komponen konasi yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak
atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap. Sikap tersebut tidak dibawa sejak individu itu dilahirkan, sikap selalu
berhubungan dengan objek sikap yang lainnya, Sikap dapat tertuju pada satu objek saja, tetapi juga dapat tertuju pada sekumpulan objek-objek, Sikap dapat
berlangsung lama atau sebentar, Sikap mengandung faktor perasaan dan motivasi hal ini merupakan cirri-ciri yang ditunjukkan oleh sikap itu sendiri.
Sikap merupakan suatu tingkatan afeksi baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif dalam hubungannya dengan objek-objek psikologis.
Afeksi yang positif adalah afeksi yang senang, sedangkan afeksi yang negatif adalah afeksi yang tidak menyenangkan. Objek dapat menimbulkan berbagai
macam sikap, dapat menimbulkan berbagai macam tingkatan afeksi pada seseorang. Sikap positif siswa terhadap konselor adalah sikap yang menyenangi
kinerja yang ditunjukkan oleh konselor, sedangkan sikap negatif siswa terhadap konselor adalah sikap yang siswa yang tidak senang akan kinerja yang
ditunjukkan oleh konselor.
2.6 Kerangka Berpikir
Banyak siswa menganggap konselor adalah polisi sekolah yang setiap saat tingkah laku dan gerak-gerik mereka diawasi, karena diantara mereka kurang
memahami bagaimana cara konselor memberikan layanan konseling yang mereka butuhkan. Siswa yang mengatakan bahwa konselor adalah polisi sekolah adalah
persepsi siswa yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu proses yang berujud
yang diawali dengan diterimanya stimulus dari lingkungan oleh siswa itu sendiri. Akibat dari proses persepsi yang diterima tersebut, maka akan terjadi
kesalahpahaman terhadap layanan konseling, timbul perasaan takut bila bertemu atau bertatap muka dengan konselor.
Berhasil tidaknya layanan konseling yang diselenggarakan di sekolah ditentukan oleh kinerja konselor yaitu dengan tugas dan tanggung jawab yang
diwenangkan olehnya, antara lain: 1.
Memasyarakatkan program bimbingan. 2.
Merencanakan program bimbingan. 3.
Melaksanakan segenap layanan bimbingan. 4.
Melaksanakan kegiatan pendukung bimbingan. 5.
Menilai proses dan hasil pelayanan bimbingan dan kegiatan pendukung pendukungnya.
6. Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil bimbingan.
7. Mengadministrasikan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan yang
dilaksanakan. 8.
Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatannya dalam pelayanan bimbingan kepada koordinator bimbingan.
Baik dan buruknya kinerja konselor dalam memberikan layanan konseling dapat mempengaruhi persepsi siswa dan mempengaruhi sikap siswa untuk
menggunakan layanan konseling perorangan. Karena sikap dibagi menjadi dua yaitu sikap siswa yang positif dan sikap siswa yang negatif. Siswa yang
mempunyai sikap yang positif terhadap kinerja konselor mempercayakan
pemecahan masalahnya kepada konselor di sekolah, sedangkan sikap siswa yang negatif mereka akan menganggap bahwa konselor hanya berperan sebagai polisi
sekolah yang bertugas mengawasi gerak-gerik siswa selama berada di sekolah. Hal ini mengakibatkan siswa tidak mempercayakan pemecahan permasalahannya
kepada konselor.. Oleh karena itu, kinerja yang baik akan dibutuhkan untuk memunculkan persepsi yang positif dan dapat memberikan sikap positif siswa
agar terjalin hubungan yang harmonis antara konselor dan siswa. Berdasarkan uraian di atas, secara sistematis kerangka pemikiran dari
penelitian ini dapat dilihat dalam bagan berikut ini:
Stimulus Lingkungan Persepsi Siswa X
Faktor persepsi
Ukuran Kinerja Guru Pembimbing 1.
Faktor objek yang dipersepsi 1. Memasyarakatkan layanan
2. Faktor situasi individu dan lingkungan
2. Merencanakan program 3.
Faktor individu 3. Melaksanakan segenap layanan
4. Faktor persepsi diri
4. Melaksanakan kegiatan pendukung 5.
Faktor pengamatan terhadap orang lain 5. Menilai proses dan hasil layanan dan
kegiatan pendukung
6. Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil
7. Mengadministrasikan layanan dan kegiatan pendukung yang dilaksanan
8. Mempertanggungjawabkan kepada coordinator bimbingan
sikap siswa Y Sikap positif persepsi positif siswa
menggunakan layanan konseling perorangan
Sikap Negatif persepsi negatif siswa
menggunakan layanan konseling perorangan
Gambar 2.2
Kerangka Berpikir Persepsi Siswa Terhadap Kinerja Guru Pembimbing dengan Partisipasi Siswa Menggunakan Layanan Konseling
2.7 Hipotesis