Melalui pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Learning Cycle bernuansa etnomatematika guru memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mempelajari materi melalui diskusi kelompok dan masalah-masalah yang disajikan sesuai dengan kondisi budaya yang ada di daerahnya, melalui pendekatan
konstruktivis maka peserta didik diharapkan akan lebih mudah dalam mempelajari matematika karena sesuai dengan masalah-masalah yang sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari.
2.1.2.2 Komponen-Komponen Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu hal yang penting dalam perkembangan individu. Dalam proses pembelajaran harus ada komponen-komponen yang dapat
menunjang proses pembelajaran sehingga dapat berlangsung dengan baik. Jika dalam proses pembelajaran komponen-komponennya terpenuhi semua maka tujuan
pembelajaran akan tercapai dengan baik. Menurut Rohman dan Amri 2013: 31-32 komponen- komponen pembelajaran yang dimaksud adalah tujuan, guru, peserta
didik, bahan pelajaran, kegiatan pembelajaran, metode, alat pembelajaran, sumber pembelajaran, evaluasi, situasi atau lingkungan. Apabila dalam proses pembelajaran
komponen-komponenya terpenuhi semua maka proses pembelajaran akan terlaksana dan baik dan tujuan dari pembelajaran akan tercapai.
2.1.2.3 Model Pembelajaran Learning Cycle LC
Model pembelajaran Learning Cycle adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik student centered. Learning Cycle merupakan rangkaian
tahap-tahap kegiatan fase yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga peserta didik
dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran
dengan jalan berperan aktif.
Pembelajaran siklus merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis. Model pembelajaran siklus pertama kali diperkenalkan oleh
Robert Karplus dalam Science Curiculum Improvement StudySCIS Trowbridge dan Bybee, 1996. Siklus belajar merupakan salah satu model pembelajaran dengan
pendekatan konstruktivis yang pada mulanya terdiri atas tiga tahap, yaitu: a Eksplorasi exploration; b pengenalan konsep concept introduction, dan c
penerapan konsep concept aplication. Pada proses selanjutnya, tiga siklus tersebut mengalami pengembangan. Tiga
siklus tersebut pada saat ini dikembangkan menjadi lima tahap Lorsbach, 2002 dalam Wena, 2009:171, yang terdiri atas tahap a pembangkitan minat
engagement, b eksplorasi exploration, c penjelasan explanation, d elaborasi elaborationextention, dan e evaluasi evaluation.
Tahap Pembelajaran Learning Cycle a.
Pembangkitan Minat engagement Tahap pembangkitan minat merupakan tahap awal dari siklus belajar. Pada tahap
ini, guru berusaha membangkitkan dan mengembangkan minat dan keingintahuan peserta didik tentang materi yang akan diajarkan. Pada tahap ini guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan memberikan apersepsi tentang materi yang akan dipelajari yang dikaitkan dengan budaya-budaya yang ada di daerah
Kebumen yang berkaitan dengan materi persegi dan persegi panjang. Peserta didik memberikan responsjawaban, kemudian jawaban peserta didik tersebut dijadikan
pijakan oleh guru untuk mengetahui pengetahuan awal peserta didik tentang materi pokok yang akan dipelajari. Apabila peserta didik salah dalam menjawab pertanyaan,
maka guru memberikan konfirmasi jawaban yang tepat. b.
Eksplorasi exploration Eksplorasi merupakan tahap kedua model siklus belajar. Pada tahap eksplorasi
peserta didik dibentuk menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 peserta didik, kemudian diberi kesempatan untuk kerja sama dalam kelompok kecil tanpa
pembelajaran langsung dari guru melalui pemberian LKPD untuk menemukan konsep materi yang dipelajari. Dalam kelompok ini peserta didik didorong untuk
menemukan pendapat baru terkait dengan materi, mencoba altenatif pemecahannya dengan teman sekelompok, melakukan dan mencatat pengamatan serta ide-ide atau
pendapat yang berkembang dalam diskusi. Pada tahap ini guru berperan sebagai fasilitator dan motivator. Guru memantau proses berlangsungnya diskusi dan
memberikan bantuan melalui pertanyaan-pertanyaan terbimbing kepada kelompok yang mengalami kesulitan dalam berdiskusi.
c. Penjelasan explanation
Penjelasan merupakan tahap ketiga siklus belajar. Pada tahap ini salah satu peserta didik dari perwakilan kelompok diberikan kesempatan untuk menjelaskan
hasil diskusinya kepada peserta didik yang lain. Peserta didik yang lain diberikan kesempatan untuk bertanya apabila belum memahami penjelasan. Melalui proses
pemaparan dari peserta didik guru memberikan konfirmasi jawaban yang benar apabila terjadi kesalahan dalam menemukan konsep materi yang dipelajari.
d. Elaborasi elaborationextention
Elaborasi merupakan tahap keempat siklus belajar. Pada tahap elaborasi peserta didik menerapkan konsep dan keterampilan yang telah dipelajari dalam situasi baru
atau konteks yang berbeda. Peserta didik diberi soal-soal pemecahan masalah yang dikaitkan dengan kebudayaan di Kebumen. Peserta didik megaplikasikan konsep
yang telah ditemukan untuk menyelsaikan masalah-masalah yang diberikan guru. Guru memantau peserta didik dalam menyelesaiakan masalah dan memberikan
bantuan melalui pertanyaan-pertanyaan terbimbing kepada peserta didik yang masih mengalami kesulitan.
