1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1
Mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi pada siswa kelas XA SMA Negeri 1 Wangon, Banyumas setelah mengikuti
pembelajaran menulis karangan deskripsi melalui model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence dengan teknik pengamatan objek langsung.
2 Mendeskripsikan perubahan perilaku siswa kelas XA SMA Negeri 1
Wangon, Banyumas setelah mengikuti pembelajaran menulis karangan deskripsi melalui model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence
dengan teknik pengamatan objek langsung.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun praktis.
1 Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan menjadi masukan tersendiri bagi teori pengembangan pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya keterampilan menulis
karangan deskripsi. Selain itu, hasil penelitian akan memberi masukan bagi perkembangan pembelajaran menulis karangan deskripsi siswa kelas XA SMA
Negeri 1 Wangon, Banyumas. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence dengan teknik pengamatan objek langsung akan memudahkan
siswa menuangkan ide atau gagasan secara tertulis.
2 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru, sekolah dan peneliti itu sendiri. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat membantu
pencapaian indikator kompetensi dasar menulis karangan deskripsi, serta meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, khususnya
keterampilan menulis. Manfaat bagi guru, yaitu memberikan alernatif dalam penggunaan model dan media pembelajaran menulis karangan deskripsi yang
sesuai. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan memberikan dorongan kepada pihak sekolah untuk memotivasi semangat kerja guru untuk meningkatkan
kinerjanya serta untuk meningkatkan mutu sekolah. Penelitian ini juga bermanfaat bagi peneliti karena dapat dijadikan pengalaman dan menjadi sumber inspirasi
untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya.
16
BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BER PIKIR
DAN HIPOTESIS TINDAKAN
2.1 Kajian Pustaka
Penelitian dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis pada siswa sudah banyak dilakukan. Namun, pada kenyataannya keterampilan menulis siswa
masih rendah, terutama menulis karangan deskripsi. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya penelitian yang mengkaji kompetensi dasar tersebut. Tetapi, berbagai
bentuk penelitian yang ada belum cukup sebagai bahan acuan bagi peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi. Sehubungan dengan hal tersebut,
penelitian ini mengacu pada hasil penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh beberapa orang peneliti, yaitu Cecilia dan Ikeguchi 1997, Diliberto 2004,
Holliway 2004, Anwar, dkk. 2006 Puspita 2007, Arisa 2008, Yuniasih 2008, Dhewi 2009, dan Karuni 2010.
Cecilia dan Ikeguchi 1997 dalam penelitiannya yang berjudul Teaching Integrated Writing Skill mengkaji tentang pembelajaran keterampilan menulis di
sebuah SMP di Jepang yang mengalami kendala berupa kesulitan siswa memperoleh ide sebagai bahan tulisan. Pada pembelajaran menulis tersebut
digunakan media tulisan dari media massa sebagai sarana penunjang keberhasilan siswa. Keterampilan menulis ini diintegrasikan dengan keterampilan lainnya,
yakni membaca, berbicara, dan mendengarkan. Siswa diberi tugas untuk membaca sebuah artikel dari media massa, kemudian siswa membuat ringkasan artikel yang
dibaca. Sebelumnya, guru menentukan tema artikelnya. Setelah itu, siswa berkelompok menurut tema artikel yang dibaca. Tiap-tiap kelompok memilih
seorang anggotanya untuk mempresentasikan hasil ringkasannya di depan kelas, kelompok yang lain menanggapi. Pada kegiatan ini, guru memberikan waktu
sebanyak siswa ingin berbicara, atau setengah dari seluruh waktu kelas. Dengan demikian, siswa di dalam kelompok yang sama mengenali beragam aspek yang
berkaitan dengan tema. Selanjutnya, siswa menulis artikel dengan tema yang sama dari berbagai referensi kelompoknya. Hal ini membuat siswa berpikir kreatif dan
mengembangkan pengetahuannya. Adapun relevansi penelitian Cecilia dan Ikeguchi 1997 dengan penelitian
ini terletak pada aspek yang dikaji, yaitu keterampilan menulis. Perbedaannya, Cecilia dan Ikeguchi mengkaji keterampilan menulis artikel dengan media tulisan
dari media massa, sedangkan penelitian ini mengkaji menulis karangan deskripsi melalui model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence dengan teknik
pengamatan objek langsung. Adapun subjek penelitian Cecilia dan Ikeguchi adalah keterampilan menulis terpadu siswa SMP, sedangkan subjek penelitian ini
adalah keterampilan menulis karangan deskripsi siswa SMA. Diliberto 2004 dalam penelitiannya yang berjudul Improving Descriptive
Sentence Writing In Elementary Student bertujuan untuk memberikan sasaran bagaimana mengajar dan meningkatkan kemampuan menulis kalimat deskripsi
pada siswa sekolah dasar. Persamaan penelitian Diliberto dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu sama-sama meningkatkan kemampuan siswa dalam
menulis deskripsi. Perbedaannya yaitu peneliti Diliberto digunakan pada siswa
sekolah dasar dan difokuskan pada menulis kalimat deskripsi, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti digunakan pada siswa SMA dan
difokuskan pada menulis karangan deskripsi. Holliway 2004 dalam penelitiannya yang berjudul Through the Eyes of
My Reader : A Strategy for Improving Audience Perspective in Childr en’s
Descriptive Writing mengemukakan bahwa pembaca sangat memengaruhi kualitas tulisan deskripsi yang dibuat penulis. Penulis akan membuat tulisan sesuai dengan
informasi yang dibutuhkan pembacanya. Untuk membuat tulisan yang berkualitas, Holliway menerapkan strategi atau langkah- langkah dalam menulis, yaitu
menyusun tulisan, merevisi, dan yang terakhir menyalin tulisan yang telah direvisi.
