Jarak Rumah Ke Sungai

digoreng, dibakar dan sebagainya. Jumlah pengrajin yang menjual tempe kepada rumah makan berjumlah 5 orang 16,13 persen. Di samping itu, apabila ada permintaan dari rumah makan katering maka pengrajin akan berproduksi melebihi kapasitas biasa per hari untuk memenuhi permintaan tersebut. Hal ini dapat dilihat lebih jelas pada Tabel 15. Tabel 15. Saluran Pemasaran Usaha Pembuatan Tempe Desa Citeureup Saluran Pemasaran Jumlah Pengrajin orang Persentase persen a. Pengrajin Æ Konsumen 20 64,52 b. Pengrajin Æ Pedagang di Pasar Æ Konsumen 6 19,35 c. PengrajinÆRumahMakan kateringÆKonsumen 5 16,13 Total 31 100,00 Sumber : data primer diolah Berdasarkan Tabel 16, dapat disimpulkan bahwa saluran pemasaran yang paling menguntungkan untuk pengrajin tempe adalah saluran pemasaran dari pengrajin langsung dijual kepada konsumen. Hal ini karena pengrajin tempe dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar apabila langsung menjual ke pasar daripada menjualnya kepada pedagang perantara terlebih dahulu.

6.2.8 Jarak Rumah Ke Sungai

Jarak antara rumah pengrajin ke sungai sangat beragam, mulai dari 10 m 2 sampai dengan 500 m 2 . Dominan pengrajin memiliki rumah yang berjarak kurang dari 50,00 m 2 ke sungai berjumlah 22 orang 70,97 persen. Sebagian besar pengrajin memiliki jarak yang dekat ke sungai sehingga memudahkan pengrajin untuk membuang langsung ke sungai dan menyebabkan pencemaran sungai. Jarak antara rumah ke sungai yang dekat akan mempengaruhi kesediaan pengrajin untuk melakukan pengolahan limbah. Lebih rinci mengenai jarak rumah pengrajin ke sungai dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Jarak Rumah ke Sungai Jarak m 2 Pengrajin Tempe orang Persentase persen 0-50,00 22 70,97 50,01-100,00 2 6,45 100,01-200,00 3 9,68 200,01-300,00 2 6,45 300,01-500,00 2 6,45 Total 31 100,00 Sumber : Data primer diolah.

VII. KERAGAAN EKONOMI USAHA PEMBUATAN TEMPE

Arus tunai usaha pengolahan tempe di Desa Citeureup terdiri dari arus manfaat atau arus penerimaan dan arus biaya atau arus pengeluaran. Manfaat dan biaya dalam analisis ini dibatasi pada manfaat dan biaya yang dapat diperhitungkan tangible. Umur proyek sepuluh tahun yang didasarkan pada umur teknis IPAL yang merupakan komponen investasi yang paling utama dalam analisis ini. Sehingga arus tunai yang diperhitungkan dalam analisis ini dimulai pada tahun kenol hingga tahun kesepuluh. Pada tahun kenol merupakan tahun awal memulai investasi sehingga hanya mengeluarkan biaya investasi dan biaya operasional dimulai pada tahun pertama karena proses produksi dimulai pada tahun pertama. Angka-angka dalam arus tunai tahun pertama diasumsikan sama dengan hingga tahun kesepuluh.

7.1 Arus Penerimaan

Arus penerimaan usaha tempe di Desa Citeureup terdiri dari: 1 Nilai produksi total yang mencakup penerimaan dari produk utama tempe dan penerimaan dari produk sampingan ampas kedelai serta 2 Nilai sisa. Perhitungan nilai sisa salvage value pada akhir proyek dimasukkan kedalam arus penerimaan. Jumlah penerimaan dipengaruhi oleh satu faktor yaitu pendapatan kotor rata-rata. Nilai produksi total diperoleh dari pendapatan kotor dari penjualan tempe dan penjualan ampas kedelai. Nilai produksi total pada tahun pertama diasumsikan sama dengan tahun berikutnya yaitu pertambahan antara pendapatan yang diperoleh dari penjualan tempe dan penjualan ampas kedelai. Nilai produksi total tidak dihitung dari perkalian antara jumlah produk yang dihasilkan dengan