Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Kinerja Konselor Dengan

2.2.8 Pengaruh Terhadap Kinerja

Staw 1991 dalam Widhiastuti 2008: 32 berpendapat bahwa setiap perilaku menunjang kinerja hasil diasosiasikan dengan pemikiran individu tentang reward ataupun punishment. Setiap individu mempersepsikan hasil yang berbeda karena dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam kehidupannya. Perilaku individu juga dapat diasosiasikan dengan pemikiran individu tentang kemungkinan keberhasilan dalam kerja. Staw berpendapat bahwa ada tiga konsep penting yang berhubungan dengan perilaku dengan kinerja adalah sebagai berikut: 1. Individu percaya bahwa perilaku akan mengakibatkan hasil 2. Individu percaya bahwa hasil merupakan nilai positif individu 3. Individu percaya bahwa ia dapat membentuk hasrat atau usaha. Kinerja yang efektif adalah kinerja yang dapat menunjang implementasi strategi suatu organisasi, apabila anggota organisasi tersebut memahami dimensi- dimensi yang dievaluasi dan memahami relevansi aspek-aspek yang dinilai dari hasil meyelesaikan suatu pekerjaan.

2.5 Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Kinerja Konselor Dengan

Sikap Siswa Memanfaatkan Layanan Konseling Perorangan Persepsi merupakan penilaian seseorang terhadap objek tertentu. Dapat dikatakan bahwa persepsi adalah penilaian akibat pengalaman melalui proses inderawi terhadap objek, peristiwa dan memberikan kesan atau kesimpulan terhadap objek tersebut. Persepsi yang dialami oleh seseorang bersifat unik yang artinya setiap individu memiliki penilaian yang berbeda terhadap objek yang sama. Untuk menyadari atau mengadakan persepsi, siswa memerlukan suatu perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada suatu atau sekumpulan objek. Perhatian yang ditunjukkan siswa dalam mempersepsi kinerja konselor dapat berupa perhatian spontan dan perhatian tidak spontan, perhatian yang sempit dan perhatian yang luas, perhatian terpusat dan perhatian yang terbagi-bagi, perhatian yang statis dan perhatian yang dinamis. Siswa mempersepsikan bagaimana kinerja konselor karena adanya stimulus yang diterima dari lingkungan seperti yang diperlihatkan pada tugas konselor sebagai pelaksana utama, tenaga inti, dan ahli dimana seorang konselor harus mampu memasyarakatkan pelayanan bimbingan, merencanakan program bimbingan, melaksanakan segenap layanan bimbingan, melaksanakan kegiatan pendukung bimbingan, menilai proses dan hasil pelayanan bimbingan dan kegiatan pendukungnya, melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian, mengadministrasikan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan yang dilaksanakannya, mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatannya dalam pelayanan bimbingan kepada koordinator bimbingan. Persepsi siswa tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari diri individu maupun dari luar individu itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi siswa mengenai kinerja konselor adalah faktor dari objek yang menjadi persepsi, situasi individu dan lingkungannya, faktor persepsi terhadap diri sendiri, dan faktor pengamatan terhadap orang lain disekitarnya. Kinerja merupakan proses capaian suatu tugas yang sangat dibutuhkan dalam segala bentuk usaha yang memandang dari segi individual maupun kelompok. Kinerja sangat berkaitan erat dengan pola, hasil, tujuan, dan perencanaan suatu organisasi. Kinerja yang efektif dalam menunjang implementasi strategi suatu organisasi apabila anggota tersebut memahami dimensi-dimensi yang dievaluasi dan memahami relevansi aspek-aspek yang dinilai dari hasil menyelesaikan suatu tugas. Kinerja konselor adalah hasil yang dicapai oleh konselor dalam memberikan layanan konseling perorangan yaitu dengan memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan siswa dan penyelesaian berbagai permasalahan yang dihadapi oleh siswa dengan kepribadian, keterampilan, kreativitas kompetensi, pengetahuan dan informasi, disiplin, dan loyalitas yang dimilikinya. Hasil kerja yang telah dicapai oleh seorang konselor dalam memberikan layanan konseling perorangan siswa dapat mempersepsikan bagaimana seorang konselor melakukan pekerjaannya. Sikap terhadap objek tertentu dapat merupakan sikap pandangan atau sikap perasaan namun disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek tersebut atau dapat dikatakan, sikap merupakan kesediaan beraksi terhadap suatu hal. Sikap mempunyai komponen yang terdiri dari kognitif, afeksi, dan konatif. Komponen kognitif terdiri dari pengalaman. Komponen afeksi yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif. Komponen ini menunjukkan arah sikap, yaitu positif dan negatif, komponen konasi yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap. Sikap tersebut tidak dibawa sejak individu itu dilahirkan, sikap selalu berhubungan dengan objek sikap yang lainnya, Sikap dapat tertuju pada satu objek saja, tetapi juga dapat tertuju pada sekumpulan objek-objek, Sikap dapat berlangsung lama atau sebentar, Sikap mengandung faktor perasaan dan motivasi hal ini merupakan cirri-ciri yang ditunjukkan oleh sikap itu sendiri. Sikap merupakan suatu tingkatan afeksi baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif dalam hubungannya dengan objek-objek psikologis. Afeksi yang positif adalah afeksi yang senang, sedangkan afeksi yang negatif adalah afeksi yang tidak menyenangkan. Objek dapat menimbulkan berbagai macam sikap, dapat menimbulkan berbagai macam tingkatan afeksi pada seseorang. Sikap positif siswa terhadap konselor adalah sikap yang menyenangi kinerja yang ditunjukkan oleh konselor, sedangkan sikap negatif siswa terhadap konselor adalah sikap yang siswa yang tidak senang akan kinerja yang ditunjukkan oleh konselor.