Relevansi penelitian Holliway 2004 dengan penelitian ini terletak pada aspek yang dikaji, yaitu menulis deskripsi. Perbedaannya terletak pada objek
penelitian. Pada penelitian Holliway yang menjadi objek penelitian yaitu anak kelas V dan IX, sedangkan dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian
yaitu kelas X. Selain pada objek penelitian, perbedaan juga terlet ak pada cara penangananya. Holliway menggunakan strategi menyusun, merevisi, dan
menyalin dengan melibatkan pandangan pembaca terhadap isi tulisan, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe concept
sentence dengan teknik pengamatan objek langsung. Anwar, dkk. 2006 dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh
Kemahiran Berproses Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA melalui Model Pembelajaran Kooperatif, menemukan bahwa pembelajaran yang menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe turnamen belajar mampu meningkatkan kemahiran berproses siswa. Kemahiran berproses ini memberi kontribusi 64,8
terhadap hasil belajar. Selain itu, kemahiran berproses akan meningkatkan kemampuan interaksi sosial siswa dalam kelompok. Kemahiran dala m
berinteraksi sosial ini merupakan bagian dari soft skill yang penting sekali bagi siswa sebelum mereka terjun dalam kehidupan nyata di masyarakat.
Relevansi penelitian yang telah dilakukan oleh Anwar, dkk 2006 dengan penelitian ini yaitu terletak pada salah satu variabel penelitiannya yang sama yaitu
sama-sama menggunakan model pembelajaran kooperatif. Sedangkan bedanya yaitu terletak pada aspek yang dikaji. Dalam penelitian Anwar, dkk, lebih
difokuskan pada penggunaan model pembelajaran kooperatif dalam pengaruh kemahiran berproses terhadap hasil belajar siswa, sedangkan dalam penelitian ini
model pembelajaran kooperatif digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi. Selain itu, perbedaan antara keduanya terletak pada
tipe model pembelajaran kooperatif yang digunakan. Peneliti Anwar, dkk. menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT Teams Games
Tournaments, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Concept Sentence.
Puspita 2007 dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Pembelajaran Menulis Deskripsi melalui Strategi Directed Writing Activity Bagi
Siswa SDN 51 Palembang, menemukan bahwa keterampilan menulis khusus nya keterampilan menulis deskripsi dapat ditingkatkan dengan menggunakan strategi
directed writing acitivy DWA. Strategi directed writing acitivy DWA dapat
meningkatkan keterampilan menulis deskripsi pada tahap pramenulis,
pengedrafan, perbaikan, dan penyuntingan. Pembelajaran menulis deskripsi dengan strategi directed writing acitivy DWA pada tahap pramenulis
menunjukkan keutuhan yang baik. Siswa telah dapat menampakkan unsur-unsur pradraf: tema, topik, judul, dan kerangka karangan. Pada tahap pengedrafan
menunjukkan kualifikasi kedeskripsian cukup baik, pada tahap perbaikan menunjukkan tingkat kedeskripsian cukup baik, dan pada tahap penyuntingan
menunjukkan ketepatan yang baik. Adapun relevansi penelitian Puspita 2007 dengan penelitian ini yaitu
sama-sama mengkaji tentang menulis deskripsi. Bedanya, dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis deskripsi, Puspita menggunakan strategi
directed writing acitivy Dwa, sedangkan penelitian ini tidak menggunakan strategi untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi melainkan
menggunakan model dan teknik, yaitu melalui model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence dengan teknik pengamatan objek langsung.
