Manajemen Kinerja Pengaruh Terhadap Kinerja

dalam rangka mencapai kinerja tersebut, antara lain mengenai teknik pengukuran yang dipakai pada waktu dan tempat yang berbeda.

2.4.7 Manajemen Kinerja

Kinerja yang baik tidak lepas dari adanya manajemen kinerja yang harus diciptakan oleh pihak manajemen organisasi. Manajemen kinerja akan berdampak positif bagi organisasi khususnya yang terkait dengan pencapaian tujuan yang efektif dan efisien. Sesuai dengan pendapat Ruky 2002 dalam Widhiastuti 2008: 31 menyatakan bahwa agar manajemen kinerja berjalan secara efektif, harus sesuai memenuhi syarat antara lain: a. Relevansi. Faktor-faktor yang diukur adalah relevan terkait dengan pekerjaannya, baik input, proses, maupun outputnya. b. Sensitivitas. Sistem yang digunakan harus cukup peka untuk membedakan antara guru yang berprestasi dan tidak berprestasi. c. Reliabilitas. Sistem yang digunakan harus dapat diandalkan dan dapat dipercaya dengan menggunakan tolok ukur yang objektif, sahih, akurat, konsisten, dan stabil. d. Penerimaan. Sistem yang digunakan harus dapat dimengerti dan diterima oleh guru yang menjadi penilai maupun yang dinilai dan memfasilitasi komunikasi aktif dan konstruktif antara keduanya. e. Praktis. Semua instrument harus mudah digunakan oleh kedua belah pihak, tidak rumit, dan tidak berbelit-belit.

2.2.8 Pengaruh Terhadap Kinerja

Staw 1991 dalam Widhiastuti 2008: 32 berpendapat bahwa setiap perilaku menunjang kinerja hasil diasosiasikan dengan pemikiran individu tentang reward ataupun punishment. Setiap individu mempersepsikan hasil yang berbeda karena dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam kehidupannya. Perilaku individu juga dapat diasosiasikan dengan pemikiran individu tentang kemungkinan keberhasilan dalam kerja. Staw berpendapat bahwa ada tiga konsep penting yang berhubungan dengan perilaku dengan kinerja adalah sebagai berikut: 1. Individu percaya bahwa perilaku akan mengakibatkan hasil 2. Individu percaya bahwa hasil merupakan nilai positif individu 3. Individu percaya bahwa ia dapat membentuk hasrat atau usaha. Kinerja yang efektif adalah kinerja yang dapat menunjang implementasi strategi suatu organisasi, apabila anggota organisasi tersebut memahami dimensi- dimensi yang dievaluasi dan memahami relevansi aspek-aspek yang dinilai dari hasil meyelesaikan suatu pekerjaan.

2.5 Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Kinerja Konselor Dengan

Dokumen yang terkait

PERSEPSI SISWA SMA TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

0 7 2

FAKTOR FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI RENDAHNYA MINAT SISWA DALAM MEMANFAATKAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMP NEGERI 41 SEMARANG

3 81 257

HUBUNGAN SIKAP SISWA TERHADAP KONSELOR DAN TINGKAT KETERBUKAAN DIRI DENGAN MINAT Hubungan Sikap Siswa Terhadap Konselor Dan Tingkat Keterbukaan Diri Dengan Minat Memanfaatkan Layanan Konseling.

0 1 18

PENDAHULUAN Hubungan Sikap Siswa Terhadap Konselor Dan Tingkat Keterbukaan Diri Dengan Minat Memanfaatkan Layanan Konseling.

0 10 12

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Sikap Siswa Terhadap Konselor Dan Tingkat Keterbukaan Diri Dengan Minat Memanfaatkan Layanan Konseling.

0 6 4

HUBUNGAN SIKAP SISWA TERHADAP KONSELOR DAN TINGKAT KETERBUKAAN DIRI DENGAN MINAT Hubungan Sikap Siswa Terhadap Konselor Dan Tingkat Keterbukaan Diri Dengan Minat Memanfaatkan Layanan Konseling.

0 0 19

(ABSTRAK) Pengaruh Sikap Proaktif Konselor Terhadap Minat Siswa Memanfaatkan Layanan Konseling Individu di SMP N 7 Semarang Tahun Ajaran 2009/2010.

0 0 1

PENGEMBANGAN SIKAP SISWA TERHADAP LAYANAN KONSELING PERORANGAN MELALUI LAYANAN INFORMASI PADA SISWA KELAS XI IS SMA NEGERI 4 SEMARANG TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 2 95

Hubungan Sikap Siswa terhadap Konselor dan Tingkat Ekstroversi dengan Minat Memanfaatkan Layanan Konseling di SMA N I Bobotsari.

0 0 2

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KINERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MOTIVASI MEMANFAATKAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BAWANG KABUPATEN BATANG.

0 1 116