Proses Perencanaan Lanskap Perencanaan Lanskap 1. Pengertian Lanskap dan Tapak

Perencanaan merupakan urutan-urutan pekerjaan yang saling berhubungan dan berkaitan. Semua bagian tersebut tersusun sedemikian rupa sehingga apabila terjadi perubahan pada suatu bagian, maka akan mempengaruhi bagian lainnya Simonds, 1983. Menurut Laurie 1994, perencanaan tapak merupakan suatu bentuk pendekatan ke masa depan terhadap lahan yang diikuti imajinasi dan kepekaan terhadap analisis tapak. Lebih lanjut Laurie 1994 menyatakan perencanaan tapak adalah suatu proses ketika persyaratan-persyaratan program dilengkapi, ditempatkan, dihubungkan satu sama lain, dengan menghindari kerusakan pada tapak. dan diikuti oleh proses imajinasi serta kepekaan terhadap analisis tapak. Tahap ini adalah tahap awal terjadinya proses pemahaman dan pengaturan ruang, sirkulasi, saran dan prasarana. nilai-nilai keindahan. air dan perlindungan tanah serta keadaan di atasnya pada suatau tapak. Hubungan timbal balik antara tapak dengan program menghasilkan tata guna lahan.

2.1.3. Proses Perencanaan Lanskap

Gold 1980 menyatakan bahwa proses perencanaan merupakan suatu proses yang dinamis, saling terkait dan saling menunjang. Dijelaskan lebih lanjut, bahwa proses perencanaan merupakan suatu tahapan sistematis untuk menentukan kondisi awal tapak, kondisi yang diinginkan pada tapak dan cara atau model terbaik untuk mencapai kondisi yang diinginkan pada tapak tersebut. Adapun proses perencanaan yang dikemukakan Gold 1980 terdiri dari enam tahap, yaitu: persiapan, inventarisasi, analisis, sintesis, perencanaan dan perancangan. Persiapan merupakan tahap perumusan tujuan, program dan informasi lain tentang berbagai keinginan pemilik dan pemakai Gold, 1980. Pada awal proses perencanaan lanskap dimulai dengan memperhatikan, menafsirkan dan menjawab berbagai kepentingan dan kebutuhan manusia dan mengakomodasikan berbagai kepentingan ke dalam produk lahan yang direncanakan, seperti untuk mengkreasi dan merencanakan secara fisik berbagai bentuk pelayanan, fasilitas dan berbagai bentuk pemanfaatan sumber daya tersedia lainnya serta nilai-nilai budaya manusia. Pada tahapan perencanaan selalu terdapat kemungkinan adanya perubahan yang diakibatkan oleh penyesuaian kepentingan dan beberapa hal yang tidak dapat dihindari. Selama dapat menunjang tujuan yang direncanakan, perubahan-perubahan tersebut dapat ditoleransi atau diakomodasikan Nurisjah dan Pramukanto, 1996. Inventarisasi merupakan proses pengumpulan data keadaan awal dari tapak. Dilakukan dengan survei lapang, wawancara, pengamatan, perekaman, studi pustaka dan sebagainya. Menurut Nurisjah dan Pramukanto 1996, data yang dikumpulkan dalam inventarisasi meliputi: a Data fisik, terdiri dari: data iklim, fisiografi, topografi, hidrologi, kemiringan, biota, kualitas visual dan tata ruang; b Data sosial, terdiri dari: kebudayaan, kependudukan, perilaku dan kebiasaan pengguna lanskap; c Data ekonomi, menyangkut tentang berbagai ketersediaan biaya untuk pelaksanaan dan pemeliharaan. Analisis merupakan suatu tahapan untuk mengidentifikasi potensi, masalah dan kemungkinan pengembangan lain dari tapak sebagai alternatif berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan inventarisasi tapak Rachman, 1984. Menurut Nurisjah dan Pramukanto 1996, analisis dilakukan terhadap berbagai aspek dan faktor yang berperan terhadap keindahan dan kelestarian rencana pada tapaklahan tersebut sehingga dapat diketahui masalah, hambatan, potensi dan berbagai tingkat kerawanan atau kerapuhan tapak. Penentuan suatu potensi bila sesuai dengan tujuan dan atau mengganggu tapak dan daerah sekitarnya. Secara kualitatif deskriptif, elemen pembentuk lanskap dikelompokan menjadi empat kelompok yaitu masing-masing yang termasuk ke dalam kelompok potensi, kendala, amenity, danger signal. Secara kuantitatif, dihitung daya dukung dari sumber daya yang akan dikembangkan untuk tujuan dan fungsi yang direncanakan atau diinginkan. Untuk pengembangan suatu tapaklahan sebaiknya diperhatikan ambang batas daya dukungnya agar tidak terjadi degradasi sumber daya sehingga kelestarian dan keindahan alamnya dapat tetap terjaga. Hasil dari proses analisis disajikan dalam bentuk kemungkinan atau alternatif pengembangan tapaklanskap, baik dalam skala lanskap total maupun hanya bagian dari tapak yang direncanakan. Sintesis merupakan suatu tahap menentukan alternatif pemecahan masalah dan pemanfaatan potensi dengan menggunakan beberapa cara yang disesuaikan dengan tujuan perencanaan Rachman, 1984. Pada tahap ini, hasil dari tahap analisis dikristalisasi dan dikembangkan sebagai input untuk menentukan konsep pengembangan yang mengacu pada tujuan dan fungsi yang ditetapkan. Konsep menurut Rachman 1984 merupakan tahap mencari dan menetapkan cara terbaik untuk pemecahan masalah dan pemanfaatan potensi. Setelah dilakukan pemecahan masalah dan pemanfaatan potensi akan diperoleh alternatif-alternatif pembagian ruangzonasi Rachman, 1984. Nurisjah dan Pramukanto 1996 menyatakan bahwa hasil dari tahap sintesis adalah altenatif- alternatif perencanaan, dimana alternatif tersebut merupakan alternatif terpilih yang berupa modifikasi dan kombinasi dari beberapa alternatif pra-perencanaan. Alternatif yang terpilih ini harus memenuhi syarat dasar yaitu memungkinkan untuk dilaksanakan dan dipelihara berdasarkan aspek fisik, sosial, ekonomi, maupun teknik.

2.1.4. Produk Perencanaan Lanskap