Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesediaan Melakukan Pengolahan Limbah

Tabel 34. Alasan Pengrajin Tempe Desa Citeureup Bersedia Melakukan Pengolahan Limbah Alasan Pengrajin Tempe Orang Persentase Persen Ada saluran untuk membuang limbah 1 25 Hasil buangan limbah lebih baik 2 50 Agar limbah tidak menimbulkan bau busuk 1 25 Total 4 100 Sumber : Data Primer diolah

10.3 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesediaan Melakukan Pengolahan Limbah

Dari hasil penelitian didapat hanya 4 orang pengrajin tempe yang bersedia melakukan pengolahan limbah dengan IPAL. Setelah memperhatikan bahwa data yang didapat melalui penelitian terlihat bahwa pendapatan tidak memiliki kecenderungan terhadap pilihan responden untuk bersedia melakukan pengolahan limbah. Sehingga variabel tersebut dihilangkan dari model. Hal ini ditandai dengan nilai P-value masing-masing peubah tidak ada yang lebih kecil dari α baik pada tingkat kepercayaan 80 persen hingga 99 persen. Ketika diuji secara bersama-sama peubah tersebut tidak mempengaruhi secara nyata terhadap kesediaan pengrajin tempe untuk melakukan pengolahan limbah dengan IPAL ditunjukkan dengan nilai P-value yang lebih besar dari α baik pada tingkat kepercayaan 80 persen hingga 99 persen pada goodness of fitnya. Untuk itu model tersebut tidak dapat digunakan untuk menganalisis dengan baik. Setelah variabel pendapatan dihilangkan dari model, diperoleh model baru dengan 6 variabel endogen. Variabel eksogen merupakan bentuk pilihan apakah seorang pengrajin tempe bersedia melakukan pengolahan limbah dengan IPAL atau tidak. Hasil pengolahan data dengan menggunakan 6 variabel endogen dapat dilihat pada Tabel 35. Tabel 35. Hasil Logit Kesediaan Pengrajin untuk Melakukan Pengolahan Limbah dengan IPAL Parameter Koefisien P Odds Ratio Keterangan Constant -4,66266 0,190 - - TK. PEND 1,21818 0,307 3,38 Tidak berpengaruh UMUR 0,956780 0,556 2,60 Tidak berpengaruh JARAK 1,00731 0,125 2,74 Berpengaruh nyata LTU 2,60621 0,084 13,55 Berpengaruh nyata LU -0,79149 0,574 0,45 Tidak berpengaruh JML TANG -2,62239 0,147 0,07 Berpengaruh nyata α = 15 Log-likelihood = -5,775 Test that all slopes are zero : G = 12,291 , DF = 6, P-value = 0,056 Goodness-of-Fit test Method Chi- square DF P Keterangan Pearson 13,6744 21 0,883 Model baik Deviance 11,5506 21 0,951 Model baik Hosmer- Lemeshow 2,8071 8 0,946 Model baik tingkat kepercayaan 90 persen Variabel yang berpengaruh nyata pada hasil logit kesediaan pengrajin untuk melakukan pengolahan limbah dengan IPAL pada tingkat kepercayaan 85 persen adalah variabel jarak dan variabel jumlah tanggungan. Variabel jarak berpengaruh nyata terhadap kesediaan pengrajin melakukan pengolahan limbah karena nilai P kurang dari α 15 persen. Nilai koefisien bernilai positif hal ini berarti rumah responden yang jaraknya semakin jauh dari sungai akan semakin besar pilihan untuk melakukan pengolahan limbah. Hal ini karena umumnya industri yang jaraknya jauh terhadap sungai memiliki saluran-saluran pembuangan limbah sehingga akan memudahkan penyaluran limbah bila ada IPAL. Nilai odds ratio sebesar 2,74 dapat diartikan jika jarak ke sungai lebih jauh 1 m 2 dari sungai maka kecenderungan