Validitas Validitas Dan Reliabilitas

yang telah ditentukan. Skala hasil uji coba instrumen kembali terkumpul pada tanggal 3 Januari 2011.

3.6 Validitas Dan Reliabilitas

Penelitian selalu berhubungan dengan masalah pengukuran dan hasil yang diperoleh sehingga diharapkan menggambarkan keadaan yang sesungguhnya dari masalah yang diteliti. Untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan untuk menunjukkan data, benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur serta dapat dipercaya dan diandalkan, maka perlu dilakukan pengujian guna mengungkap aspek-aspek atau variabel-variabel yang ingin kita teliti. Oleh karena itu, diperlukan alat ukur berupa skala yang reliabel dan valid agar kesimpulan penelitian nantinya tidak keliru dan tidak memberikan gambaran yang jauh berbeda dari keadaan yang sebenarnya, sehingga alat ukur yang baik harus memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas skala terlebih dahulu.

3.6.1 Validitas

Validitas berasal dari kata Validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya Azwar, 2003: 5. Sedangkan menurut Suryabrata 2003: 60 mengatakan definisi validitas adalah taraf sejauh mana sesuatu tes mengukur apa yang seharusnya diukur, namun hal yang dapat dipandang dapat menunjukkan taraf tersebut tidaklah selalu salah. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Valid tidaknya suatu alat ukur tergantung pada mampu tidaknya alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat. Selain itu, Ada dua unsur yang tidak dapat dipisahkan dari prinsip validitas yaitu kejituan dan ketelitian Hadi, 2002: 102. Uji Validitas dari skor-skor skala ini dapat diperoleh dengan menggunakan teknik statistik korelasi Product Moment Pearson, yaitu dengan mengkorelassikan antara skor yang diperoleh masing-masing aitem dengan skor total aitem. Adapun rumusan formula korelasi Product Moment Azwar, 2004; 19 adalah: r xy = ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − − 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N …………......1 Keterangan : r xy : Koefisien korelasi antara item dengan total ΣXY : Jumlah perkalian nilai item dengan nilai total ΣX : Jumlah nilai masing-masing item ΣY : Jumlah nilai total N : Jumlah subjek

3.6.2 Reliabilitas

Dokumen yang terkait

PERSEPSI SISWA SMA TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

0 7 2

FAKTOR FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI RENDAHNYA MINAT SISWA DALAM MEMANFAATKAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMP NEGERI 41 SEMARANG

3 81 257

HUBUNGAN SIKAP SISWA TERHADAP KONSELOR DAN TINGKAT KETERBUKAAN DIRI DENGAN MINAT Hubungan Sikap Siswa Terhadap Konselor Dan Tingkat Keterbukaan Diri Dengan Minat Memanfaatkan Layanan Konseling.

0 1 18

PENDAHULUAN Hubungan Sikap Siswa Terhadap Konselor Dan Tingkat Keterbukaan Diri Dengan Minat Memanfaatkan Layanan Konseling.

0 10 12

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Sikap Siswa Terhadap Konselor Dan Tingkat Keterbukaan Diri Dengan Minat Memanfaatkan Layanan Konseling.

0 6 4

HUBUNGAN SIKAP SISWA TERHADAP KONSELOR DAN TINGKAT KETERBUKAAN DIRI DENGAN MINAT Hubungan Sikap Siswa Terhadap Konselor Dan Tingkat Keterbukaan Diri Dengan Minat Memanfaatkan Layanan Konseling.

0 0 19

(ABSTRAK) Pengaruh Sikap Proaktif Konselor Terhadap Minat Siswa Memanfaatkan Layanan Konseling Individu di SMP N 7 Semarang Tahun Ajaran 2009/2010.

0 0 1

PENGEMBANGAN SIKAP SISWA TERHADAP LAYANAN KONSELING PERORANGAN MELALUI LAYANAN INFORMASI PADA SISWA KELAS XI IS SMA NEGERI 4 SEMARANG TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 2 95

Hubungan Sikap Siswa terhadap Konselor dan Tingkat Ekstroversi dengan Minat Memanfaatkan Layanan Konseling di SMA N I Bobotsari.

0 0 2

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KINERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MOTIVASI MEMANFAATKAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BAWANG KABUPATEN BATANG.

0 1 116