Pola Organisasi Efront sebagai Pusat Sumber Belajar

67 Keempat fungsi pusat sumber belajar dengan kegiatan-kegiatan di atas merupakan fungsi dan kegiatan yang ideal. Seberapa jauh kegiatan yang ideal tersebut dapat dilaksanakan oleh pusat sumber belajar, akan sangat bergantung pada tujuan entitas yang ada dalam pusat sumber belajar yang bersangkutan. Namun demikian dapatlah dipastikan bahwa keempat fungsi di atas akan selalui dijumpai dalam setiap pusat sumber belajar sebagai suatu lemabaga yang berusaha untuk memajukan efektifitas dan efisiensi kegiatan pembelajaran. Yang berbeda hanyalah kegiatan-kegiatan nyaata yang berhubungan dengan keempat fungsi di atas, sesuai dengan adanya batasan-batasan yang terdapat pada masing- masing pusat sumber belajar.

2.5.2 Pola Organisasi Efront sebagai Pusat Sumber Belajar

Menurut Tucker 1979 dalam Mudhoffir 1992: 13 mendifinisikan pusat sumber belajar dengan istilah media center, dengan pengertian suatu departemen yang memberikan fasilitas pendidikan, pelatihan, dan pengenalan melalui produksi bahan media dan pemberian pelayanan penunjang. Definisi tersebut mencerminkan fungsi dan isi dari pusat sumber belajar itu sendiri. Karena perkembangan teknologi komputer, maka pusat sumber belajar perlu ditambah pusat informasi dan komunikasi yang menggunakan komputer. Apabila pusat sumber belajar kita kaitkan dengan kawasan teknologi instruksional, maka tampak bahwa sebenarnya pusat sumber belajar itu dibentuk dan dipengaruhi oleh lingkungan yang erat hubungannya dengan kawasan tersebut. Lingkungan yang mempengaruhi tesebut dapat berupa klien, pengelolaan, staf, politik, fasilitas, peralatan, dan dana. 68 68 Yang dimaksud dengan klien adalah orang-orang yang menggunakan pusat sumber belajar tersebut atau biasa disebut dengan entitas. Bila pusat sumber belajar tersebut berada pada sekolah, maka klien utama adalah guru, peserta didik, dan pengelola. Yang dimaksud dengan pengelolaan adalah bagaimana pengelolaan pusat sumber belajar tersebut. Seorang pengelola bertanggungjawab terhadap semua entitas yang menggunakan pusat sumber belajar tersebut. Demikian juga sebaliknya, entitas juga harus bertanggungjawab kepada pengelola, dengan cara mematuhi peraturan-peraturan yang telah dibuat dalam sistem pembelajaran. Staf petugas atau pengelola sangat berpengaruh langsung terhadap pusat sumber belajar. Pengelola dalam sistem pengembangan pembelajaran ini sangat penting, hal ini dikarenakan betapa pun tinggi dan modern mutu peralatan dan media yang disediakan, apabila tidak dikelola oleh tenaga yang ahli dan terampil, maka tidak mungkin pusat sumber belajar akan dapat berfungsi dengan baik. Politik secara tidak kita sadari juga bepengaruh. Karena salah satu fungsi pusat sumber belajar memberikan infromasi, maka dapat dilihat siapa pemberi informasi dan kepada informasi tersebut disampikan. Pusat sumber belajar pada suatu sekolah akan berbeda pesan atau misi yang dibawanya bila dibandingkan dengan suatu pusat sumber belajar lembaga keuangan. Fasilitas untuk perpustakaan, peralatan, studio, laboratorium, dan staf yang memadai dengan pengaturan ruang yang baik sehingga entitas menjadi terbiasa dan nyaman adalah faktor yang menentukan keberhasilan pusat sumber belajar. Apalagi 69 didukung dengan pelayanan yang baik. Pengaruh fasilitas terhadap pusat sumber belajar yang lain adalah seperti penataan dan arsitektur yang menarik. Peralatan yang memadahi berpengaruh langsung dalam efektifitas pelayanan. Kemajuan dan perkembangan peralatan dan teknologi sangat cepat bahkan kadang-kadang lebih cepat daripada program kita. Oleh karena itu pengelolaan pusat sumber belajar harus selalu mengikuti perkembangan peralatan baru. Meskipun demikian, kita harus selalu berpedoman betapa pun baru dan modernnya peralatan dan kemajuan teknologi, kita harus mampu memilih peralatan yang tepat dan sesuai dengan maksud pesan yang ingin dicapai seefektif-efektifnya. Dana berpengaruh, terutama dalam kegiatan operasional. Walaupun engadaan peralatan cukup, bila tidak ditunjang dengan dana operasional, maka pengelolaan pusat sumber belajar tidak berdaya. Dana yang realistis dapat memungkinkan segala sesuatu berjalan dengan baik, pelayanan yang meningkat, dengan produk bermutu. Pola organisasi pada umumnya daat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1 Pola terpisah independent and decentralized, 2 Pola terpusat centralized, 3 Kombinasi dari kedua pola tersebut Hybrid. Dalam pengembangan Learning Management System Efront menggunakan pola terpusat, hal ini dikarenakan secara abstrak lokasi yang digunakan dalam proses pembelajaran berada pada satu tempat yang sama, yaitu lingkungan pembelajaran maya. Dalam virtual learning environment yang ada pada learning management system Efront entitas pengelola, guru, dan peserta didik dapat 70 70 bertemu secara tidak langsung pada satu tempat yang sama, begitu pula dengan sarana, peralatan, dan fasilitas dapat ditemukan dalam kelas maya tersebut. Demikian pula dengan denah Learning Resource Center dalam pola terpusat akan memudahkan peserta didik dalam mengerjakan tugas yang terpadu yang terdiri dari sumber literatur, kemudian mengatur peraatan dan playback secara individual. Karena letak bahan ajar sudah tersedia menjadi satu dalam sistem virtual tersebut, maka peserta didik secara nyata tidak perlu pergi dari tempat satu ke tempat lain yang letaknya jauh hanya untuk mencari sumber belajar lain.

2.6 Pembelajaran pada Mata Pelajaran Pemrograman Web

2.6.1 Pengertian Pembelajaran

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengelamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya Slameto: 2003: 2. Selain itu belajar juga dapat diartikan sebagai proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup dan adanya perubahan tingkah laku dalam diri orang tersebut yang menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan kognitif dan ketrampilan psikomotorik maupun yang menyangkut nilai dan sikap afektif. Pembelajaran adalah perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas mengajar dan belajar. Proses pembelajaran merupakan kegiatan interaksi antara dua unsur manusia, yaitu siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar, dengan siswa sebagai subjek pokonya Sudarwan: 1995 dalam Budiarso 2008: 8. Dalam proses belajar mengajar PBM akan terjadi interaksi antara