1.2 Identifikasi Masalah
Pembelajaran menulis karangan deskripsi merupakan bagian dari pembelajaran bahasa yang perlu mendapat perhatian khusus. Oleh karena itu,
beberapa faktor yang memengaruhi pembelajaran harus diperhatikan dengan baik. Hal tersebut dilakukan untuk menjadikan siswa terampil menulis karangan
deskripsi dengan baik. Ada dua faktor yang memengaruhi pembelajaran menulis karangan
deskripsi, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor inernal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, sedangkan faktor eksternal adalah
faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor internal yang memengaruhi pembelajaran menulis karangan
deskripsi ada lima hal. Pertama, siswa kurang berminat mengikuti pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Kedua, pengetahuan siswa tentang menulis karangan
deskripsi masih kurang. Ketiga, terbatasanya kemampuan siswa dalam berimajinasi, memberikan kesan hidup pada objek karangan, dan siswa juga
belum bisa memaksimalkan penginderaan dalam menulis karangan deskripsi. Keempat, kurangnya pembendaharaan kata kosakata pada siswa. Kelima, siswa
kurang berlatih dalam menulis karangan deskripsi. Faktor pertama, siswa kurang berminat mengikuti pembelajaran bahasa
dan sastra Indonesia. Sebagian besar siswa beranggapan bahwa pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah pembelajaran yang membosankan. Untuk
mengubah anggapan ini, maka seorang guru harus memberikan pengertian kepada
siswa tentang pentingnya pelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam kehidupan mereka sehari- hari.
Faktor kedua, pengetahuan siswa tentang menulis karangan deskripsi masih kurang. Kurangnya pengetahuan siswa tentang menulis karangan deskripsi
ini disebabkan guru jarang mengadakan latihan-latihan menulis khususnya menulis karangan deskripsi pada siswa. Untuk meningkatkan pengetahuan siswa
tentang karangan deskripsi, guru harus lebih sering memberikan pelatihan menulis khususnya menulis karangan deskripsi.
Faktor ketiga, terbatasanya kemampuan siswa dalam berimajinasi, memberikan kesan hidup pada objek karangan, dan siswa juga belum bisa
memaksimalkan penginderaan dalam menulis karangan deskripsi. Hal ini menyebabkan karangan deskripsi yang ditulis oleh siswa terkesan biasa saja dan
hampir sama dengan jenis karangan yang lainnya. Penggunaan model dan teknik yang tepat akan memberikan inspirasi bagi siswa dalam berimajinasi ataupun
memberikan kesan hidup dalam karangan deskripsi yang ditulisnya. Faktor keempat, kurangnya pembendaharaan kata kosakata pada siswa.
Terbatasnya pembendaharaan kosakata sangat berpengaruh pada penggunaan diksi pilihan kata yang kurang bervariasi dalam menulis karangan deskripsi. Hal
ini dapat diatasi dengan cara setiap pembelajaran, baik menulis, menyimak, berbicara, dan membaca, guru harus mengenalkan kata-kata baru pada siswa. Dari
setiap kata-kata tersebut, guru memberikan penjelasan kepada siswa agar mudah dipahami.
Faktor kelima, siswa kurang berlatih dalam menulis karangan deskripsi. Mereka menganggap pembelajaran menulis adalah pembelajaran yang
membosankan. Untuk dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi, siswa harus lebih banyak diberi latihan. Latihan ini diberikan secara
bertahap dengan model pembelajaran yang bervariasi. Dengan cara ini siswa diharapkan akan lebih tertarik mengikuti pembelajaran menulis.
Faktor eksternal yang memengaruhi pembelajaran menulis karangan deskripsi yaitu faktor dari guru atau pengajar.
Pengelolaan kelas yang kondusif untuk belajar merupakan tugas seorang guru. Seorang guru harus mampu mengendalikan kelas dengan baik. Membantu
siswa memahami materi pembelajaran dan membantu siswa dalam pencapaian indikator pembelajaran. Dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi, guru
belum menggunakan teknik pembelajaran yang tepat. Hal itu terbukti dengan siswa belum mampu memahami materi karangan deskripsi dengan baik serta
siswa belum mampu menulis karangan deskripsi dengan benar. Guru dalam mengajar juga belum menggunakan sebuah model yang
membuat siswa aktif di kelas, pembelajaran terkesan hanya satu arah dan membosankan. Hal ini terlihat dari respon siswa terhadap kegiatan-kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan guru. Siswa kurang merespon hal- hal yang diperintahkan guru saat pembelajaran menulis karangan deskripsi berlangsung.
Sebelum memulai pembelajaran, guru hendaknya mempersiapkan materi, teknik, dan model pembelajaran yang tepat. Guru tidak hanya memberikan model
cermah dan tanpa adanya teknik dalam pembelajaran karena dapat menyebabkan
siswa menjadi bosan dan enggan memperhatikan materi yang sedang dibelajarkan. Jika pengetahuan guru tentang teknik dan model pembelajaran masih kurang, guru
dapat memelajarinya dari buku, internet, mengikuti seminar, atau pelatihan mengajar yang ada. Dengan bertambahnya pengetahuan guru tentang teknik dan
model pembelajaran akan memberikan variasi dalam pembelajaran sehingga siswa akan merasa senang dan tidak jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran.
Selain itu, guru kurang memperhatikan dan enggan mengoreksi kalimat- kalimat yang dibuat oleh siswa satu demi satu. Kurang cermatnya seorang guru
dalam mengoreksi sangat berpengaruh terhadap keterampilan menulis siswa. Jika seorang guru enggan mengoreksi kalimat-kalimat yang dibuat oleh siswa satu per
satu, guru tersebut tidak dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh siswa. Jika hal tersebut berlanjut, siswa akan terus mengulangi kesalahan
tersebut. Setiap pembelajaran menulis, guru hendaknya mengo reksi setiap kata yang ditulis siswa. Setiap kesalahan yang ada guru menjelaskan kepada siswa
tentang tulisan tersebut dan bagaimana tulisan yang benar. Merujuk pada pembahasan di atas, dalam pembelajaran menulis karangan
deskripsi diperlukan sebuah model dan teknik pembelajaran yang tepat. Hal tersebut dilakukan agar siswa menunjukkan hasil yang memuaskan dalam
pembelajaran menulis karangan deskripsi. Dari faktor- faktor di atas, peneliti memanfaatkan model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence dan teknik
pengamatan objek langsung untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi.
1.3 Pembatasan Masalah