Skenario Pelabuhan Wisata Bahari

Tabel 18. Nilai bobot masing-masing kriteriasub kriteria untuk pemanfaatan pelabuhan bongkar muat di Pelabuhan Sunda Kelapa. No KriteriaSub Kriteria Bobot Nilai 1 Kriteria Ekologi 0.1187 a. Kondisi lingkungan perairan 0.0309 b. Tingkat kesesuaian RTRW 0.0878 2 Kriteria Ekonomi 0.3283 a. Kontribusi pajak pelabuhan 0.0790 b. Volume pendaratan 0.0986 c. Nilai ekonomi dampak pencemaran 0.0578 d. Arus barang 0.0929 3 Kriteria Sosial Budaya 0.2755 a. Persepsi stakeholders 0.1005 b. Konflik pelabuhan dan masyarakat 0.0778 c. Local Employment 0.0972 4 Kriteria Kelembagaan 0.2775 a. Aspek legalitas 0.0935 b. Efektifitas lelembagaan 0.0863 c. Sarana dan prasarana 0.0977 Total 1.0000 Berdasarkan penilaian terhadap tingkat kepentingan pada skenario pelabuhan bongkar muat yang meliputi kriteria ekologi, ekonomi, sosial budaya, dan kelembagaan, maka diperoleh hasil bahwa kriteria ekonomi mempunyai peranan yang lebih penting dari kriteria ekologi, sosial budaya dan kelembagaan. Nilai ekonomi mempunyai bobot 0.3283, kelembagaan dengan bobot 0.2775, sosial budaya dengan bobot 0.2755 dan ekologi mempunyai bobot sebesar 0.1187.

5.6.2. Skenario Pelabuhan Wisata Bahari

Pelabuhan Sunda Kelapa juga merupakan salah satu obyek wisata yang cukup ramai dikunjungi oleh wisatawan mancanegara dan domestik, karena merupakan pelabuhan tertua di Indonesia yang masih mempertahankan ketradisionalannya. Pelabuhan Sunda Kelapa akan tetap dipertahankan keberadaannya, walaupun ada rencana pemerintah DKI melakukan reklamasi pantai. Dalam perencanaan itu, Sunda Kelapa akan digiring menjadi proyek reklamasi untuk pelabuhan wisata bahari Jakarta International Maritime Expo yang disesuaikan dengan proyek revitalisasi kota tua. Ke depan Sunda Kelapa bakal lebih menonjol bukan karena kuantitas lalu lintas transportasi angkutan maritimnya, tetapi lewat Jakarta International Maritime Expo, yang dapat ditunjukkan melalui teknologi kebaharian masa lampau Anonimous, 2005. Di Pelabuhan Sunda Kelapa sedang dilakukan pembangunan gedung marina club GMC yang bertujuan melayani kebutuhan anggota seperti pelayanan administrasi, pelayanan makan minum, mandi, istrahat dan lainnya. Gedung ini dibangun pada lahan seluas 3.000 m 2 dengan tinggi tiga lantai berlokasi di sebelah dermaga ASDP. Gedung Marina dilengkapi dengan fasilitas Yacth centre menyediakan sarana parkir dari berbagai macam ukuran yaitu 60 sampai 180 m, yang merupakan bangunan yang terdiri dari ponton-ponton tempat tambat yacth dengan kapasitas tampung 205 yacth. Bobot hasil penilaian stakeholders terhadap pelabuhan wisata bahari disajikan pada Tabel 19. Tabel 19. Nilai bobot masing-masing kriteriasub kriteria untuk pemanfaatan pelabuhan wisata bahari di Pelabuhan Sunda Kelapa No. KriteriaSub Kriteria Bobot Nilai 1 Kriteria Ekologi 0.1519 a. Kondisi lingkungan perairan 0.0531 b. Tingkat kesesuaian RTRW 0.0987 2 Kriteria Ekonomi 0.2815 a. Kontribusi pajak pelabuhan 0.0846 b. Volume pendaratan 0.0536 c. Nilai ekonomi dampak pencemaran 0.0838 d. Arus barang 0.0594 3 Kriteria Sosial Budaya 0.2657 a. Persepsi stakeholders 0.0974 b. Konflik pelabuhan dan masyarakat 0.0929 c. Local employment 0.0754 4 Kriteria Kelembagaan 0.3010 a. Aspek legalitas 0.1105 b. Efektifitas kelembagaan 0.0907 c. Sarana dan prasarana 0.0998 Total 1.0000 Berdasarkan penilaian terhadap tingkat kepentingan pada skenario pelabuhan wisata bahari yang meliputi kriteria ekologi, ekonomi, sosial budaya, dan kelembagaan, diperoleh hasil bahwa kriteria kelembagaan mempunyai peranan yang lebih penting dari kriteria ekologi, ekonomi dan sosial budaya. Dalam hal ini nilai kelembagaan mempunyai bobot 0.3010, selanjutnya kriteria ekonomi dengan bobot 0.2815, sosial budaya dengan bobot 0.2657 dan kriteria ekologi mempunyai bobot 0.1519.

5.6.3. Skenario Pelabuhan Peti Kemas