Pelayanan Wisata Produk Wisata Perencanaan Kawasan Rekreasi

2.2.3. Objek dan Atraksi Wisata

Objek wisata merupakan andalan utama bagi pengembangan kawasan wisata, dan didefinisikan sebagai suatu keadan alam dan perwujudan ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah dan tempat yang memiliki daya tarik untuk dikunjungi wisatawan Nurisjah 2004. Sedangkan atraksi wisata diartikan sebagai segala perwujudan dan sajian alam serta kebudayaan, yang secara nyata dapat dikunjungi, disaksikan serta dinikmati wisatawan di suatu kawasan wisata. Daya tarik wisata atau objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu darah tujuan wisata Suwantoro 1997. Umumnya daya tarik suatu objek wisata berdasar pada adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan bersih, adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya, adanya ciri khusus atau spesifikasi yang bersifat langka, sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang hadir, serta memiliki daya tarik yang tinggi terhadap keindahan alamnya ataupun nilai khusus suatu objek buah karya manusia pada masa lampau. Berdasarkan Yoeti 1997, atraksi wisata merupakan sesuatu yang dapat dilihat atau disaksikan melalui suatu pertunjukkan shows yang khusus diselenggarakan untuk para wisatawan. Sedangkan objek wisata dapat dilihat atau disaksikan tanpa membayar. Dalam atraksi wisata untuk menyaksikannya harus dipersiapkan terlebih dahulu, sedangkan objek wisata dapat dilihat tanpa dipersiapkan terlebih dahulu. Objek dan segala atraksi wisata yang diperlihatkan merupakan daya tarik utama, mengapa seseorang datang berkunjung ke suatu tempat dan keasliannya harus dipertahankan, sehingga wisatawan hanya dapat melihat dan menyaksikan objek serta atraksi wisata hanya di tempat tersebut. Objek wisata khususnya agrowisata tidak hanya terbatas kepada objek dengan skala hamparan yang luas seperti areal perkebunan, namun juga skala kecil yang karena keunikannya dapat menjadi objek wisata yang menarik.

2.2.4. Pelayanan Wisata

Objek wisata selayaknya memberikan kemudahan bagi wisatawan dengan cara melengkapi kebutuhan prasarana dan sarananya Tirtawinata dan Fachruddin 1996. Fasilitas pelayaan didirikan di lokasi yang tepat dan strategis sehingga dapat berfungsi sacara maksimal. Kehadiran wisatawan ditentukan oleh kemudahan yang diciptakan termasuk ketersediaan fasilitas pelayanan wisata Deptan, 2003. Fasilitas dan pelayanan wisata merupakan semua fasilitas yang fungsinya memenuhi kebutuhan wisatawan yang tinggal untuk sementara waktu di daerah tujuan wisata yang dikunjunginya, dimana mereka dapat santai menikmati dan berpartisipasi dalam kegiatan yang tersedia di daerah tujuan wisata tersebut Yoeti 2003.

2.2.5. Produk Wisata

Produk pariwisata atau wisata merupakan susunan produk yang terdiri dari campuran atraksi wisata, transportasi, akomodasi dan hiburan. Produk ini merupakan bahan baku bagi perencana dan penyelenggara perjalanan wisata untuk menyusun paket wisata yang selanjutnya ditawarkan atau dipasarkan kepada calon wisatawan. Produk wisata adalah satu paket atau kemasan yang terdiri dari komponen barang-barang berwujud dan tidak berwujud yang dapat digunakan untuk beraktivitas di daerah tujuan wisata dan paket ini akan dilihat atau disaksikan oleh wisatawan sebagai suatu pengalaman yang dapat dibeli dengan harga tertentu Yoeti 2003. Menurut pengertian tersebut terdapat lima komponen utama dalam total produk wisata yaitu daya tarik daerah tujuan wisata, fasilitas dan pelayanan, aksesibilitas, image dan persepsi daerah tujuan wisata serta harga atau biaya untuk perjalanan wisata.

2.2.6. Perencanaan Kawasan Rekreasi

Gold 1980 mengungkapkan perencanaan kawasan rekreasi adalah suatu proses yang menghubu ngkan manu sia dengan waktu luang dan ruang. Penggunaan informasi untuk mengalokasikan sumberdaya dalam rangka mengakomodasikan waktu luang pada saat ini dan di masa yang akan datang, yang dibutuhkan oleh suatu populasi dan areal perencanaan Gold, 1980. Menurut Gold 1980 terdapat beberapa prinsip umum dalam perencanaan kawasan rekreasi, yaitu: 1 Semua orang harus dapat melakukan aktivitas dan memakai fasilitas rekreasi; 2 Rekreasi harus dikoordinasikan dengan kemungkinan-kemungkinan rekreasi lain yang sama untuk menghindari duplikasi; 3 Rekreasi harus berintegrasi dengan pelayanan umum lain seperti kesehatan, pendidikan, dan transportasi; 4 Fasilitas-fasilitas harus dapat beradaptasi dengan permintaan di masa yang akan datang; 5 Fasilitas dan programnya secara finansial harus dapat dikerjakan; 6 Penduduk di sekitarnya harus dilibatkan dalam perencanaan; 7 Perencanaan lokal dan regional harus berintegrasi; 8 Perencanaan harus merupakan proses yang berkelanjutan dan membutuhkan evaluasi; 9 Fasilitas-fasilitasnya harus membuat lahan menjadi seefektif mungkin untuk menyediakan waktu yang sebaik-baiknya demi kesehatan, keamanan, dan kebahagiaan penggunanya; merupakan contoh desain yang positif serta suatu bentuk kepedulian terhadap manusia. Perencanaan kawasan rekreasi dilakukan melalui empat tipe pendekatan Gold. 1980, yaitu: 1. Pendekatan sumberdaya, yaitu dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi sumberdaya untuk menentukan bentuk serta kemungkinan rekreasi dan atraksi wisata. 2. Pendekatan aktivitas, yaitu dengan menyeleksi aktivitas pada masa lalu untuk menentukan kemungkinan-kemungkinan apa yang dapat disediakan pada masa yang akan datang. 3. Pendekatan ekonomi, yaitu dengan mempertimbangkan dasar ekonomi atau sumber fiskal dari masyarakat digunakan untuk menentukan jumlah, tipe, dan kemungkinan-kemungkinan rekreasi. 4. Pendekatan perilaku, dengan mempertimbangkan perilaku manusia dan kejadian-kejadian pada waktu luang yang mempengaruhi pemilihan tentang bagaimana, di mana dan kapan orang-orang menggunakan waktu luangnya

2.2.7. Daya Dukung Rekreasi