kesediaan pengrajin untuk melakukan pengolahan limbah akan 2,74 kali lebih besar daripada pengrajin yang jarak rumahnya ke sungai lebih dekat. Variabel jumlah tanggungan berpengaruh nyata karena P kurang dari α 15 persen yaitu 0,147. Nilai koefisien bernilai negatif yang berarti semakin banyak jumlah tanggungan maka semakin kecil pilihan pengrajin tempe untuk bersedia melakukan pengolahan limbah dengan IPAL. Hal ini dikarenakan jumlah tanggungan yang semakin banyak akan menyebabkan biaya hidup semakin besar. Sehingga pengrajin tidak memiliki dana untuk melakukan pengolahan limbah. Nilai odds ratio sebesar 0,07 dapat diartikan jika jumlah tanggungan bertambah sebesar 1 orang maka kecenderungan kesediaan pengrajin untuk melakukan pengolahan limbah akan 0,07 kali lebih kecil daripada pengrajin yang memiliki jumlah tanggungan yang lebih sedikit. Pada tingkat kepercayaan 90 persen, variabel yang berpengaruh nyata adalah variabel luas tempat usaha karena nilai P kurang dari α 10 persen yaitu 0,084. Nilai koefisien bernilai positif hal ini berarti semakin luas tempat usaha maka akan semakin besar pilihan pengrajin tempe untuk bersedia melakukan pengolahan limbah dengan IPAL. Hal ini dikarenakan luas tempat usaha yang semakin luas maka diasumsikan bahwa kapital yang dimiliki pengrajin semakin besar dan dengan demikian terdapat dana untuk dialokasikan untuk melakukan pengolahan limbah dengan IPAL. Nilai odds ratio sebesar 13,55 dapat diartikan jika luas tempat usaha bertambah 1 m 2 maka kecenderungan kesediaan pengrajin untuk melakukan pengolahan limbah akan 13,55 kali lebih besar daripada pengrajin yang luas tempat usahanya kecil. Variabel tingkat pendidikan tidak berpengaruh nyata karena nilai P lebih besar dari α 10 persen yaitu 0,307. Hal ini disebabkan sebagian besar pengrajin tingkat pendidikannya rendah sehingga seberapapun tingkat pendidikannya tidak mempengaruhi kesediaan untuk melakukan pengolahan limbah. Umur tidak mempengaruhi kesediaan pengrajin dalam mengolah limbah karena nilai P lebih besar dari α 10 persen yaitu 0,556. Hal ini disebabkan pengrajin sebagian besar termasuk golongan umur produktif sehingga masih produktif melakukan usahanya tanpa pertimbangan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan. Variabel lama usaha juga tidak berpengaruh nyata karena nilai P lebih besar dari α 10 persen yaitu 0,574. Hal ini disebabkan walaupun pengrajin telah lama melakukan usaha pembuatan tempe tapi tidak mempengaruhi kesediaan untuk melakukan pengolahan limbah. Pengujian ketika semua slope model sama dengan nol menghasilkan nilai statistik G sebesar 12,291 dengan nilai P-value sama dengan 0,056. Hal ini berarti bahwa terdapat minimal satu slope model yang tidak sama dengan nol atau peubah endogennya secara serentak berpengaruh nyata terhadap Yi. Selain itu, berdasarkan uji kebaikan model melalui metode Pearson, Deviance dan Hosmer-Lemeshow diperoleh nilai P lebih besar dari α 15 persen yang berarti model tersebut baik. Dengan demikian diperoleh model persamaan logit sebagai berikut : 21818 , 1 466266 + − = Υ i TK. PENDi + 0,956780UMURi + 1,00731JARAKi + 2,60621LTUi -0,79149LUi – 2,62239JUML TANGi + e i Berdasarkan analisis logit dapat