IV. METODE PENELITIAN 4.1
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Citeureup, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja purposive
karena Desa Citeureup merupakan salah satu sentra industri tempe di Kabupaten Bogor dan letak industri tempe yang berada di sekitar sungai. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2008.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer yang dikumpulkan mencakup : 1 Karakteristik sosial ekonomi pengrajin tempe
di Desa Citeureup yang menjadi responden, 2 Persepsi pengrajin tempe mengenai dampak akibat limbah cair industri tempe 3 Aspek-aspek finansial
industri tempe dan 4 Persepsi responden tentang kesediaan melakukan pengolahan limbah dengan IPAL. Data tersebut diperoleh melalui kuisioner
maupun wawancara langsung dengan responden. Data ini akan dimanfaatkan sebagai pendukung dari penggunaan analisis deskriptif dan analisis perubahan
kelayakan akibat internalisasi biaya eksternal. Data sekunder diperoleh melalui wawancara dengan Dinas Tata Ruang
dan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor, Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor dan Jakarta,
Kementerian Lingkungan Hidup Jakarta, aparat Kecamatan dan Desa Citeureup, LSI Institut Pertanian Bogor dan literatur-literatur yang relevan. Data yang
diperoleh berupa data mengenai cara dan pengelolaan limbah, jenis dan jumlah limbah yang dihasilkan, tingkat pencemaran sungai, kerusakan lingkungan di
lokasi penelitian, biaya pengolahan limbah dengan menggunakan IPAL, dampak limbah cair tempe, jumlah industri tempe di Kecamatan dan Desa Citeureup,
perkembangan industri di Kabupaten Bogor, statistik Indonesia tahun 2005, teori eksternalitas dan sebagainya.
4.3 Metode Pengambilan Data
Metode pengambilan data dilakukan dengan mengambil secara acak 31 orang dari 100 pengrajin yang ada di Desa Citeureup sebagai responden. Jumlah
responden diperoleh dari rumus Slovin Umar, 2005 yaitu : n
=
2
1 Ne
N +
dimana : n
= ukuran sampel N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir atau diinginkan. Dalam penelitian ini jumlah populasi sebesar 100 orang dan persen
kelonggaran ketidaktelitian yang dipakai adalah 15 persen dengan pertimbangan karena penelitian termasuk sosial ekonomi sehingga persen error maksimum yaitu
20 persen. Sehingga jumlah sampel adalah 31 orang dengan perhitungan sebagai berikut :
n =
2
15 ,
100 1
100 +
= 30,77
≈ 31 orang Pengrajin yang menjadi responden adalah pengrajin yang membuang limbah
cair tempe langsung ke sungai. Pengambilan responden sebagai sampel dilakukan
secara purposive sampling. Hal ini dikarenakan tidak ada sampling frame dan keterbatasan waktu.
4.4 Metode Analisis Data