Tabel 11. Luas Tempat Usaha Pengrajin Tempe Desa Citeureup Tahun 2008 Luas Tempat Usaha
m
2
Pengrajin tempe orang
Persentase persen
0-50,00 2 6,45
50,01-100,00 21 67,74
100,01-150,00 7 22,58
150,00 1 3,23
Total 31 100,00
Sumber : Data primer diolah.
6.2.2 Skala Usaha
Skala usaha yang dilakukan oleh pengrajin tempe beragam yaitu mulai dari kurang dari 100 kilogram kedelai sampai lebih dari 300 kilogram kedelai.
Jika dilihat dari skalanya, usaha pembuatan tempe di Desa Citeureup tergolong skala usaha kecil karena jumlah pengrajin yang skala usahanya kurang dari 100
kilogram berjumlah 25 orang 80,65 persen. Pengrajin yang skala usahanya antara 100,01-200,00 kilogram berjumlah 3 orang 9,68 persen, pengrajin yang
skala usahanya berkisar 200,01-300,00 kilogram berjumlah 2 orang 6,45 persen dan hanya 1 orang yang skala usahanya lebih besar daripada 300 kilogram kedelai
setiap kali produksi. Skala usaha tersebut menyebabkan pula kapasitas produksi yang dihasilkan rendah. Lebih rinci mengenai skala usaha pengrajin tempe dapat
dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Skala Usaha Pengrajin Tempe Desa Citeureup Tahun 2008 Skala usaha
kg kedelaisekali produksi
Pengrajin Tempe orang
Persentase persen
≤ 100 25
80,65 100,01-200,00 3
9,68 200,01-300,00 2
6,45 300 1
3,23
Total 31
100,00
Sumber : Data primer diolah.
6.2.3 Proses Produksi
Usaha pengolahan tempe di Desa Citeureup dilakukan setiap hari. Kegiatan produksi tidak pernah berhenti karena pengrajin tempe umumnya
menjual tempe setiap hari. Pengrajin membuat tempe dengan menggunakan beberapa peralatan dan bahan baku seperti penggilingan, drum untuk merebus dan
merendam, tungku, rakkerai dari bambu, saringan, pisau, tusukan, kedelai, ragi, pewarna, daun, plastik, dan serbuk kayukayu bakar. Dilihat dari peralatan yang
digunakan teknologi pembuatan tempe masih tergolong sederhana. Kedelai yang digunakan sebagai bahan baku merupakan kedelai impor dengan kisaran harga Rp
6.850-Rp 7.500 per kilogram kedelai. Semua pengrajin tempe menggunakan kedelai impor karena harganya yang lebih murah daripada kedelai lokal dan
kualitas dari kedelai impor yang dinilai lebih baik. Kedelai impor didapatkan dari KOPTI atau pedagang pengecer.
Bahan baku lain yang digunakan untuk membuat tempe adalah ragi. Rata- rata untuk 109 kilogram kedelai diperlukan ragi 0,52 kilogram 5,2 ons dengan
harga rata-rata per kilogram Rp 11.629. Selain itu, untuk kegiatan produksi tempe digunakan pewarna sebanyak empat bungkus dengan harga Rp 500 per bungkus.
Untuk bahan bakar, pengrajin tempe ada yang menggunakan serbuk kayu sisa furniture atau kayu bakar yang berasal dari toko furniture. Rata-rata volume
serbuk kayu atau kayu bakar yang digunakan untuk satu kali produksi adalah satu karung dengan harga rata-rata Rp 9.161 per karung.
Pengrajin menggunakan bahan pemgemas dari daun dan plastik. Daun yang digunakan rata-rata Rp 13.855 setiap kali produksi. Plastik yang digunakan
untuk 109 kilogram kedelai adalah satu kilogram dengan harga rata-rata per
kilogram Rp 20.597. Skala usaha pembuatan tempe di Desa Citeureup sangat beragam dan terdiri dari pengrajin yang skala usahanya 0-50 kilogram kedelai per
hari, 50-100 kilogram kedelai per hari dan diatas 100 kilogram per hari. Skala usaha yang berada pada kisaran 0-100 kilogram kedelai per hari tergolong kecil
sedangkan skala usaha yang berada pada kisaran lebih dari 100 kilogram per hari tergolong usaha yang berskala besar.
Proses pembuatan tempe di Desa Citeureup terdiri dari beberapa tahapan. Hal yang pertama kali dilakukan adalah proses perebusan kedelai selama kurang
lebih dua jam. Perebusan ini bertujuan untuk melunakkan kedelai sehingga mempermudah proses fermentasi. Selanjutnya kedelai rebus direndam dalam air
dingin kurang lebih 12 jam dimana selama perendaman telah berlangsung proses pengasaman. Keesokan harinya kedelai dicuci dan dibilas kemudian digiling agar
terpisah dari kulitnya. Kemudian kedelai tersebut disaring agar benar-benar bersih dari kulitnya. Setelah bersih kedelai diberi ragi lalu dibungkus dan dibentuk
kemudian diperam sampai matang. Proses pemeraman ini biasanya memerlukan waktu kurang lebih 36 jam.
Tempe yang telah matang dapat dipasarkan ke konsumen. Pembuatan tempe dari awal hingga dapat dipasarkan memerlukan waktu sekitar tiga hari.
Tempe dipasarkan oleh pengrajin tempe itu sendiri biasanya pengrajin berdagang di pasar, selain itu tempe juga dipasarkan oleh pedagang pengecer yang membeli
tempe dari pengrajin. Ada juga pengrajin yang memasarkan tempenya kepada rumah makan katering.
6.2.4 Kapasitas Produksi