diketahui nilaikondisi potensial dan aktual dari jumlah responden yang bersedia melakukan pengolahan limbah dengan IPAL ataupun yang tidak bersedia melakukan pengolahan limbah dengan IPAL. Kondisi frekuensi potensial dan aktual dapat dilihat pada tabel dan koreksi nilai potensial dan aktual dapat dilihat pada Tabel 36. Kondisi potensial ditunjukkan dengan nilai harapan expectation dan kondisi aktual kesediaan pengrajin melakukan pengolahan limbah ditunjukkan dengan nilai observasi observation. Tabel 36. Frekuensi Observasi dan Harapan Kesediaan Pengrajin terhadap Pengolahan limbah dengan IPAL Group 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total Value 1 Obs 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 2,0 2,0 4,0 Exp 0,0 0,0 0,0 0,0 0,1 0,1 0,2 0,3 0,9 2,4 4,0 Value 0 Obs 3,0 3,0 3,0 3,0 4,0 3,0 3,0 3,0 1,0 1,0 27,0 Exp 3,0 3,0 3,0 3,0 3,9 2,9 2,8 2,7 2,1 0,6 27,0 Total 3,0 3,0 3,0 3,0 4,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 31,0 Sumber : Data Primer diolah Pada grup satu, kedua, ketiga dan keempat tidak ada perbedaan antara kondisi aktual dan kondisi potensial dari responden yang bersedia melakukan pengolahan limbah dengan IPAL ataupun yang tidak bersedia melakukan pengolahan limbah dengan IPAL. Pada grup kelima hingga grup kesepuluh terdapat perbedaan antara kondisi aktual dan kondisi potensial baik pada responden yang bersedia melakukan pengolahan limbah ataupun yang tidak bersedia melakukan pengolahan limbah dengan IPAL. Pada grup kelima terlihat dalam kondisi aktual tidak ada responden yang bersedia melakukan pengolahan limbah dengan IPAL tetapi pada kondisi potensial terlihat bahwa 0,1 dari 4 responden bersedia melakukan pengolahan limbah. Demikian halnya dengan keadaan responden yang tidak bersedia melakukan pengolahan limbah dengan IPAL, pada kondisi aktual berjumlah 4 orang tetapi pada kondisi potensial 3,9 dari 4 orang responden tidak bersedia melakukan pengolahan limbah. Selisih nilai 0,1 0,1-0,0 = 0,1 pada grup kelima dapat dikarenakan ada 0,1 responden yang secara potensial bersedia melakukan pengolahan limbah dengan IPAL. Namun dana yang terbatas menyebabkan responden tersebut tidak bersedia melakukan pengolahan limbah dengan IPAL. Pemahaman yang sama dapat dilakukan untuk grup keenam sampai grup kesepuluh. Tetapi secara keseluruhan dapat diperoleh bahwa secara potensial jumlah responden yang bersedia melakukan pengolahan limbah dengan IPAL dan yang tidak bersedia melakukan pengolahan limbah dengan IPAL akan sama dengan jumlah aktualnya. Hal ini dapat terlihat lebih jelas pada Tabel 36. Tabel 37. Koreksi Nilai Observasi dan Harapan Kesediaan Pengrajin terhadap Pengolahan limbah dengan IPAL Harapan Bersedia Tidak Bersedia Total Koreksi Bersedia 4,0 0,0 4,0 100 Tidak Bersedia 0,0 27,0 27,0 100 Observasi Total 4,0 27,0 31,0 Nilai Keseluruhan Koreksi 100 Sumber : Data Primer diolah Pada Tabel 37, terlihat bahwa antara nilai observasi dan nilai harapan responden tidak dapat perbedaan bias. Sehingga nilai kebenaran observasi nilai keseluruhan koreksi bernilai 100 persen dan menunjukkan bahwa model yang sudah dihasilkan sudah baik.

10.4 Implikasi Kebijakan Pengelolaan Limbah Industri Tempe Desa Citeureup