklim Af yaitu
tipe iklim hujan tropis.
Penyinaran matahari merupakan keadaan sinar matahari yang sampai di permukaan bumi pada saat tertutup oleh awan dan dinyatakan dalam satuan
persen. Data penyinaran matahari yang dicatat pada stasiun meteorologi Jakarta menunjukkan bahwa penyinaran di wilayah Jakarta cukup merata dari bulan ke
bulan berikutnya tak ada perbedaan mencolok. Penyinaran matahari terkecil terjadi pada bulan Januari 28 dan tertinggi pada bulan Agustus 73,
penyinaran matahari rata - rata sebesar 51.
Pengkajian arah dan kecepatan angin dimaksudkan untuk mengetahui pola dominasi arah bertiupnya angin serta kecepatannya. Keadaan angin yang
dipantau selama periode tahun 1991 - 2000 oleh stasiun BMG Jakarta menunjukkan bahwa pada bulan Desember sampai Maret angin cenderung dari
arah barat, pada bulan April dan Mei angin cenderung dari arah timur, sedangkan pada bulan Oktober sampai dengan Nopember angin bertiup dari arah utara,
kecepatan angin berkisar antara 01 sampai 04 knot.
4.2.3. Fisiografi, Geomorfologi dan Geologi 4.2.3.1. Fisiografi
Menurut Van Bemmelen 1949, secara fisiografi daerah Jakarta terdiri dan 3 jalur fisiografi yaitu : jalur daratan pantai Jakarta, jalur Bogor dan Bandung. Jalur
daratan pantai Jakarta terbentang dari serang sampai Cirebon dengan lebar Iebih kurang 50 km, dibentuk oleh endapan aluvium sungai, rawa, pantai dan aliran
lahar dari gunung api di Selatan. Jalur Bogor terbentang di sebelah Selatan jalur daratan pantai Jakarta, berupa jalur perbukitan yang terdiri dari lapisan-lapisan
batuan sedimen tersier yang sudah terlipat. Aktivitas vulkanisme berupa terobosan batuan beku, tersebar di sepanjang jalur ini. Jalur Bandung menduduki daerah
sebelah jalur Bogor, terdiri dari deretan perbukitan yang diselingi oleh cekungan antar gunung dan deretan gunung api yang merupakan bagian poros Pulau Jawa.
4.2.3.2. Geomorfologi
Secara morfologi lokasi studi merupakan daratan yang menempati daerah sebelah Utara kipas aluvium hingga garis pantai dengan lebar kurang Iebih 6 km
ke arah daratan dan terbentuk oleh adanya pertumbuhan pantai ke arah utara.
41
Daerah pantai ini merupakan suatu daratan yang luas dengan ketinggian antara 0 - 15 m di atas permukaan laut. Beberapa garis pematang pantai umumnya
sejajar dengan garis pantai sekarang terdapat pada bagian utara dataran ini. Gugus-gugus dataran delta tampak di sebelah barat dan timur Teluk Jakarta, yang
merupakan hasil pengendapan material yang keluar melalui muara Sungai Cisadane dan Sungai Bekasi. Dinamika perubahan garis pantai ke arah utara
ditunjukkan dengan adanya tanggul-tanggul pematang pantai purba yang terdapat di sekitar Cilincing, Tanjung Priok dan Kapuk. Pertumbuhan pematang pantaii
Jakarta tidak membentuk garis-garis lurus arah timur - barat tetapi relatif membusur.
4.2.3.3. Geologi
Berdasarkan peta sebaran tekstur sedimen permukaan dasar laut yang dikeluarkan oleh Pusat Pengembangan Geologi Kelautan Bandung 1992 dan
Final Report of Site Selection Study serta Tanjung Priok Port Development oleh Public Port Corporation II 1990, maka karakteristik geologi tanah daerah Ancol
dibentuk sebagian besar dari sedimentasi sungai berupa kombinasi antara lempung pasir sandy clay dan lempung sedikit berkerikil slightly gravely mud.
Kedua tipe sedimen tersebut terhampar memanjang dari barat ke timur di Pesisir Utara Jakarta. Jenis sandy clay seluas ± 41,88 km² membentang mulai dari batas
Kali Angke di sisi barat hingga bagian barat Pelabuhan Tanjung Priok. Sedangkan lempung sedikit kerikilan seluas ± 41,56 km² membentang mulai dari Pelabuhan
Tanjung Priok hingga Kali Bekasi di sisi timur.
Sesuai informasi yang diterima dari bagian Teknik dan Informasi Pelabuhan Sunda Kelapa bahwa telah terjadi penurunan muka tanah daratan
dikawasan pelabuhan sebesar rata-rata 7 cmtahun. Berdasarkan laporan studi AMDAL PANTURA, penurunan muka tanah tersebut disebabkan oleh
gejalafenomena alam yang terjadi disekitar kawasan PANTURA. Untuk mengatasi hal tersebut, Pelabuhan Sunda Kelapa telah melakukan berbagai
upaya pengelolaan dengan melakukan pembuatan tanggul disekeliling kolam pelabuhan dan melakukan pengurugan di beberapa titik lokasi yang mengalami
penurunan muka tanah yang sangat nyata.
42
4.2.4. Lingkungan Sosial Ekonomi Budaya 4.2.4.1. Kependudukan