Lebih lanjut Tirtawinata dan Fachrudin 1996 menyatakan bahwa terdapat tiga alternatif model agrowisata yang dapat diterapkan adalah sebagai berikut :
1. Alternatif pertama. Memilih daerah yang mempunyai potensi agrowisata
dengan masyarakat tetap bertahan dalam kehidupan tradisional berdasarkan nilai-nilai kehidupannya. Model alternatif ini dapat ditemui di daerah terpencil
dan jauh dari lalu lintas ekonomi luar. 2.
Alternatif kedua. Memilih salah satu tempat yang dipandang strategis dari segi geografis pariwisata, tetapi tidak mempunyai potensi agrowisata sama sekali.
Pada daerah ini akan dibuat agrowisata buatan. 3.
Alternatif ketiga. Memilih daerah yang masyarakatnya memperlihatkan unsur- unsur tata hidup tradisional dan memiliki pola kehidupan bertani, beternak,
berdagang dan sebagainya serta tidak jauh dari lalu lintas wisata yang cukup padat.
2.2.6. Sarana dan Prasarana Pendukung Agrowisata
Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Barat mengklasifikasikan faktor sarana pendukung agrowisata kedalam dua jenis, yaitu sarana umum dan sarana khusus.
1. Sarana umum, terbagi kedalam tiga bagian, yaitu sarana pokok, sarana
pelengkap dan sarana penunjang. a Sarana pokok, meliputi: sarana transportasi, sarana akomodasi, sarana restoran dan tempat makan lainnya,
sarana travel biro biro perjalanan umum, souvenir shop perusahaan penjual cinderamata. b Sarana pelengkap, meliputi: fasilitas olahraga dan fasilitas
permainan. c Sarana pendukung, meliputi: fasilitas hiburan dan lainnya. 2.
Sarana khusus, diantaranya meliputi laboratorium, tempat studi, literatur pendukung, tenaga peneliti pada objek yang dimaksud dan lain-lain.
Faktor prasarana dalam agrowisata secara umum dibagi ke dalam dua golongan, yaitu :
1. Prasarana perekonomian,
meliputi prasarana transportasi, prasarana
komunikasi, prasarana perbankan dan prasarana utilitas. 2.
Prasarana sosial, meliputi prasarana pendidikan kepariwisataan, prasarana kesehatan, prasarana keamanan dan pusat informasi pariwisata.
Menurut Tirtawinata dan Fachruddin 1996 sarana dan fasilitas yang dibutuhkan untuk suatu agrowisata antara lain :
1. Jalan menuju lokasi
2. Pintu gerbang
3. Tempat parkir
4. Pusat informasi
5. Sign board
papan informasi 6.
Jalan sirkulasi dalam kawasan agrowisata 7.
Shelter 8.
Toilet 9.
Tempat ibadah 10.
Tempat sampah
BAB III METODOLOGI
3.1. Lokasi dan Waktu Studi
Studi ini berlokasi di Desa Situdaun, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor Barat, Propinsi Jawa Barat. Lokasi studi terletak di sebelah barat Kota
Bogor, dengan jarak tempuh 15 km dari pusat kota tersebut Gambar 2. Pengambilan data tersebut dimulai pada minggu pertama bulan Januari 2006
sampai minggu keempat bulan Juni 2006. Kegiatan studi ini diselesaikan pada
minggu ketiga bulan Januari 2008.
Gambar 2. Peta Orientasi Lokasi di Desa Situdaun
Sumber: Peta Rupa Bumi 1999
Sungai Cihideung Sungai Cinangneng
Tanpa skala
U
Kabupaten Bogor