Agama Budaya Lingkungan Sosial Ekonomi Budaya 1. Kependudukan

45

4.2.4.3. Agama

Agama Islam merupakan agama yang dianut oleh sebagian besar penduduk Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan 78,79, sedangkan penduduk Iainnya menganut agama Katholik 8,81 jiwa, protestan 3,30, Hindu 0,7, Budha 8,1 dan Iainnya 0,3. Untuk menunjang kegiatan keagamaan penduduk di Kelurahan Ancol, tersedia sarana peribadatan yang terdiri dan 13 masjid, 19 musholla, 3 gereja dan 1 pura. Seperti halnya penduduk Kelurahan Ancol, sebagian besar penduduk Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan menganut agama Islam 77,15, sedangkan penduduk Iainnya menganut agama katholik 2,33 jiwa, protestan 3,25, Hindu 0,4, budha 16,61 dan Iainnya 0,26. Untuk menunjang kegiatan keagamaan penduduk di Kelurahan Ancol, tersedia sarana peribadatan yang terdiri dari 25 masjid, 42 musholla, 3 gereja, 1 pura dan kuilkelenteng. Jumlah rumah ibadah menurut agama masing-masing disajikan pada Gambar 12. 77,15 3,25 0,4 16,61 0,26 8,1 2,33 0,7 0,3 3,3 8,81 78,79 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Islam Katholik Protestan Hindu Budha Lainnya Kelurahan Penjaringan Kelurahan Ancol Sumber: Badan Pusat Statistik Kotamadya Jakarta Utara, 2004 diolah Gambar 12. Persentase agama yang dianut penduduk di Kelurahan Ancol dan Penjaringan

4.2.4.4. Budaya

Tingginya persentasi penduduk pendatang baik yang sudah menetap maupun yang bersifat musiman serta aksesibilitas yang cukup baik ke lokasi - lokasi strategis, sangat mempengaruhi karakter penduduk sekitar pelabuhan,, mereka Iebih terbuka menerima pendatang baruorang luar maupun nilai-nilai baru yang datang. Seperti halnya penduduk dibagian kota Jakarta Iainnya yang sudah berasimilasi, adat istiadat daerah asalnya sudah tidak begitu kuat mewamai kehidupan mereka sehari-hari. Namun masih terdapat beberapa upacara 46 keagamaan yang tetap dilaksanakan, seperti khitanan, kematian dan upacara yang berkaitan dengan hari-hari besar agama khususnya agama Islam. Di Kelurahan Penjaringan terutama di kampung Luar Batang yang masuk kedalam kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa merupakan kawasan Kota Tua yang direvitalisasi menjadi kawasan kota peninggalan sejarah dengan mesjid berarsitektur betawi pesisir Mesjid Luar Batang dan juga terdapat Makam Al Idrus termasuk juga Delta Sunda Kelapa dengan Menara Syahbandar dan Mesium Bahari, Kali Opak dengan muara Sungai Ciliwung yang dijadikan galangan kapal, Eks Kastil Batavia, Kali Besar dengan area perdagangan tertua di Jakarta, area perpindahan moda transportasi air dan darat, Taman Fatahillah Fenomena Old Civic Center, VOC, Stasiun Kota, Pecinan bangunan khas China dan Pekojan bangunan khas Arab. Revitalisasi ini bertujuan menghidupkan kembali kawasan sejarah dengan cakupan program meliputi pengembangan mesium pusat seni budaya, pembangunan monumen memorial site dan mesium peringatan Fatahillah Jayakarta Promenada yang merentang dari pasar ikan hingga ke ujung Muara Baru. Mesjid Luar Batang masih ramai dikunjungi sebagai tempat religius mulai dalam negeri maupun mancanegara. Jumlah kunjungan turis domestik dan mancanegara yang berkunjung di Pelabuhan Sunda Kelapa periode tahun 1999 - 2004 dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Jumlah kunjungan turis domestik dan mancanegara yang berkunjung pada Pelabuhan Sunda Kelapa tahun 1999 - 2004. Tahun Turis Asing Orang Total Turis Asing Turis Domestik Total USA Eropa Asia Jepang Asean Australia 1999 611 4.027 1.063 2.578 1.154 422 9.855 1.078 10.933 2000 240 2.962 1.102 1.836 1.500 470 8.110 2.615 10.725 2001 371 10.907 508 509 348 351 12.994 2.013 15.007 2002 133 11.351 226 114 3 172 11.999 1.766 13.765 2003 17 6.079 248 143 - 63 6.550 1.869 8.419 2004 2 11.949 131 - - 101 12.183 2.445 14.628 Sumber: PT. Persero Pelindo II cabang Sunda Kelapa, 2005 Diolah Tabel 6 menunjukkan jumlah kunjungan turis mancanegara dan turis domestik di Pelabuhan Sunda Kelapa DKI Jakarta telah mengalami fluktuasi. Naik turunnya jumlah kunjungan turis tersebut akibat kurang kondusifnya Ibukota Negara terutama pada tahun 2003 tercatat hanya 6.550 orang turis mancanegara dan 1.869 orang turis domestik. 47

4.2.5. Rencana Peruntukan Lahan Terintegrasi