4.2. Sintesis
Hasil analisis yang dilakukan terhadap elemen tapak, baik data yang berupa biofisik dan sosial diklasifikasikan ke dalam potensi dan kendala untuk
memperoleh sejumlah alternatif pemecahan masalah perencanaan tapak sebagai
objek agrowisata Tabel 15.
Tabel 15. Hasil Analisis dan Sintesis
Analisis Data
Potensi Kendala
Sintesis
A. Aspek Biofisik 1. Letak, luas dan
aksesiblitas •
Tapak merupakan daerah penghasil
padi, sayuran, dan ikan yang cukup luas
dengan bentang alam lahan pertanian dan
perikanan dengan background
Gunung Salak
• Letak strategis, dekat
dan berada diantara objek wisata lainnya
• Tersedia akses masuk
berupa jalan aspal dari tiga arah
• Kondisi fisik jalan
relatif masih baik •
Semua jalur jalan lokal aspal pada tapak
dilalui oleh angkutan umum
• Letak tapak jauh dari
jalan arteri •
Tapak sangat luas, tetapi tidak disertai
dengan batas yang jelas
• Kondisi jalan di dalam
tapak cukup sempit bagi kenderaan besar,
penggunaan jalan berbaur, padat
pemukiman, di beberapa titik
kondisinya berlubang dan tergenang
• Pengembangan
potensi sumberdaya dana letak tapak
menjadi objek agrowisata
• Menyediakan
gerbang penanda sebagai informasi dan
penciri ketika memasuki tapak
• Pengaturan akses
masuk dan keluar ke dalam tapak
dilengkapi dengan rambu jalan, papan
petunjuk arah, papan informasi, papan
nama, dan gerbang penanda
• Meningkatkan
kuantitas dan kualitas jalan dengan
melakukan perbaikan dan pelebaran jalan,
membangun pedestrian
• Ketersediaan
angkutan umum berpotensi
dimanfaatkan untuk perencanaan sirkulasi
dalam tapak
2. Iklim •
Kondisi iklim pada tapak berada dalam
kondisi nyaman THI 27
• Curah hujan yang
tinggi pada tapak merupakan potensi
bagi suplai air tanah dan sumber
ketersediaan air •
Penyinaran tinggi menyebabkan suhu
tinggi pada area hamparan sawah,
kebun, dan kolam ikan
• Curah hujan yang
tinggi juga dapat menimbulkan aliran
air permukaan yang terkonsentrasi pada
badan jalan di area miring
• Penggunaan peneduh
berupa pohon atau struktur bangunan
saung istirahat •
Potensi curah hujan sebagai suplai air
dimanfaatkan dengan upaya konservasi
tanah dan air, seperti penggunaan vegetasi
berkanopi, penutup tanah, dan rumput
sebagai sistem penutupan lahan dan
drainase yang baik
• Pembuatan dan
Analisis Data
Potensi Kendala
Sintesis
pembenahan saluran drainase jalan dengan
memperhatikan kemiringan lahan,
dan penyediaan rambu jalan atau
papan informasi
3. Tanah •
Tanah latosol di bagian utara
mempunyai produktifitas yang
baik dan relatif lebih subur untuk kegiatan
pertanian dibandingkan dengan
tanah jenis lainnya. Tanah regosol cukup
produktif untuk budidaya bila
diimbangi dengan pemupukan dan
pengairan yang cukup
• Kondisi fisik tanah
cukup stabil untuk bangunan
• Kondisi pH 5-7 tanah
ideal bagi vegetasi •
Drainase tanah regosol terhambat dan
peka terhadap erosi terutama pada area
miring •
Mengembangkan pertanian di bagian
utara sebagai objek dan atraksi
agrowisata
• Pengembangan
fasilitas wisata di bagian utara tapak
• Menjadikan tanah
pada area miring yang peka erosi
sebagai area konservasi tanah.
Pencegahan erosi pada tanah dengan
penanaman tanaman dengan tipe
perakaran yang luas dan dalam, juga
didukung dengan penyediaan saluran
drainase yang baik
4. Topografi dan kemiringan lahan
• Variasi elevasi,
kemiringan, dan bentukan lahan
dengan keragaman jenis penggunaan
lahan pada tapak sebagai potensi view,
pembentuk tipe aktivitas dan irama
perjalanan wisata
• Area datar pada tapak
berupa dominasi pemukiman dan
fasilitas, lahan pertanian dan
perikanan. Area miring berupa
dominasi hutan.
