suatu pelabuhan bagi kapal dan sebagai tolok ukurnya, semakin kecil waktu tunggu akan semakin baik.
3. Perhitungan waktu pelayanan kapal rata-rata, digunakan untuk mengetahui tingkat produktivitas pelayanan suatu pelabuhan atau dermaga dan sebagai
tolok ukurnya semakin kecil waktu pelayanan rata-rata kapal akan semakin baik. Waktu pelayanan kapal adalah jumlah waktu antara bertambat dan
keberangkatan untuk semua kapal dibagi dengan jumlah kapal yang tertambat. 4. Perhitungan waktu kapal di pelabuhan rata-rata, digunakan untuk mengetahui
tingkat pelayanan kapal di pelabuhan dan sebagai tolak ukurnya adalah semakin kecil waktu rata-rata kapal di pelabuhan akan semakin baik.
5. Perhitungan jumlah bongkar muat rata-rata tiap kapal, digunakan untuk
mengetahui ukuran dan produktivitas kapal yang datang ke pelabuhan dan sebagai tolok ukurnya adalah semakin besar jumlah bongkar muat akan semakin
baik. 6. Perhitungan jumlah gang rata-rata yang bekerja tiap
shift per kapal, digunakan untuk menghitung produktivitas buruh bongkar muat di pelabuhan dan sebagai
tolok ukurnya adalah semakin besar produktivitasnya akan semakin baik. 7. Perhitungan produktivitas kapal per jam di pelabuhan, dengan tolok ukur
semakin besar produktivitasnya akan semakin baik. 8. Perhitungan pruduktivitas kapal per jam selama di tambatan atau di dermaga,
dengan tolok ukur semakin besarnya produktivitasnya akan semakin baik. 9. Perhitungan produktivitas kapal per gang-jam selama di tambatan atau di
dermaga, dengan tolok ukur semakin besar produktivitasnya akan semakin baik.
2.1.5. Indikator Kinerja Utilisasi Fasilitas Pelabuhan
1. Perhitungan daya lalu lintas barang di dermaga, digunakan untuk mengetahui produktifitas suatu pelabuhan setiap tahun dan tolok ukurnya adalah semakin
besar daya lalu lintas barang di dermaga akan semakin baik. 2. Perhitungan daya tampung gudang atau lapangan penumpukan, digunakan
untuk mengetahui kapasitas suatu gudang atau lapangan penumpukan. 3. Perhitungan panjang dermaga yang dibutuhkan,
digunakan untuk
merencanakan kebutuhan panjang dermaga atau tambatan.
4. Perhitungan luas gudang atau lapangan penumpukan yang dibutuhkan, digunakan untuk merencanakan kebutuhan luas gudang atau lapangan
penumpukan. 5.
Berth occupancy ratio BOR, digunakan untuk mengetahui tingkat efektifitas penggunaan suatu dermaga, apakah sudah optimal atau belum dan sebagai
tolok ukurnya adalah antara 40 sampai dengan 70. 6. Perhitungan
s hed occupancy rate SOR, digunakan untuk mengetahui tingkat
efektifitas penggunaan suatu gudang atau lapangan penumpukan dan sebagai tolok ukurnya adalah antara 60 samapai dengan 70.
7. Perhitungan utilisasi penggunaan alat bongkar muat, digunakan untuk mengetahui tingkat efektifitas penggunaan alat bongkar muat dan tolok ukurnya
adalah antara 70 sampai dengan 80.
2.1.6. Produktifitas Pelabuhan
Siregar 1995 menjelaskan bahwa perkiraan produktifitas penanganan barang yang akan dicapai di suatu pelabuhan merupakan hal yang penting dalam
perencanaan pengembangan pelabuhan di masa datang. Dalam mempertimbangkan fasilitas pelabuhan yang ada sekarang, perencana terlebih
dahulu harus dapat menentukan : 1 Bagaimana produktifitas pelabuhan yang ada; 2 Bagaimana perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya pengembangan baru.
Sementara itu, ada 3 tiga faktor yang mempengaruhi kinerja penanganan barang di pelabuhan, yaitu : 1 Tingkat produktifitas yang didefinisikan sebagai ton
per gang, per kran, per pompa, per jam dan lain-lain dalam keadaan tanpa gangguan waktu; 2 Gangguan waktu kerja yang dapat mengurangi produksi per
shift; 3 Cara gang buruh dan peralatan kerja. Secara teknik produktifitas pelabuhan ditentukan oleh produktifitas yang
paling kecil dari mata rantai sub sistem yang dilalui oleh barang seperti: dermaga, kran, alat penanganan barang
material handling dan gudang transit. Masalah non teknis, seperti personalia, buruh, administrasi dan prosedur merupakan faktor yang
tidak kalah pentingnya dalam mempengaruhi produktifitas pelabuhan. Dengan demikian pengukuran perbaikan produktifitas pelabuhan dapat dilakukan dalam 3
tiga kategori utama : 1 Menyangkut personalia dan buruh; 2 Menyangkut faktor teknis; 3 Menyangkut faktor-faktor administrasi dan prosedur. Sedangkan
peningkatan produktifias pelabuhan dapat dilihat dari prosentase penurunan waktu pelayanan
service time.
2.2. Aspek Lingkungan