Arisa 2008 dalam skripsinya yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi dengan Teknik Cloze Procedure melalui Media Read
Box pada Siswa Kelas III SD Negeri 05 Randudongkal Pemalang, menemukan bahwa keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa kelas III SD Negeri 05
Randudongkal Pemalang setelah mengikuti pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan teknik cloze procedure melalui media read boxs mengalami
peningkatan dan perilaku siswa mengalami perubahan menjadi lebih baik. Hasil analisis data siklus I sampai dengan siklus II terus meningkat. Hasil tes pada
siklus I rata-rata kelas sebesar 64,6 dan pada siklus II diperoleh rata-rata kelas sebesar 78. Hal ini menunjukkan peningkatan dari siklus I sampai siklus II sebesar
13,4. Pemerolehan hasil ini menunjukkan bahwa pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan teknik cloze procedure melalui media read boxs dapat dikatakan
berhasil. Penelitian Arisa 2008 juga relevan dengan penelitian yang akan
dilakukan. Hal ini bisa dilihat dari aspek yang dikaji, yaitu sama-sama mengkaji keterampilan menulis deskripsi. Perbedaanya terletak pada salah satu variabel
penelitian yang digunakan, yaitu teknik dan media pembelajarannya. Untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi, Arisa menggunakan
teknik cloze procedure melalui media read box, sedangkan peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence dengan teknik pengamatan
objek langsung. Penelitian lain yang berkenaan dengan permasalahan pembelajaran
menulis deskripsi juga telah dilakukan oleh Yuniasih 2008. Dalam penelitiannya yang berjudul Perbandingan antara Keefektifan Penggunaan Teknik Pemetaan
Pikiran dan Peniruan Model dalam Pembelajaran Menulis Deskripsi pada siswa SMA ini ditemukan simpulan adanya peningkatan hasil belajar secara signifikan
dalam pembelajaran menulis deskripsi pada siswa SMA dengan digunakannya teknik pemetaan pikiran dan teknikpeniruan model. Tetapi, pembelajaran menulis
deskripsi dengan teknik pemetaan pikiran lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran menulis deskripsi dengan teknik peniruan model. Temuan ini tentu
saja sangat bermanfaat bagi guru bahasa Indonesia untuk lebih mengembangkan
strategi pembelajaran menulis khususnya menulis karangan deskripsi. Salah satunya dengan menerapkan teknik pemetaan pikiran dalam pembelajaran menulis
karangan deskripsi. Dengan penerapan teknik pemetaan pikiran dalam pembelajaran, maka inovasi pembelajaran sudah terjadi.
Penelitian Yuniasih 2008 mempunyai relevansi dengan penelitian yang peneliti lakukan, yaitu sama-sama bertujuan untuk meningkatkan keterampilan
menulis khususnya menulis deskripsi. Adapun Perbedaan penelitian Yuniasih dengan penelitian yang dilakukkan peneliti adalah peneliti Yuniasih meneliti
tentang perbandingan antara keefektifan penggunaan teknik pemetaan pikiran dan peniruan model dalam pembelajaran menulis deskripsi pada siswa SMA,
sedangkan peneliti meneliti peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi melalui model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence dengan teknik
pengamatan objek langsung. Selanjutnya, Dhewi 2009 dalam skripsinya yang berjudul Peningkatan
Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi dengan Media Flash Card pada Siswa Kelas V SD Salangamer Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, menemukan bahwa
keterampilan siswa dalam menulis karangan deskripsi dengan media Flash Card mengalami peningkatan sebesar 18,54 dan mengalami perubahan perilaku
menjadi lebih baik, yaitu siswa lebih memperhatikan penjelasan guru selama proses pembelajaran, siswa juga merasa senang dan tertarik dengan media yang
digunakan dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi. Relevansi penelitian Dhewi 2009 dengan penelitian yang dilakukan
peneliti terletak pada aspek yang dikaji, yaitu menulis karangan deskripsi.
Perbedaan penelitian Dhewi dengan penelitian yang d ilakukan peneliti terletak pada model dan teknik yang digunakan. Model yang digunakan peneliti yaitu
model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence, sedangkan peneliti Dhewi tidak menggunakan model dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi.
Teknik yang digunakan peneliti yaitu teknik pengamatan objek langsung, sementara peneliti Dhewi tidak menggunakan teknik melainkan menggunakan
media yaitu media Flash Card dalam penelitiannya. Karuni 2010 dalam skripsinya yang berjudul Peningkatan Keterampilan
Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Media Musik Instrumentalia Mozart melalui Metode WINDOWS pada Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 1
Pegandon Kendal menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media musik instrumentalia mozart
melalui metode WINDOWS sebesar 12,7 dari siklus I dan mengalami peningkatan sebesar 30,1 dari prasiklus. Setelah digunakan media musik instrumentalia mozart
melalui metode WINDOWS, terjadi perubahan perilaku belajar siswa ke arah positif. Siswa yang sebelumnya marasa malas dan kurang aktif menjadi semakin
aktif dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Penelitian yang telah dilakukan oleh Karuni 2010 relevan dengan
penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, yaitu sama-sama mengkaji keterampilan menulis karangan deskrispi. Perbedaannya terletak pada model dan
teknik yang digunakan. Karuni 2010 menggunakan media musik instrumentalia mozart melalui metode WINDOWS untuk meningkatkan keterampilan menulis
karangan deskripsi, sedangkan penulis menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe concept sentence dengan teknik pengamatan objek langsung untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi.
Berdasarkan kajian pustaka tersebut, dapat diketahui bahwa kajian mengenai keterampilan menulis karangan deskripsi dengan berbagai teknik,
metode, dan pendekatan telah banyak dilakukan. Akan tetapi, penelitian mengenai keterampilan menulis karangan deskripsi melalui model pembelajaran kooperatif
tipe concept sentence dengan teknik pengamatan objek langsung belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat melengkapi hasil dari
penelitian sebelumnya serta dapat menjadi pijakan bagi penelitian selanjutnya.
2.2 Landasan Teoretis