• Lahan pertanian
berupa teras mengikuti garis
kontur di bagian tenggara tapak
sebagai upaya konservasi tanah dan
air dan memperkaya view
tapak •
Area miring berpotensi erosi
• Area datar
direncanakan sebagai tempat rekreasi
dengan mengangkat berbagai aktivitas
budidaya dan kehidupan sosial
masyarakat setempat
• Area miring dengan
elevasi tinggi dikembangkan
aktivitas yang berorientasi alam,
seperti nature trail, scenery observation
atapun photohunting dengan penggunaan
struktur fasilitas seminimal mungkin
• Upaya konservasi
tanah dan air untuk mencegah erosi
5. Vegetasi •
Vegetasi pertanian sebagai objek dan
atraksi utama agrowisata, produk,
dan citra agrowisata •
Tipikal konfigurasi vegetasi yang ada
terasa kurang tegas dan berkarakter
• Penataan dan
penambahan jenis vegetasi guna
mempertegas tipikal konfigurasi vegetasi
Lanjutan Tabel 15
Analisis Data
Potensi Kendala
Sintesis
itu sendiri •
Konfigurasi vegetasi linier pada jalur jalan
membentuk ruang koridor dan pengarah
pandang
• Konfigurasi
geometrik pada pekarangan yang
membentuk ruang- ruang estetis di area
pemukiman
• Konfigurasi vegetasi
natural, mengikuti bentukan lahan
membentuk ruang luas berupa
pemandangan lanskap hijau dan
dapat diamati dari area yang lebih tinggi
yang ada
6. Satwa •
Hewan ternak dan beberapa jenis satwa
liar berpotensi dikembangkan
sebagai bagian dari objek dan atraksi
agrowisata
• Tidak terdapat
gangguan satwa liar yang signifikan
• Hewan ternak dan
beberapa jenis satwa liar dikembangkan
sebagai bagian dari objek dan atraksi
agrowisata, seperti membajak sawah
dengan kerbau, aktivitas budidaya
dan panen ikan, dan memancing belut di
sawah
7. Hidrologi •
Keseluruhan sistem hidrologi pada tapak
terpola dengan rapi, air terdistribusikan
dengan baik sehingga tidak menimbulkan
erosi, genangan air, dan banjir
• Sumber air cukup
dan memadai untuk memenuhi kebutuhan
di area hilir tapak •
Area situ check dam
disetting sebagai area
konservasi tanah dan air dengan fasilitas
gerbang dan pagar pembatas
• Kualitas air termasuk
kelas II •
Aktivitas intensif masyarakat pada situ
check dam berpotensi
menyebabkan pencemaran air dan
memicu pusat konsentrasi massa
• Kondisi saluran yang
tak terbangun berisiko erosi pada dinding
saluran, pendangkalan, dan
penimbunan badan saluran
• Pemanfaatan air yang
berbaur menciptakan pola alir air yang
tidak teratur beresiko menyebabkan air
tercemar •
Pembuatan dan pembenahan saluran
drainase jalan dengan menggukan material
dan konstruksi, pembersihan dan
pemeliharaan saluran secara intensif
• Pembangunan
saluran pembuangan permanen dilengkapi
dengan sistem pengelolaan limbah
cair berupa bak-bak pengendapan dan
penyaringan sebelum dibuang ke sungai
• Kelas kualitas air
menjamin pegembangan
aktivitas kontak langsung dengan air
8. Sensuous quality •
Good akustik berupa
kolaborasi suara gesekan daun
tanaman, suara tiupan angin, dan kicauan
burung di area sawah •
Bad akustik berupa
suara bising kendaraan bermotor
yang melaju dengan kecepatan tinggi di
jalan desa •
Suara bising kendaraan bermotor
diatasi dengan solusi efektif, yaitu
membuat rambu jalan atau papan peringatan
Lanjutan Tabel 15
Analisis Data
Potensi Kendala
Sintesis
dan kebun. Suara gemericik air pada
saluran irigasi, drainase jalan, dan
kolam-kolam ikan
• Hamparan lahan
pertanian dan perikanan dengan
aktivitas budidaya masyarakat di
dalamnya, yang dikompilasi dengan
background
Gunung Salak menyuguhkan
good view •
Pada area di sekitar situ check dam
terdapat titik pandang yang menyajikan
pemandangan di dalam tapak dan
sekitarnya •
Area pemukiman padat dan kurang
tertata rapi menciptakan bad view
• Di bagian selatan dan
