Tabel 17. Penerimaan Usaha Pembuatan Tempe di Desa Citeureup
No. Arus Penerimaan
Jumlah Rupiahtahun
Persentase persen
1. Nilai Produksi : Utama
340.722.486 99,65
2. Sampingan
201.468 0,06
3. Nilai sisa
995.969 0,29
Total Penerimaan 341.919.923
100,00
Sumber : Data Primer diolah
7.2 Arus Pengeluaran
Arus pengeluaran dalam analisis ini dibagi atas dua bagian yaitu biaya investasi dan biaya operasional. Keduanya merupakan perhitungan sebelum ada
IPAL. Berikut disajikan rincian biaya-biaya tersebut :
7.2.1 Biaya Investasi
Biaya investasi pada tahun awal sebelum ada IPAL terdiri dari biaya-biaya yaitu lahan dan bangunan, drum rebus, drum rendam dan cuci, penggilingan, rak
kerai dari bambu, dan tungku. Lahan dan bangunan merupakan komponen investasi yang paling besar dengan luas rata-rata 110 m
2
dengan harga per meter kubik Rp 380.645 93,53 persen. Selain lahan dan bangunan, yang termasuk ke
dalam investasi adalah peralatan seperti drum rebus dengan harga rata-rata per satuan Rp 81.290 0,18 persen, 3 drum rendam dan cuci dengan harga per satuan
Rp 95.000 0,64 persen dan penggilingan seharga Rp 1.358.065 3,03 persen. Jenis investasi yang lain adalah rak kerai dari bambu seharga Rp 1.024.119 per 53
kerai 2,28 persen dan tungku Rp 150.000 0,34 persen. Total biaya investasi usaha pembuatan tempe di Desa Citeureup sebesar Rp 44.769.328. Rincian biaya
investasi pada usaha pembuatan tempe di Desa Citeureup sebelum ada IPAL terlihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Investasi Usaha Pembuatan Tempe di Desa Citeureup No. Biaya-biaya
investasi Jumlah
Rupiahtahun Umur
Teknis tahun
Persentase persen
1. 110 m
2
Lahan Rp 380.645m
2
41.870.950 10,0
93,53 2.
1 Drum Rebus 81.290
1,0 0,18
3. 3 Drum Rendam dan
cuci 285.000 3,6
0,64 4. Penggilingan
1.358.065 2,0
3,03 5.
Rakkerai dari Bambu 1.024.119
6,4 2,28
6. Tungku 150.000
2,0 0,34
Total Biaya Investasi 44.769.328
15,0 100,00
Sumber : Data Primer diolah
7.2.2 Biaya Operasional
Biaya operasional sebelum ada IPAL terdiri dari biaya tetap dan variabel. Biaya tetap terdiri dari upah tenaga kerja, biaya transportasi, listrik dan biaya
sewa sedangkan biaya variabel terdiri dari kedelai, ragi, pewarna, daun, plastik, bahan bakar dan biaya perlengkapan. Rata-rata tenaga kerja per rumah tangga
pengrajin adalah dua orang dengan upah sekali produksi Rp 37.258 atau sama dengan Rp 24.292.216 per tahun. Komponen biaya tetap terbesar adalah tenaga
kerja dengan persentase sebesar 8,15 persen. Biaya tetap lain adalah biaya transportasi yang jumlahnya sebesar Rp 10.000 per hari atau sama dengan Rp
3.260.000 per tahun 1,09 persen. Kedelai merupakan komponen biaya variabel yang terbesar yaitu sebesar 83,25 persen dengan kapasitas produksi 109 kilogram
sekali produksi dengan harga rata-rata per kilogram Rp 6.985 maka diperoleh Rp 248.204.990 per tahun. Rata-rata volume ragi yang digunakan untuk sekali
produksi adalah 0,52 kilogram harga per kilogram Rp 11.887 atau sama dengan Rp 2.015.006 per tahun 0,68 persen.
Selain kedelai dan ragi, bahan yang digunakan untuk produksi tempe adalah pewarna dengan harga per bungkus Rp 500 dan yang digunakan sekali
produksi empat bungkus. Penggunaan pewarna per tahun menjadi Rp 652.000 atau sebesar 0,22 persen. Untuk bahan pembungkus kedelai digunakan daun
sebesar Rp 4.516.730 per tahun 1,52 persen dan plastik sebesar Rp 6.714.622 per tahun 2,25 persen. Bahan bakar yang digunakan dalam usaha tersebut adalah
serbuk kayu atau kayu bakar dengan pemakaian sebesar Rp 2.986.486 per tahun 1,00 persen. Biaya variabel yang lain adalah biaya listrik dengan pemakaian
sebesar Rp 1.200.000 per tahun atau sebesar 0,40 persen. Biaya yang terakhir yaitu biaya perlengkapan yang terdiri dari saringan Rp 92.904 per tahun, pisau Rp
1.000 dan alat penusuk Rp 10.000. Total biaya operasional usaha pembuatan tempe di Desa Citeureup adalah sebesar Rp 298.145.954 per tahun. Lebih lengkap
terlihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Biaya Operasional Usaha Pembuatan Tempe di Desa Citeureup No. Biaya-biaya
Operasional Jumlah
Rupiahtahun Persentase
persen
1. Biaya Tetap : Transportasi
3.260.000 1,09
2. Upah Tenaga Kerja
24.292.216 8,15
3. Listrik
1.200.000 0,40
4. Sewa kios
4.200.000 1,41
5. Biaya Variabel : Kedelai
248.204.990 83,25
6. Ragi
2.015.006 0,68
7. Daun
4.516.730 1,52
8. Plastik
6.714.622 2,25
9. Pewarna
652.000 0,22
10. Bahan Bakar 2.986.486
1,00 11. Saringan
92.904 0,03
12. Pisau 10.000
0,00 13. Alat Penusuk
1.000 0,00
Total Biaya Operasional 298.145.954
100,00
Sumber : Data Primer diolah
VIII. BIAYA PENGOLAHAN LIMBAH DENGAN TEKNIK BIOGAS PER RUMAH TANGGA PENGRAJIN TEMPE