10
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Sikap Siswa
2.1.1 Pengertian Sikap
Banyak tokoh mendefinisikan mengenai sikap, baik yang berorientasi ilmiah maupun arti secara umum. Fenomena sikap yang timbulnya tidak saja
ditentukan oleh keadaan objek yang sedang dihadapi tetapi juga oleh kaitannya dengan pengalaman-pengalaman masa lalu, oleh situasi di saat sekarang, dan oleh
harapan-harapan di masa yang akan datang. Secara umum definisi sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek
adalah perasaan mendukung atau memihak favorable maupun perasaan tidak
menyenangkan atau tidak memihak unfavorable pada objek tersebut Berkowitz,
1972 dalam Azwar 2007: 5. Menurut Secord dan Backman 1964 dalam Azwar 2005: 5
mengungkapkan sikap sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan afeksi, pemikiran kognisi, dan predisposisi tindakan konasi seseorang terhadap suatu
aspek di lingkungan sekitarnya. Sedangkan menurut LaPierre 1934 dalam Azwar 2005: 5 mendefinisikan sikap sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau
kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respons terhadap stimuli sosial yang telah
terkondisikan. Thurstone memandang sikap sebagai suatu tingkatan afeksi baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif dalam hubungannya dengan
objek-objek psikologis. Afeksi yang positif adalah afeksi yang senang, sedangkan afeksi yang negatif adalah afeksi yang tidak menyenangkan. Objek dapat
menimbulkan bergai macam sikap, dapat menimbulkan berbagai macam tingkatan afeksi pada seseorang.
Gerungan 2009: 160 mendefinisikan bahwa sikap terhadap objek tertentu dapat merupakan sikap pandangan atau sikap perasaan namun disertai
kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek tersebut atau dapat dikatakan, sikap merupakan kesediaan beraksi terhadap suatu hal. Allport
1935 dalam Sears, dkk 1985: 137 mengemukakan bahwa sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan
pengaruh dinamik atau terarah terhadap respons individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya. Sedangkan menurut Krech dan Crutchfield
1948 dalam Sears, dkk 1985: 137 yang sangat mendukung perspektif kognitif, mendefinisikan sikap sebagai organisasi yang bersifat menetap dari proses
motivasional, emosional, perseptual, dan kognitif mengenai beberapa aspek dunia individu.
Ajzen dan Fishbein 1980: 8 menyatakan bahwa sikap terbentuk dari: 1. Behavior Beliefs yaitu keyakinan yang berkaitan dengan akibatkonsekuensi
atas perilaku yang dimunculkan oleh individu yang bersangkutan. Individu mempunyai keyakinan yang positif jika individu percaya bahwa konseling
perorangan merupakan program yang dapat membantu siswa untuk menyeleseaikan masalahnya dengan dibantu oleh konselor.
2. Outcomes Evaluations yaitu hasil evaluasi individu terhadap masing-masing konsekuensiakibat yang ditimbulkan dari perilaku tersebut, bahwa adanya
evaluasi positif jika siswa menilai bahwa layanan konseling perorangan sangat efektif untuk membatu siswa mencapai penyelesain masalahnya dengan baik.
2.1.2 Pengertian Siswa