Pengertian Siswa Pengertian Persepsi Siswa Proses Terjadinya Persepsi

2.3.2 Pengertian Siswa

Siswa adalah individu yang menuntut ilmu. Siswa merupakan peserta didik yang tidak hanya melibatkan anak-anak, melainkan juga pada orang-orang dewasa Mujib dan Mudzakkir, 2006: 103

2.3.3 Pengertian Persepsi Siswa

Berdasarkan definisi persepsi dan siswa di atas, maka dapat diambil kesimpulan mengenai definisi persepsi siswa. Persepsi siswa adalah pengalaman individu yang sedang menuntut ilmu di sekolah lanjutan tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.

2.3.4 Proses Terjadinya Persepsi

Persepsi merupakan suatu proses penilaian yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris, namun proses tersebut tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan di proses selanjutnya Walgito, 2004: 87-88. Sikap yang sebelumnya terdefinisi dengan baik mungkin tidak diperoleh karena individu memiliki keyakinan sebelumnya yang relatif sedikit, atau memiliki pengalaman sebelumnya yang relatif sedikit tentang masalah itu Wood, 1982; dalam Sears, dkk., 1985: 168. Persepsi tersebut merupakan pengertian kita tentang situasi sekarang dalam artian pengalaman kita yang telah lalu sehingga apa yang kita persepsikan pada suatu waktu tertentu akan tergantung bukan saja pada stimulusnya sendiri, tetapi juga pada latar belakang beradanya stimulus itu, seperti pengalaman-pengalaman sensoris kita terdahulu, perasaan kita pada waktu itu; prasangka-prasangka, keinginan-keinginan, sikap dan tujuan kita. Variasi persepsi terhadap perilaku diri sendiri seharusnya menimbulkan perbedaan apabila proses persepsi berlangsung dalam kesejajaran dengan sikap yang dipersepsikan sendiri karena persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan, dan proses penginderaan merupakan proses pendahulu dari persepsi. Alat indera tersebut merupakan alat penghubung antara individu dengan dunia luarnya Branca, 1964; Woodworth dan Marquis, 1957 dalam Walgito 2004: 88. Persepsi merupakan stimulus yang diinderakan kemudian oleh individu diorganisasikan dan diinterpretasikan, sehingga individu menyadari, mengerti tentang apa yang diinderakan itu. Persepsi merupakan proses yang integrated dalam diri individu terhadap stimulus yang diterimanya Moskowitz dan Orgel, 1969; dalam Walgito, 2004: 88. Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa persepsi merupakan pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diinderanya sehingga merupakan sesuatu yang sangat berarti, dan merupakan respon yang integrated dalam diri individu. Proses stimulus mengenai alat indera merupakan proses kealaman atau proses fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak. Proses ini disebut sebagai proses fisiologis. Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba. Proses yang terjadi dalam otak atau dalam pusat kesadaran inilah yang disebut sebagai proses psikologis. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa taraf terakhir dari proses persepsi ialah individu menyadari tentang apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba, yaitu stimulus yang diterima melalui alat indera. Proses ini merupakan proses terakhir dari persepsi dan merupakan persepsi sebenarnya. Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dalam berbagai macam bentuk. Dalam proses persepsi perlu adanya perhatian sebagai langkah persiapan dalam persepsi itu. Hal tersebut karena keadaan menunjukkan bahwa individu tidak hanya dikenai oleh satu stimulus saja, tetapi individu dikenai berbagai macam stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan sekitarnya. Menurut Walgito 2004: 90 proses terbentuknya persepsi ada 3 tahap, yaitu: 1. Proses fisik adalah proses stimulus yang mengenai alat indera 2. Proses Fisiologis. Stimulus atau rangsangan yang ada akan diterima oleh alat indera kemudian akan diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak 3. Proses Psikologis. Terjadinya proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba. Tahapan-tahapan yang terjadi dalam proses persepsi Pareek, 1983; Milton, 1981 dalam Arisandy, 2004: 26 yaitu: 1 Penerimaan rangsang Individu menerima rangsangan dari berbagai sumber. Siswa akan memperhatikan salah satu sumber dibandingkan dengan sumber lainnya, apabila sumber tersebut mempunyai kedudukan yang lebih dekat atau lebih menarik baginya. 2 Proses penyeleksian rangsang Setelah rangsang diterima kemudian diseleksi dan pada proses penyeleksian akan akan terlibat proses perhatian. Stimulus tersebut diseleksi untuk kemudian diproses lebih lanjut. 3 Proses pengorganisasian Rangsang yang diterima kemudian diorganisasikan ke dalam suatu bentuk. Siswa menerima stimulus tentang baik buruknya kinerja konselor. 4 Proses penafsiran Setelah rangsangan diterima dan diatur, individu akan menafsirkan rangsangan tersebut dengan berbagai cara. 5 Proses pengecekan Setelah rangsangan ditafsirkan oleh individu mengambil beberapa tindakan untuk mengecek apakah yang dilakukan benar atau salah. Penafsiran ini dapat dilakukan dari waktu ke waktu untuk menegaskan apakah penafsiran atau persepsi dibenarkan atau sesuai dengan hasil proses selanjutnya. 6 Proses reaksi Lingkungan persepsi belum sempurna menimbulkan tindakan-tindakan tersebut biasanya tersembunyi atau terbuka.

2.3.5 Faktor-Faktor Persepsi

Dokumen yang terkait

PERSEPSI SISWA SMA TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

0 7 2

FAKTOR FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI RENDAHNYA MINAT SISWA DALAM MEMANFAATKAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMP NEGERI 41 SEMARANG

3 81 257

HUBUNGAN SIKAP SISWA TERHADAP KONSELOR DAN TINGKAT KETERBUKAAN DIRI DENGAN MINAT Hubungan Sikap Siswa Terhadap Konselor Dan Tingkat Keterbukaan Diri Dengan Minat Memanfaatkan Layanan Konseling.

0 1 18

PENDAHULUAN Hubungan Sikap Siswa Terhadap Konselor Dan Tingkat Keterbukaan Diri Dengan Minat Memanfaatkan Layanan Konseling.

0 10 12

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Sikap Siswa Terhadap Konselor Dan Tingkat Keterbukaan Diri Dengan Minat Memanfaatkan Layanan Konseling.

0 6 4

HUBUNGAN SIKAP SISWA TERHADAP KONSELOR DAN TINGKAT KETERBUKAAN DIRI DENGAN MINAT Hubungan Sikap Siswa Terhadap Konselor Dan Tingkat Keterbukaan Diri Dengan Minat Memanfaatkan Layanan Konseling.

0 0 19

(ABSTRAK) Pengaruh Sikap Proaktif Konselor Terhadap Minat Siswa Memanfaatkan Layanan Konseling Individu di SMP N 7 Semarang Tahun Ajaran 2009/2010.

0 0 1

PENGEMBANGAN SIKAP SISWA TERHADAP LAYANAN KONSELING PERORANGAN MELALUI LAYANAN INFORMASI PADA SISWA KELAS XI IS SMA NEGERI 4 SEMARANG TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 2 95

Hubungan Sikap Siswa terhadap Konselor dan Tingkat Ekstroversi dengan Minat Memanfaatkan Layanan Konseling di SMA N I Bobotsari.

0 0 2

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KINERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MOTIVASI MEMANFAATKAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BAWANG KABUPATEN BATANG.

0 1 116