Aspek-Aspek yang Dinilai dalam Karangan Deskripsi

Berdasarkan ketiga pendapat tersebut, dapat disimpulkan setidaknya terdapat lima langkah pokok dalam menulis karangan deskripsi, yaitu 1 menentukan objek yang akan dideskripsikan, 2 merumuskan tujuan pendeskripsian objek tersebut, 3 mengamati objek dengan saksama dan menentukan bagian yang penting dan menarik untuk dideskripsikan, 4 mengumpulkan data atau informasi tentang objek yang telah diamati, dan 5 memproses data atau informasi yang telah diperoleh dengan memilih dan mengkaji lebih lanjut, apakah data tersebut sesuai untuk dimasukkan ke dalam karangan deskripsi atau tidak dengan tujuan untuk memperkuat kesan terhadap objek yang dideskripsikan.

2.2.2.3 Aspek-Aspek yang Dinilai dalam Karangan Deskripsi

Karangan deskripsi menuntut beberapa kualitas agar isinya menarik bagi pembaca. Deskripsi yang baik bergantung pada tanggapa n yang jeli. Diungkapkan oleh Gie 2003:33-37 dalam mengarang diterapkan enam asas atau aspek dalam mengarang. Keenam aspek tersebut adalah 1 kejelasan, 2 keringkasan, 3 ketepatan, 4 kesatupaduan, 5 pertautan, dan 6 penegasan. Aspek kejelasan tidak semata- mata berarti mudah dipahami, melainkan juga bahwa paragraf itu tidak mungkin disalahtafsirkan oleh pembaca. Kejelasan berarti tidak samar-samar, tidak kabur sehingga butir ide yang diungkapkan seakan-akan nyata oleh pembaca. Aspek keringkasan tidaklah berarti bahwa setiap paragraf harus pendek. Ringkas tidak sama dengan pendek, keringkasan berarti bahwa suatu paragraf tidak menghamburkan kata-kata secara semena- mena, tidak mengulang-ulang butir ide yang dikemukakan, dan tidak berputar-putar dalam menyampaikan suatu gagasan dengan berbagai kalimat yang berkepanjangan. Aspek ketepatan mengandung ketentuan bahwa sesuatu penulisan harus dapat menyampaikan butir-butir gagasan kepada pembaca dengan kecocokan sepenuhnya seperti yang dimaksud oleh penulisnya. Oleh karena itu, untuk menulis harus menaati sepenuhnya berbagai aturan dan ketentuan tata bahasa, ejaan, tanda baca, dan kelaziman pemakaian bahasa tulis yang ada. Aspek kesatupaduan, asas ini berarti bahwa segala hal yang disajikan dalam suatu paragraf perlu berkisar pada satu gagasan pokok yang telah ditentukan. Untuk keseluruhan paragraf yang tersusun dari satu alinea, tidak ada uraian yang menyimpang dan tidak ada ide yang lepas dari jalur gagasan pokok itu. Aspek pertautan, aspek ini menetapakan bahwa dalam suatu paragraf bagian- bagiannya perlu melekat secara berurutan satu sama lain. Dalam paragraf itu antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya perlu ada saling kait sehingga ada aliran yang logis. Aspek penegasan, aspek ini menetapkan bahwa dalam suatu tulisan butir-butir informasi yang penting disampaikan dengan penekanan atau penonjolan tertentu sehingga terkesan kuat pada pikiran pembaca. Jadi, tidak semua hal dalam suatu paragraf yang mempunyai perbedaan derajat pentingnya ditulis secara datar dan senada. Keenam aspek di atas merupakan aspek-aspek dalam sistematika menulis sebuah paragraf, dalam menulis paragraf deskripsi penulis harus dapat menggunakan kata-kata yang bersifat penginderaan dan menyentuh perasaan pembaca. Seperti yang diungkapkan oleh DePorter dan Hernancki 2004:190 yang berpendapat bahwa deskripsi yang baik, yaitu dengan menunjukkan bukan memberitahukan show not tell. Ini berarti dalam menulis deskripsi mengambil bentuk kalimat-kalimat memberitahu kemudian mengubahnya menjadi paragraf yang menunjukkan. Melengkapi pendapat DePorter dan Hernacki, Suparno dan Yunus 2007:4.6-4.7 menambahkan bahwa sesuatu yang dideskripsikan harus tersaji secara suasana batiniah pembaca. Sesuatu yang dideskripsikan harus mengatakan secara terperinci. Disamping itu, penulis karangan deskripsi harus membutuhkan keterlibatan perasaan. Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek yang akan dinilai dalam menulis paragraf deskripsi adalah 1 imajinasi, 2 keterlibatan aspek pancaindera, 3 memusatkan uraian pada objek yang ditulis, 4 kesan hidup, 5 kohesi dan koherensi, 6 menunjukkan objek yang ditulis, 7 pemilihan kata, 8 penggunaan ejaan dan tanda baca, 9 kesesuaian judul dengan isi paragraf, dan 10 kerapian tulisan.

2.2.3 Hakikat Model Pe mbelajaran Kooperatif

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2007 2008

2 43 156

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MODEL CONCEPT SENTENCE DENGAN MEDIA ROLL THE CAN PADA SISWA KELAS IVB SDN PUDAKPAYUNG 01

1 29 159

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Melalui Model Pembelajaran Concept Sentence pada Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 11 Mangkuyudan Tahun 2015/2016.

0 2 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN LANGSUNG MELALUI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN LANGSUNG MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS X KEPERAWATAN SMK

0 0 17

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK LATIHAN BERTANYA TERBIMBING (PROBING QUESTION) DAN TEKNIK PENGAMATAN OBJEK LANGSUNG SISWA KELAS X SMA.

0 0 2

Peningkatan Keterampilan Menulis Wacana Deskripsi melalui Teknik Pengamatan Objek Langsung dengan Model Pembelajaran Kooperatif pada Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 1 Gebog Kudus.

0 0 2

PENGARUH MODEL KOOPERATIF CONCEPT SENTENCE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI.

0 0 5

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

0 0 7

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MODEL CONCEPT SENTENCE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR SISWA SD

1 3 10

Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi melalui Model Pembelajaran Concept Sentence dengan Media Roll The Can - UNS Institutional Repository

0 0 20