Internalisasi Biaya Eksternal TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik industri kecil

dihasilkan sudah melebihi ambang batas yang ditentukan sehingga memerlukan pengolahan agar limbah yang dibuang tidak melebihi ambang batas yang ditentukan.

2.3 Internalisasi Biaya Eksternal

Menurut Fauzi 2004, market failure yang disebabkan oleh adanya eksternalitas dapat dikurangi dengan beberapa kebijakan diantaranya adalah : 1 Pengaturan property right dengan cara pemerintah memberikan hak tersebut kepada suatu pihak yang menggunakan barang publik, 2 Internalisasi biaya eksternal, 3 Distribusi Rights, 4 Aturan insentif dan kompensasi, 5 Kerjasama antara daerah, 6 Optimalisasi produksi dan konsumsi, 7 Penilaian lingkungan, 8 Penyusunan neraca sumberdaya alam serta 9 Penetapan otoritas pengelolaan sumberdaya. Kebijakan tersebut akan menghasilkan alokasi sumberdaya yang efisien sehingga eksternalitas dapat dikurangi. Menurut Hufschmidt 1987, teori eksternalitas memberikan alternatif penjelasan tentang penyebab kerusakan lingkungan. Industri umumnya tidak memperhatikan kerusakan lingkungan atau dampak dari kegiatan produksi mereka seperti limbah yang dibuang ke sungai, erosi tanah, pencemaran udara dan sebagainya. Oleh karena itu, untuk menciptakan pembangunan ekonomi dan sosial yang berkelanjutan, kualitas lingkungan harus dipelihara dengan baik. Untuk memelihara kualitas lingkungan yang baik maka dibutuhkan peran dari berbagai pihak salah satunya pemerintah. Peran pemerintah adalah melakukan secara aktif kebijakan pengelolaan kualitas lingkungan. Bukan hanya pemerintah yang harus melakukan pengelolaan lingkungan tetapi juga industri yang mencemari lingkungan. Industri harus melakukan peningkatan lingkungan yang telah dicemari. Peningkatan lingkungan tersebut dapat dicapai dengan melakukan pengelolaan limbah. Salah satu kebijakan untuk pengelolaan limbah adalah dengan internalisasi biaya eksternal. Menurut Fauzi 2004, internalisasi biaya eksternal merupakan upaya untuk “menginternalkan” dampak yang ditimbulkan dengan cara menyatukan proses pengambilan keputusan dalam satu unit usaha. Dampak kerusakan eksternal haruslah di”internalisasi”kan dalam keputusan ekonomi sehingga melalui kebijakan tersebut diharapkan lingkungan dapat terjaga kelestarian dan keberlanjutannya Hufschmidt, 1987. Untuk kasus limbah industri kecil tempe di Desa Citeureup, biaya eksternal untuk diinternalisasikan ke dalam struktur biaya usahanya adalah biaya pengolahan limbah dengan menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL. IPAL merupakan alternatif pengelolaan limbah yang dapat dilakukan di Desa Citeureup. Menurut Soemantojo 1994 dalam Purnamasari 2001, cara-cara pengelolaan limbah yang dapat dilakukan dewasa ini terdiri dari reduksi limbah pada sumbernya Source Reduction, pemanfaatan limbah yang terbagi atas dua cara yaitu pengunaan kembali Reuse dan daur ulang Recycle serta pengolahan limbah. Salah satu cara pengelolaan limbah yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengolahan limbah. Pengolahan limbah yang dilakukan adalah dengan menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL yang dapat mengurangi kadar pencemar dalam sungai melalui jalan pengolahan fisik, kimiawi hayati atau gabungan antara tiga cara tersebut.

2.4 Metode Penilaian Lingkungan Measures of Value Method