tenggara tapak, saluran drainase jalan
tidak berfungsi baik, banyak ditumbuhi
rumput menciptakan bad view
• Tidak adanya fasilitas
untuk menikmati pemandangan tapak
dan sekitarnya •
Menata ruang dalam tapak dengan
memperhatikan syarat kebutuhan
jalan dan penggunaan elemen bangunan
yang menunjang karakter tapak
• Pembuatan dan
pembenahan saluran drainase jalan
• Optimalisasi good
akustik dan good view
dengan mengembangkan
jalur dan ruang beserta fasilitasnya
untuk menikmati pemandangan tapak
dan sekitarnya
9. Tata guna lahan •
Jenis penggunaan lahan berupa sawah,
kebun, dan kolam ikan sebagai potensi
sumberdaya dalam perencanaan
agrowisata
• Keragaman jenis
penggunaan lahan merupakan potensi
sebagai pembentuk ruang dan view
• Pola penggunaan
lahan relatif teratur dan membentuk
ruang dan fungsi ruang yang jelas
• Area pemukiman
penduduk yang berdekatan dengan
sawah, kebun, dan kolam ikan
merupakan potensi aktivitas wisata
berorientasi budidaya dan kehidupan sosial
masyarakat setempat •
Munculnya gejala alih guna lahan
dikhawatirkan dapat meningkatkan jumlah
konversi lahan pada tapak
• Laju pertumbuhan
pemukiman yang muncul menyebar
tidak terkendali di dalam tapak dapat
menyebabkan alih fungsi lahan yang
telah ada •
Mengoptimalkan tata guna lahan yang telah
ada pada tapak sebagai rangkaian
view atau
pemandangan yang menarik sebagai
objek agrowisata •
Pola penggunaan lahan yang telah ada
menjadi panduan penataan ruang
dengan menyesuaikan fungsi,
kebutuhan dan ketersediaan lahan
• Pengembangan objek
dan atraksi wisata berorientasi budidaya
dan kehidupan sosial masyarakat setempat
• Perencanaan
agrowisata sebagai solusi mencegah
konversi lahan pada tapak
• Pengawasan dan
penertiban terhadap penyimpangan
pemanfaatan lahan pada tapak sangat
perlu dilakukan
10. Fasilitas dan utilitas
• Fasilitas yang
tersedia pada tapak hanya berupa fasilitas
umum untuk kepentingan sosial
kemasyarakatan
• Tersedia jaringan
• Fasilitas untuk
kepentingan wisata belum tersedia pada
tapak •
Tidak terdapat fasilitas pengelolaan
sampah dan limbah •
Menyediakan fasilitas wisata sesuai
dengan fungsi ruang dan aktivitas yang
akan dikembangkan
• Membangun sistem
pengelolaan sampah
Lanjutan Tabel 15
Analisis Data
Potensi Kendala
Sintesis
jalan dan listrik •
Kondisi fisik jalan relatif masih baik
cair •
Faktor keselamatan dan keamanan jalan
minim •
Sarana penerangan jalan minim bahkan
nyaris tidak ada •
Distribusi penerangan pada tapak sebagian
besar hanya terdapat pada area pemukiman
dan limbah terpadu, seperti TPS dan bak
pengendapan dan penyaringan limbah
cair
• Menyediakan jalur
pedestrian, dan rambu jalan atau
papan peringatan •
Menyediakanmena mbah sarana
penerangan B. Aspek Sosial
1. Kependudukan, opini dan keinginan
pengguna tapak •
Pola kehidupan masyarakat dengan
rutinitas kesehariannya
sebagai penunjang atraksi agrowisata
• Sebagian besar mata
pencaharian masyarakat adalah
petani 74 dari total jumlah penduduk
yang bekerja
• Adanya kunjungan
dan aktivitas transaksi jual beli
sebagai indikator bahwa Desa Situdaun
telah dikenal oleh masyarakat sekitar
sebagai daerah penghasil padi,
sayuran, dan ikan air tawar
• Antusiame pegguna
tapak terhadap aktivitas rekreasi
• Rendahnya
pendapatan petani memunculkan wacana
populer untuk beralih ke mata pencaharian
lain
• Kurangnya fasilitas
yang mendukung kegiatan pengunjung
baik kegiatan dinas, budidaya, magang
penelitian ataupun nantinya kegiatan
rekreasi •
Pemanfaatan pola kehidupan
masyarakat sebagai penunjang atraksi
agrowisata
• Perencanaan
agrowisata sebagai solusi meningkatkan
pendapatan petani •
Membangun fasilitas pendukung kegiatan
rekreasi
4.3. Konsep Perencanaan