Perumusan Masalah Orientasi Gizi Masyarakat Studi Sosio Budaya di Provinsi NTB (Kasus di Pulau Lombok Provinsi NTB
9 balita, anak mulai memiliki daya ingat yang kuat dan tajam. Dengan makan
makanan yang bergizi seimbang secara teratur, diharapkan pertumbuhan anak akan berjalan optimal Nadesul dalam Sahidu, 2009.
Menurut Hardinsyah 2007, status gizi seorang anak sangat ditentukan oleh konsumsi pangan dan pola pengasuhan yang didapatnya, semakin baik
kondisi pangan yang dikonsumsi, baik secara kualitas maupun kuantitas, dan semakin baik pola pengasuhan yang didapat semakin baik status gizi anak. Status
gizi berdampak luas, pada pembangunan sosial dan produktivitas ekonomi. Pada masa kanak-kanak, status gizi berpengaruh terhadap imunitas, perkembangan
kognitif, pertumbuhan, dan stamina tubuh. Pada masa dewasa, status gizi erat kaitannya dengan kesehatan, stamina dan kapasitas kerja yang maksimal.
Anak yang sehat akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang normal dan wajar, yaitu sesuai standar pertumbuhan fisik anak pada umumnya
dan memiliki kemampuan sesuai standar kemampuan anak seusianya. Dengan perkataan lain anak yang sehat adalah anak yang dapat tumbuh kembang dengan
baik dan teratur, jiwanya berkembang sesuai dengan tingkat umurnya, aktif, gembira, makannya teratur, bersih dan dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya Soegeng, 1999.
Penilaian status gizi berfungsi untuk mengetahui apakah seseorang atau sekelompok orang mempunyai gizi yang baik atau tidak. Beberapa cara yang
dapat digunakan untuk menilai status gizi antara lain adalah konsumsi makanan, antropometri, biokimia dan klinis Riyadi, 2003 dalam Sukandar, 2007.
Gizi buruk adalah suatu istilah teknis yang umumnya dipakai oleh kalangan gizi, kesehatan dan kedokteran. gizi buruk adalah bentuk terparah dari
proses terjadinya kekurangan gizi menahun. Anak balita sehat atau kurang gizi secara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara berat badan
menurut umurnya dengan rujukan standar yang telah ditetapkan.
Apabila berat badan menurut umur sesuai dengan standar, anak disebut gizi baik, dan kalau
sedikit di bawah standar disebut gizi kurang. Apabila jauh di bawah standar dikatakan gizi buruk. Gizi buruk yang disertai dengan tanda-tanda klinis disebut
marasmus atau kwashiorkor. Sementara itu, pengertian di masyarakat tentang busung lapar adalah tidak tepat. Sebutan busung lapar yang sebenarnya adalah
keadaan yang terjadi akibat kekurangan pangan dalam kurun waktu tertentu pada satu wilayah, sehingga mengakibatkan kurangnya asupan zat gizi yang
diperlukan, yang pada akhirnya berdampak pada kondisi status gizi menjadi kurang atau buruk dan keadaan ini terjadi pada semua golongan umur. Tanda-
tanda klinis pada busung lapar pada umumnya sama dengan tanda-tanda pada marasmus dan kwashiorkor. Anak kurang gizi pada tingkat ringan dan atau
sedang tidak selalu diikuti dengan gejala sakit. Dia seperti anak-anak lain, masih bermain dan sebagainya, tetapi bila diamati dengan seksama badannya mulai
kurus Depkes RI, 2005.