Konflik Pelabuhan dengan Masyarakat

pusat pelayanan jasa kepelabuhanan, aktivitas pelayaran, bisnis dan lapangan kerja bagi masyarakat yang berdomisili di kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa. Pelabuhan Sunda Kelapa bagi sebagian besar stakeholders berpendapat bahwa Pelabuhan Sunda Kelapa merupakan pusat kota tua dan pusat pemerintahan tempo dulu. Nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh peninggalan masa lalu sebagai kota sejarah tetap dipertahankan. Perkembangan Pelabuhan Sunda Kelapa saat ini masih tetap mempertahankan ketradisionalannya. Pelabuhan Sunda Kelapa memberikan pelayanan jasa kepelabuhanan secara handal serta berperan sebagai pelabuhan wisata bahari.

5.4.2. Konflik Pelabuhan dengan Masyarakat

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden dan temuan lapang masih terdapat penempatan lahan oleh Squatter di kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa, terutama di Kampung Japat Kelurahan Ancol, namun dalam hal ini pihak pengelola pelabuhan Sunda Kelapa tidak bisa mengambil tindakan, karena penempatan lahan oleh Squatter terjadi sebelum diterbitkan hak pengelolaan lahan oleh pemerintah pada tahun 1986, padahal mereka menempati lahan tersebut sebelum tahun 1986. Status lahan yang ditempati oleh penduduk tersebut kebanyakan tidak memiliki sertifikat hak milik, sehingga hanya memiliki hak guna bangunan atau hak guna pakai, walaupun hak guna lahan dipegang oleh pengelola Pelabuhan Sunda Kelapa DKI Jakarta. Jika pihak pengelola pelabuhan ingin menggunakan kembali lahan yang ditempati oleh penduduk. Dalam hal ini pihak pengelola berkewajiban untuk membayar ganti rugi kepada pihak yang menempati lahan tersebut, atau pihak pengelola mencari lahan baru untuk memindahkan pemukiman penduduk tersebut ke tempat pemukiman yang lebih layak. Hasil pengamatan langsung di pelabuhan masih banyaknya masyarakat membuang sampah ke perairan pelabuhan. Hal ini disebabkan masyarakat masih menganggap kolam pelabuhan tempat yang paling efektif sebagai tempat pembuangan akhir sampah rumah tangga. Hal ini telah sering terjadi sepanjang tahun, sehingga pihak pengelola pelabuhan mengalami kesulitan walaupun telah melakukan penyuluhan tentang kebersihan lingkungan. Informasi yang diperoleh dari masyarakat, tidak semua sampah dan limbah padat yang terdapat di perairan pelabuhan berasal dari pemukiman penduduk sekitar pelabuhan. Sampah, limbah padat, limbah cair dan gas yang terdapat di perairan pelabuhan juga berasal dari kegiatan pelabuhan itu sendiri. Selain itu limbah dan sampah juga berasal dari 13 sungai yang bermuara di Teluk Jakarta dan yang berhubungan langsung dengan perairan Pelabuhan Sunda Kelapa adalah Sungai Ciliwung dan Kali Opak . Beban pencemaran perairan Pelabuhan Sunda Kelapa disebabkan oleh tingkat kesadaran masyarakat dalam upaya menjaga kualitas perairan pelabuhan yang baik, masih belum melembaga. Khususnya untuk pemukiman dan pelaku aktivitas dalam kawasan pelabuhan, tingkat kesadaran tersebut terbentuk dari persepsi yang kurang baik yaitu anggapan bahwa perairan pelabuhan tidak mungkin dapat menjadi bersih, anggapan limbah yang diproduksi hanya sedikit dan anggapan bahwa limbah yang diproduksi tidak tergolong limbah yang berbahaya. Aktivitas dalam kawasan pelabuhan yang begitu banyak disertai kurangnya sarana dan prasarana pengelola limbah, merupakan pangkal munculnya anggapan dari masyarakat bahwa perairan pelabuhan tidak mungkin menjadi bersih . Tingkat pengetahuan terhadap masalah pencemaran merupakan hal yang mendasari anggapan bahwa limbah yang diproduksi oleh pelaku suatu aktivitas bukan termasuk limbah yang perlu dikhawatirkan. Agar lingkungan perairan di kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa terjaga kebersihannya, pihak pengelola perlu memberikan penyuluhan secara intensif tentang peraturan-peraturan lingkungan dan bahaya pencemaran serta menerapkan sanksi bagi yang melanggar peraturan.

5.4.3. Local Employment