6. Pengaruh faktor emosional
Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang, kadang-kadang suatu bentuk sikap merupakan
pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan sebagai bentuk mekanisme pertahanan diri.
2.1.7 Fungsi Sikap
Menurut Ahmadi 2007: 165 membagi fungsi sikap menjadi empat, yaitu: 1.
Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri 2.
Sikap berfungsi sebagai alat pengatur tingkah laku. 3.
Sikap berfungsi sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman 4.
Sikap berfungsi sebagai pernyataan kepribadian
2.1.8 Hubungan Antara Sikap Dan Perilaku
Dampak dari sikap secara sederhana diasumsikan bahwa sikap seseorang menentukan perilakunya. Tetapi banyak hal yang terjadi dimana perilaku tidak
didasarkan pada sikap. Wicker 1969 dalam Sears 1985: 149 mengadakan penelitian dengan menguji konsisitensi sikap dan perilaku dalam hal hubungan
ras, kepuasan kerja, dan menyontek, Wicker menyimpulkan bahwa lebih besar kemungkinan sikap kurang atau hanya sedikit berhubungan dengan perilaku nyata
ketibang bahwa sikap mempunyai hubungan yang erat dengan tindakan. Ketidakkonsistenan timbul dari sikap yang lemah dan ambivalen, seperti
yang diungkapkan oleh Kelley dan Mirer 1974 dalam Sears 1985: 150 menemukan bahwa ketidakkonsistenan sikap-voting sebagian besar muncul dari
pemilih yang mulai dengan piihan sikap yang lemah atau bertentangan, begitu
juga dengan perilaku yang konseisten tidak akan muncul bila komponen afeksi dan kognisi sikap bertentangan Norman, 1975; dalam Sears, 1985: 150.
Segala sesuatu yang mendukung sikap yang kuat pasti akan meningkatkan konseistensi sikap-perilaku. Salah satu faktornya adalah berapa kali kita terdorong
untuk berlatih dan mempraktikkan sikap kita. Fasio, dkk 1982 dalam Sears 1985: 150 memperlihatkan bahwa pada saat orang memikirkan dan
mengekspresikan sikap mereka, perilaku mereka selalu lebih konsisten dengan sikapnya, karena hal ini dapat membantu dalam memperkuat sikapnya.
Sikap dapat berubah setiap waktu. Sikap yang dimiliki seseorang dalam beberapa bulan atau beberapa tahun lalu sudah tentu tidak akan memberikan
akibat dari perilaku sebesar pengaruh sikap seseorang pada saat ini. Oleh karena itu konseistensi sikap dan perilaku seharusnya menjadi maksimum bila antara
sikap dan perilaku diukur pada waktu yang sama. Interval waktu yang lebih lama mengurangi korelasi sikap- perilaku karena sikap mengalami perubahan, tetapi
orang dan situasi juga mengalami perubahan denga cara yang lain. Faktor terpenting dari konsistensi sikap-perilaku adalah penonjolan sikap
yang relevan . konsistensi sikap yang tidak toleran dan perilaku diskriminasi mungkin akan cukup rendah jika orang memikirkan sikap lain pada waktu
bertindak. Secara umum, sikap yang mempunyai relevan spesifik yang terutama menonjol, kemungkinan besar sikap akan berkaitan dengan perilaku. Bila
seseorang mempunyai perilaku nyata, mereka akan dipengaruhi oleh sikap mereka dan oleh situasi. Bila tekanan situasi sangat kuat, sikap tidak mempengaruhi
perilaku sekuat tekanan itu relatif lemah.
2.2 Layanan Konseling Perorangan