Definisi Operasional Orientasi Gizi Masyarakat Studi Sosio Budaya di Provinsi NTB (Kasus di Pulau Lombok Provinsi NTB

35 Kabupaten Lombok Timur, sedangkan untuk desa di wilayah persawahan adalah Desa Kotaraja, dan Loyok, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Mei 2012, sebelumnya dilakukan pra penelitian pada bulan Desember 2011. Unit analisa penelitian ini yakni komunitas suku Sasak di wilayah pesisir dan wilayah persawahan. Namun, mengingat keterbatasan waktu dan biaya maka penelitian ini menggunakan data rumahtangga yang memiliki anak bergizi buruk dan gizi kurang untuk mendalami konteks sosial masyarakat Sasak.

4.3 Sumber, Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder. Data primer yakni terdiri dari data kuantitatif diperoleh secara langsung dari responden rumahtangga terpilih dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner, dan data kualitatif diperoleh dari informan kunci yang dipilih secara sengaja dengan memperhatikan perannya di masyarakat dan pemahamannya yang mendalam mengenai topik yang dikaji. Data kuantitatif mengenai kondisi status gizi buruk dan gizi kurang diperoleh melalui wawancara terstruktur dengan bantuan kuesioner kepada responden terpilih. Sebagai pembanding data juga diperoleh dari yang berstatus gizi normal. Data kualitatif diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam dengan panduan pertanyaan dan FGD dilakukan untuk memperoleh gambaran pandangan dari pihak-pihak terkait, dan masyarakat lokal mengenai kasus gizi buruk. Sedangkan data sekunder diperoleh dari sejumlah instansi terkait yaitu instansi pemerintah Dinas Kesehatan baik tingkat provinsi dan kabupaten, dan swasta LSM, mengenai bentuk kebijakan yang telah dibangun untuk mengurangi kasus gizi buruk, dan dampaknya terhadap kasus gizi buruk itu sendiri.

4.4 Cara Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel data kuantitatif dilakukan dengan cara Simple cluster sampling atau pengambilan sampel gugus sederhana Singarimbun, 1987 , dengan langkah-langkah sebagai berikut 1. Menentukan sampling frame berdasarkan daftar nama balita dengan status gizi buruk dan gizi kurang. Sumber data untuk sampling frame diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Provinsi NTB. 2. Dari data yang ada kemudian di cluster atau dikategorikan menjadi dua jenis kumpulan responden, yakni kategori responden dari Sasak persawahan dan kategori Sasak pesisir. Jumlah sampel di masing-masing komunitas sebesar 30 balita gizi buruk dan kurang untuk komunitas Sasak pesisir dan 30 balita gizi buruk dan gizi kurang untuk komunitas Sasak persawahan. Sebagai pembanding diambil juga sampel dengan status gizi normal sebanyak 15 balita untuk masing-masing komunitas. 36

4.5 Teknik Analisis Data

Data dan informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini dianalisis melalui dua pendekatan yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Untuk data kuantitatif dilakukan tabulasi silang untuk melihat gambaran kasus gizi buruk dan gizi kurang, serta gizi normal pada dua komunitas berbeda. Data kualitatif berfungsi untuk menjelaskan alasan secara filosofis mengenai faktor pembeda yang menyebabkan booming kasus gizi buruk dan gizi kurang. 37 5 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Wilayah Pesisir: Desa Batu Nampar dan Desa Paremas Desa Batu Nampar merupakan salah satu desa di Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur. Berdasarkan data Profil Desa Desa Batu Nampar Tabel 5, diketahui bahwa berdasarkan jenis kelamin, proporsi penduduk perempuan lebih besar dibandingkan proporsi penduduk laki-laki. Jumlah penduduk keseluruhan adalah 2.268 jiwa yang terdiri dari laki-laki 956 dan perempuan 1.312 jiwa. Sedangkan kepala keluarga berjumlah 1.515 KK. Hal ini diduga disebabkan karena maraknya migrasi yang dominan dilakukan oleh penduduk laki-laki ke Malaysia dan Arab Saudi, kondisi ini serupa dengan kondisi di Desa Kotaraja. Tabel 5. Kelompok Umur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Umur Tahun Laki-laki orang Persentase Perempuan orang Persentase Jumlah orang Persentase – 5 21 2,20 31 2,36 52 2,29 6 – 13 97 10,15 104 7,93 201 8,86 14 – 18 201 21,03 275 20,96 476 20,99 19 – 25 199 20,82 223 17,00 422 18,61 26 – 45 213 22,28 336 25,61 549 24,21 46 – 57 145 15,17 228 17,38 373 16,45 57 ke atas 80 8,37 115 8,77 195 8,60 Jumlah 956,00 100,00 1312,00 100,00 2268,00 100,00 Sumber: PODES Batu Nampar, 2012 Berdasarkan Tabel 5 di atas diketahui fakta bahwa sebagian besar penduduk di desa Batu Nampar berada pada usia produktif. Sebanyak 213 orang atau 22,28 persen penduduk berada pada kelompok umur 26-45. Berdasarkan proporsi jenis kelamin, penduduk desa Batu Nampar cenderung lebih banyak perempuan, sebanyak 1321 jiwa penduduk desa Batu Nampar adalah perempuan. Kategori usia produktif 26-45 tahun sebanyak 336 jiwa atau 25,61 persen. Luas wilayah Desa Batu Nampar 155 Ha dengan topografi pantai terdiri dari tiga dusun, yaitu Batu Nampar, Batu Nampar Selatan dan Temayang dan dengan kepadatan penduduk 0,068 orangM. Batas-batas dan orbitasi Desa Batu Nampar adalah sebagai berikut: sebelah Utara Temayang, sebelah Timur Temayang, sebelah Selatan Teluk Ekas dan sebelah Barat Batu Nampar.