78
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi suatu masalah diperlukan suatu data yang tepat, oleh sebab itu manusia melakukan sebuah
penelitian untuk mendapatkan data tersebut. Untuk memperoleh data yang akurat maka diperlukan suatu metode yang tepat untuk melakukan sebuah penelitian.
Menurut Moleong 1998 dalam Budiarso 2008: 41 menyatakan bahwa metode penelitian adalah cara untuk melakukan pengamatan dengan pemikiran yang tepat
secara terpadu melalui tahapan-tahapan yang disusun secara ilmiah untuk mencari, menyusun, dan menganalisis serta menyimpulkan data, sehingga dapat
dipergunakan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
3.2 Desain Penelitian
Rancangan penelitian atau istilah populernya research design diartikan oleh Campbell dan Stanley 1966 dalam Bahari 2008 sebagai tahap perlakuan
sebelum dan sesudah eksperimen. Dalam disertasinya Nancy Chism 1984: 52-53 memandang sebagai tahap-tahap pelaksanaan pengumpulan data.
Rancangan pada dasarnya merencanakan suatu kegiatan sebelum dilaksanakan. Kegiatan merencanakan itu mencakup komponen-komponen
penelitian yang diperlukan. Sehubungan dengan hal itu Lincoln dan Guba 1985:
79
226 mendefinisikan rancangan penelitian sebagai usaha merencanakan kemungkinan-kemungkinan tertentu secara luas tanpa menunjukan secara pasti apa
yang akan dikerjakan dalam hubungan dengan unsurnya masing-masing. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dimana
penelitiannya menggunakan logika hepotetika verifikatif. Dimulai dengan befikir deduktif untuk menurunkan hipotesis, kemudian melakukan verifikasi data empiris
dan menguji hipotesis berdasarkan data empiris serta menarik kesimpulan atas dasar hasil pengujian hipotesis. Untuk itu peran statistika sangat diperlukan
Sudjana, 1989: 195. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif.
Selain itu, jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Eksperimen adalah suatu cara untuk menyelidiki kemungkinan saling berhubungan
sebab akibat bersifat kasual dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan Nasir 1989: 16.
Menurut Sugiyono 2012: 108 desain penelitian eksperimen dibagi menjadi ke dalam beberapa bentuk desain penelitian, yaitu: Pre-Experimental Design, True
Experimental Design, Factorial Design, dan Quasi Experimental Design. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:
80
80
Gambar 3.1. Macam-Macam Metode Eksperimen Dalam skripsi ini, peneliti menggunakan desain penelitian True Experimental
Design. Menurut Sugiyono 2012: 112 dikatakan True Experimental eksperimen yang betul-betul karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel
luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen, dengan demikian validitas tinggi. Ciri utama dari True Experimental adalah bahwa sampel yang digunakan untuk
eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol K diambil secara random dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel dipilih
secara random. Selain itu bentuk True Experimental Design dibagi menjadi 2 dua, yaitu: posttest-only kontrol design dan pretest-posttest kontrol group design.
Desain Eksperimen
Pre-Experimental
True Experimental
Factorial Design
Quasi Experimental
One-shot Case Studi One Group Pretest-
Posttest Intec-Group Comparison
Posttest Only Kontrol Design
Pretest-Posttest Kontrol Group Design
Time-Series Design Nonequivalent Kontrol
Group Design
81
Di sini peneliti menggunakan pola penelitian pretest-postest kontrol group design, dimana dalam desain ini sekelompok subyek yang diambil ditempatkan ke
dalam kelompok eksperimen E dan kelompok kontrol K. Kelompok eksperimen E dikenai variabel perlakuan tertentu dalam jangka waktu tertentu, dan kelompok
kontrol K variabel yang tidak dikenai perlakuan. Kemudian, kedua kelompok ini dikenai pengukuran yang sama dan dibandingkan hasilnya.
Dalam Sugiyono 2012: 112 metode eksperimen dengan True Experimental Design Pola Pretest-Postest Kontrol Group Design dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 3.2. Pola Pretest-Postest Kontrol Group Design Atau lebih jelasnya dari rumus di atas dapat dijabarkan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 3.1. Rumus Penelitian Pretest-Posttest Kontrol Group Design Group
Teknik pengambilan
Pretest Treatment
Postest E
R O
1
X O
2
K R
O
3
O
4
Keterangan:
E = Kelompok Eksperimen
K
= Kelompok Kontrol
R = kelompok eksperimen dan kontrol peserta didik SMK Negeri 8
Semarang diambil secara random.
R O
1
X O
2
R O
3
O
4
82
82
O
1
O
3
= kedua kelompok tersebut diobservasi dengan pretest untuk mengetahui minat dan hasil belajar awalnya.
O
2
= minat dan hasil belajar peserta didik setelah mengikuti pembelajaran pemrograman web dengan LMS Efront.
O
4
= minat dan hasil belajar kelompok kontrol setelah mengikuti pembelajaran pemrograman web yang tidak menggunakan LMS
Efront.
X = treatment. Kelompok atas sebagai kelompok eksperiment diberi
tereatment, yaitu pembelajaran menggunakan LMS Efront, sedangkan
kelompok bawah
sebagai kelompok
kontrol, pembelajaran tidak menggunakan LMS Efront. Pengaruh
pembelajaran dengan LMS Efront adalah O
2
– O
4
Langkah-langkah dalam peneitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Menentukan Populasi Menentukan populasi dari keseluruhan peserta didik kelas X
Multimedia SMK Negeri 8 Semarang. 2.
Menentukan Sampel Menentukan sampel dengan pengambilan cluster sampling, dilakukan
dengan cara menerapkan perlakuan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
3. Menyusul Instrumen Penelitian
83
4. Menguji coba soal di kelas yang telah dipilih sebagai kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Pada penelitian ini dipilih kelas X Multimedia 1 dan X Multimedia 2.
5. Menganalisis hasil tes uji coba untuk mengetahui validitas, reliabilitas,
daya pembeda, dan tingkat kesukaran. 6.
Menentukan butir soal yang akan digunakan dalam tes akhir pada penelitian yang sesuai syarat berdasarkan analisis instrumen uji coba.
7. Melakukan matching dan pretest untuk uji normalitas dan homogenitas.
Setelah diketahui bahwa kedua kelas berasal dari kemampuan yang sama, kemudian dilakukan perlakuan pada kedua kelas tersebut.
8. Mengimplementasikan Learning Management System Efront di
pembelajaran aktif pada kelompok eksperimen dan pembelajaran tanpa interverensi pada kelompok kontrol.
9. Melakukan kegiatan observasi selama jalannya pembelajaran, baik
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. 10. Menganalisis hasil tes serta lembar observasi dan menyusun laporan
penelitian.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian