Peningkatan Hasil Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi melalui

4.2.1 Peningkatan Hasil Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi melalui

Model Pembelajaran Koope ratif Tipe Concept Sentence dengan Teknik pengamatan objek langs ung Sis wa Kelas XA SMA Negeri Wangon Banyumas Pembahasan hasil penelitian didasarkan pada hasil prasiklus, siklus I, dan siklus II. Pembahasan hasil penelitian pada tiap siklusnya diperoleh dari data tes dan nontes. Hasil tes dan nontes prasiklus, siklus I, dan siklus II digunakan untuk mengetahui peningkatan keterampilan siswa dan mengetahui bagaimana perubahan perilaku siswa setelah dilakukan pembelajaran menulis karangan deskripsi melalui model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence dengan teknik pengamatan objek langsung. Untuk mengetahui kondisi awal kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi, maka dilakukan tes pada prasiklus dan siklus I. Hasil tes pada prasiklus dan siklus I menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa dalam menulis karangan deskripsi sebesar 60,58 dan 66,17. Hasil tes tersebut menunjukkan bahwa kemampuan menulis karangan deskripsi siswa masih tergolong cukup dan belum memenuhi KKM yang ditentukan, yaitu 70. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan siswa dalam menulis karangan deskripsi setelah dilakukan pembelajaran menulis karangan deskripsi melalui model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence dengan teknik pengamatan objek langsung digunakan data tes yang diperoleh dari tes pada prasiklus, siklus I, dan siklus II. Hasil ketiga tes tersebut kemudian dibandingkan untuk mengetahui adanya perubahan peningkatan nilai. Pada prasiklus, siklus I, dan siklus II ditargetkan nilai rata-rata kelas keseluruhan indikator atau nilai komunikatif adalah 70. Berikut ini uraian peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi melalui model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence dengan teknik pengamatan objek langsung siswa kelas XA SMA Negeri Wangon Banyumas pada prasiklus, siklus I, dan siklus II. Tabel 44. Perbandingan Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Siklus I dan Siklus II No. Kategori Prasiklus Siklus I Siklus II F Jumlah Nilai F Jumlah Nilai F Jumlah Nilai 1. Sangat Baik 11 962 2. Baik 6 439 10 756 20 1534 3. Cukup 26 1534 24 1522 5 327 4. Kurang 4 208 2 104 Jumlah 36 2181 36 2382 36 2823 Nilai rata-rata 2181 x 100 = 36 60,58 Kategori cukup 2382 x 100 = 36 66,17 Kategori cukup 2823 x 100 = 36 78,41 Kategori baik Berdasarkan tabel 44 di atas terlihat bahwa nilai rata-rata kelas pada prasiklus mencapai 60,58 termasuk dalam kategori cukupdan pada siklus I mencapai 66,17 termasuk dalam kategori cukup. Setelah pembelajaran menulis karangan deskripsi melalui model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence dengan teknik pengamatan objek langsung pada siklus II, diperoleh nilai rata-rata sebesar 78,41 dan termasuk dalam kategori baik. Terlihat bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas atau nilai komunikatif sebesar 12,24 bila dibandingkan dengan hasil pada siklus I dan 17,83 pada prasiklus. Tabel 45. Perbandingan Nilai Tiap Aspek Penilaian prasiklus, Siklus I, dan Siklus II No. Aspek Penilaian Nilai Rata-rata Prasiklus Siklus I Siklus II 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Imajinasi Keterlibatan aspek pancaindera Kesan hidup Menunjukkan objek yang ditulis Kesesuai judul dengan isi Kohesi dan koherensi Memusatkan uraian pada objek yang ditulis Pemilihan kata EYD dan tanda baca Kerapian tulisan 40,69 53,12 60,18 62,5 70,83 58,33 63,19 61,80 58,33 70,13 56,80 61,63 67,82 66,14 79,86 65,62 74,30 77,08 66,67 74,30 70,27 77,25 79,86 78,81 80,56 73,61 80,32 80,56 77,08 81,94 Berdasarkan tabel 45 di atas dapat diketahui bahwa peningkatan terjadi pada setiap aspek penilaian. Pada aspek imajinasi, hasil tes keterampilan awal siswa pada prasiklus sebesar 40,69, pada siklus I sebesar 56,80, sedangkan pada siklus II sebesar 70,27. Berdasarkan hasil tersebut, terlihat peningkatan keterampilan siswa pada aspek imajinasi sebesar 13,47 bila dibandingkan dengan hasil pada siklus I dan 29,55 pada prasiklus. Siswa sudah mampu mengolah idenya dengan baik. Hal ini terlihat dari hasil karanga n siswa yang sudah menggambarkan dan menunjukkan objek tersebut. Pada aspek keterlibatan aspek pancaindera diperoleh nilai rata-rata pada prasiklus sebesar 53,12, pada siklus I sebesar 61,63, sedangkan pada siklus II sebesar 77,25. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan sebesar 15,62 bila dibandingkan dengan hasil pada siklus I dan 24,13 pada prasiklus. Pada aspek ini siswa sudah mampu melibatkan pancaindera dalam menulis karangan deskripsi, minimal indera penglihatan dan indera pendengaran. Aspek kesan hidup diperoleh nilai rata-rata pada prasiklus sebesar 56,18, pada siklus I sebesar 67,82, dan pada siklus II sebesar 79,86. Dari hasil tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 12,04 bila dibandingkan dengan hasil pada siklus I dan 23,68 pada prasiklus. Hal ini berarti siswa sudah mampu melukiskan objek dengan baik sehingga kesan hidup objek terasa. Aspek menunjukkan objek yang ditulis diperoleh nilai rata-rata pada prasiklus sebesar 62,5, pada siklus I sebesar 66,14, dan siklus II s ebesar 78,81. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan sebesar 12,67 bila dibandingkan dengan hasil pada siklus I dan 16,31 pada prasiklus. Hal ini berarti siswa tidak hanya menunjukkan secara lugas objek tulisan melainkan juga menunjukkan letak dan kondisi objek yang diamati. Selanjutnya, pada aspek kesesuaian judul dengan isi diperoleh nilai rata-rata pada prasiklus sebesar 70,83, siklus I sebesar 79,86, dan siklus II sebesar 80,56. Dari hasil tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 0,7 bila dibandingkan dengan hasil pada siklus I dan 9,73 pada prasiklus. Pada aspek ini, siswa sudah mampu membuat karangan yang sesuai dengan judul. Isi karangan yang dibuat oleh siswa tidak jauh menyimpang dari judul yang ditentukan. Pada aspek kohesi dan koherensi juga mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil pada siklus I. Pada prasiklus nilai rata-rata sebesar 58,33, siklus I nilai rata-rata sebesar 65,62, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata sebesar 73,61. Berdasarkan hasil tersebut, terlihat peningkatan keterampilan siswa pada aspek kohesi dan koherensi sebesar 7,99 bila dibandingkan dengan hasil pada siklus I dan 15,28 pada prasiklus. Hal ini berarti siswa dapat memahami cara membuat kalimat atau paragraf agar menjadi padu. Aspek memusatkan uraian pada objek yang ditulis diperoleh nilai rata-rata prasiklus 63,19, siklus I 74,30, sedangkan siksus II sebesar 80,32, dan mengalami peningkatan sebesar 6,02 bila dibandingkan dengan hasil pada siklus I dan 17,13 pada prasiklus. Sebagian siswa sudah mampu memusatkan uraian pada objek yang ditulis, yaitu memusatkan uraian pada hal-hal yang berhubungan dengan objek tulisan. Pada aspek pilihan katadiksi juga terjadi peningkatan nilai rata-rata dari prasiklus dan siklus I. Pada prasiklus nilai rata-rata sebesar 61,80, pada siklus I nilai rata-rata sebesar 77,08, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata menjadi 80,56. Berdasarkan hasil tersebut, terlihat peningkatan keterampilan siswa pada aspek pilihan katadiksi sebesar 3,44 bila dibandingka n dengan hasil pada siklus I dan 18,76 pada prasiklus. Hal ini berarti siswa sudah mampu memilih kata yang sesuai dengan situasi yang diceritakan. Selanjutnya aspek ejaan dan tanda baca. Pada aspek ejaan dan tanda baca terjadi peningkatan sebesar 10,41 bila dibandingkan dengan hasil pada siklus I dan 18,75 pada prasiklus. Pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 77,08. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah paham mengenai ejaan dan tanda baca. Hal ini ditunjukkan pada hasil menulis karangan deskripsi yang ditulis siswa sudah memperhatikan ejaan dan tanda baca. Aspek penilaian yang terakhir adalah aspek kerapian tulisan. Nilai rata-rata siswa pada tahap prasiklus adalah 70,13, pada siklus I adalah 74,30, sedangkan pada siklus II adalah 81,94. Peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi pada aspek kerapian tulisan adalah 7,64 bila dibandingkan dengan hasil pada siklus I dan 17,83 pada prasiklus. Hal ini menunjukkan tulisan karangan deskripsi yang ditulis siswa sudah jelas, rapi, dan jumlah coretan berkurang jika dibandingkan dengan hasil karangan pada prasiklus dan siklus I. Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence dan teknik pengamatan objek langsung dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi pada siswa kelas XA SMA Negeri Wangon Banyumas terbukti dapat membantu kelancaran, aktivitas, dan efisiensi pencapaian tujuan pembelajaran. Adanya model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence membuat siswa lebih mudah memahami materi tentang karangan deskripsi dan membuat suasana pembelajaran menjadi lebih hidup dan menyenangkan. Teknik pengamatan objek langsung juga membantu siswa dalam menulis karangan deskripsi.

4.2.2 Perubahan Tingkah Laku siswa dalam Pembelajaran Menulis

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2007 2008

2 43 156

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MODEL CONCEPT SENTENCE DENGAN MEDIA ROLL THE CAN PADA SISWA KELAS IVB SDN PUDAKPAYUNG 01

1 29 159

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Melalui Model Pembelajaran Concept Sentence pada Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 11 Mangkuyudan Tahun 2015/2016.

0 2 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN LANGSUNG MELALUI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN LANGSUNG MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS X KEPERAWATAN SMK

0 0 17

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK LATIHAN BERTANYA TERBIMBING (PROBING QUESTION) DAN TEKNIK PENGAMATAN OBJEK LANGSUNG SISWA KELAS X SMA.

0 0 2

Peningkatan Keterampilan Menulis Wacana Deskripsi melalui Teknik Pengamatan Objek Langsung dengan Model Pembelajaran Kooperatif pada Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 1 Gebog Kudus.

0 0 2

PENGARUH MODEL KOOPERATIF CONCEPT SENTENCE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI.

0 0 5

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

0 0 7

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MODEL CONCEPT SENTENCE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR SISWA SD

1 3 10

Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi melalui Model Pembelajaran Concept Sentence dengan Media Roll The Can - UNS Institutional Repository

0 0 20