2.6 Kerangka Berpikir

Dokumen yang terkait

PERSEPSI SISWA SMA TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

0 7 2

FAKTOR FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI RENDAHNYA MINAT SISWA DALAM MEMANFAATKAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMP NEGERI 41 SEMARANG

3 81 257

HUBUNGAN SIKAP SISWA TERHADAP KONSELOR DAN TINGKAT KETERBUKAAN DIRI DENGAN MINAT Hubungan Sikap Siswa Terhadap Konselor Dan Tingkat Keterbukaan Diri Dengan Minat Memanfaatkan Layanan Konseling.

0 1 18

PENDAHULUAN Hubungan Sikap Siswa Terhadap Konselor Dan Tingkat Keterbukaan Diri Dengan Minat Memanfaatkan Layanan Konseling.

0 10 12

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Sikap Siswa Terhadap Konselor Dan Tingkat Keterbukaan Diri Dengan Minat Memanfaatkan Layanan Konseling.

0 6 4

HUBUNGAN SIKAP SISWA TERHADAP KONSELOR DAN TINGKAT KETERBUKAAN DIRI DENGAN MINAT Hubungan Sikap Siswa Terhadap Konselor Dan Tingkat Keterbukaan Diri Dengan Minat Memanfaatkan Layanan Konseling.

0 0 19

(ABSTRAK) Pengaruh Sikap Proaktif Konselor Terhadap Minat Siswa Memanfaatkan Layanan Konseling Individu di SMP N 7 Semarang Tahun Ajaran 2009/2010.

0 0 1

PENGEMBANGAN SIKAP SISWA TERHADAP LAYANAN KONSELING PERORANGAN MELALUI LAYANAN INFORMASI PADA SISWA KELAS XI IS SMA NEGERI 4 SEMARANG TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 2 95

Hubungan Sikap Siswa terhadap Konselor dan Tingkat Ekstroversi dengan Minat Memanfaatkan Layanan Konseling di SMA N I Bobotsari.

0 0 2

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KINERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MOTIVASI MEMANFAATKAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BAWANG KABUPATEN BATANG.

0 1 116