e. Evaluasi evaluation
Evaluasi merupakan tahap akhir dari siklus belajar. Pada tahap evaluasi, peserta didik diberi soal-soal penyelesaian masalah untuk dikerjakan secara individu. Soal-
soal latihan yang diberikan disajikan sesuai dengan budaya di Kebumen. Peserta didik melakukan evaluasi diri dengan mengajukan pertanyaan terbuka dan mencari
jawaban dari penjelasan yang diperoleh sebelumnya. Hasil evaluasi ini dijadikan sebagai bahan evaluasi tentang proses penerapan metode siklus belajar yang sedang
diterapkan, apakah sudah berjalan dengan baik, cukup baik, atau masih kurang.
Penerapan pembelajaran Learning Cycle di kelas
Secara operasional kegiatan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran Learning Cycle disajikan dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Proses pembelajaran Learning Cycle di kelas
No Tahap Siklus
Belajar Kegiatan Guru
Kegiatan Peserta didik
1. Tahap
Pembangkitan Minat
Membangkitkan minat dan keingintahuan curiosity
peserta didik. Mengembangkan
minatrasa ingin tahu terhadap topik
bahasan.
Mengajukan pertanyaan tentang proses faktual
dalam kehidupan sehari- hari yang berhubungan
dengan topik bahasan Memberikan respon
terhadap pertanyaan guru.
Mengaitkan topik yang dibahas dengan
pengalaman peserta didik. Mendorong peserta didik
untuk mengingat pengalaman sehari-harinya
dan menunjukan keterkaitannya dengan
topik pembelajaran yang sedang dibahas.
Berusaha mengingat pengalaman sehari-
hari dan menghubungkan
dengan topik pembelajaran yang
sedang dibahas.
2. Tahap Eksplorasi
Membentuk kelompok, memberi kesempatan
untuk bekerja sama dalam kelompok kecil secara
mandiri. Membentuk
kelompok dan berusaha bekerja
dalam kelompok.
Guru berperan sebagai fasilitator.
Membuat prediksi baru.
Menjelaskan peserta didik untuk menjelaskan konsep
dengan kalimat sendiri. Mencoba alternatif
pemecahan dengan teman sekelompok,
mencatat pengamatan, serta
mengembangkan ide- ide baru.
Meminta bukti dan klarifikasi penjelasan
peserta didik, mendengar secara kritis penjelasan
antar peserta didik. MenunjukKan bukti
dan memberi klarifikasi terhadap
ide- ide baru.
Memberi definisi dan Mencermati dan
No Tahap Siklus
Belajar Kegiatan Guru
Kegiatan Peserta didik
penjelasan dengan menggunakan penjelasan
peserta didik terdahulu sebagai dasar diskusi.
berusaha memahami penjelasan guru.
3. Tahap Penjelasan
Mendorong peserta didik untuk menjelaskan konsep
dengan kalimat mereka sendiri.
Mencoba memberi penjelasan terhadap
konsep yang ditemukan.
Meminta bukti dan klarifikasi penjelasan
peserta didik. Menggunakan
pengamatan dan catatan dalam
memberi penjelasan.
Mendengar secara kritis penjelasan antar peserta
didik atau guru. Melakukan
pembuktian terhadap konsep yang
diajukan.
Memandu diskusi. Mendiskusikan.
4. Tahap Elaborasi
Mengingatkan peserta didik pada penjelasan
alternatif dan mempertimbangkan
databukti saat mereka mengeksplorasi situasi
baru. Menerapkan konsep
dan keterampilan dalam situasi baru
dan menggunakan label dan definisi
formal.
Mendorong dan menfasilitasi peserta didik
mengaplikasi konsepketerampilan
dalam setting yang barulain.
Bertanya, mengusulkan
pemecahan, membuat keputusan,
melakukan percobaan, dan
pengamatan.
5. Tahap Evaluasi
Mengamati pengetahuan atau pemahaman peserta
didik dalam hal penerapan konsep baru.
Mengevaluasi belajarnya sendiri
dengan mengajukan pertanyaan terbuka
dan mencari jawaban yang
menggunakan observasi, bukti dan
penjelasan yang
No Tahap Siklus
Belajar Kegiatan Guru
Kegiatan Peserta didik
diperoleh sebelumnya.
Mendorong peserta didik melakukan evaluasi diri.
Mengambil kesimpulan lanjut
atas situasi belajar yang dilakukannya.
Mendorong peserta didik memahami kekurangan
kelebihan dalam kegiatan pembelajaran.
Melihat dan menganalisis
kekurangan kelebihan dalam
kegiatan pembelajaran.
Pelaksanaan Pembelajaran Learning Cycle Bernuansa Etnomatematika di Kelas
Pembelajaran Learning Cycle Bernuansa Etnomatematika, di dalam proses pembelajaran menggunakan budaya-budaya lokal sebagai sumber belajar.
Pelaksanaan pembelajaran Learning Cycle Bernuansa Etnomatematika di dalam kelas disajikan pada Tabel 2.2 berikut.
Tabel 2.2 Pembelajaran Learning Cycle Bernuansa Etnomatematika di Kelas
Tahapan Pembelajaran Kegiatan Guru
Kegiatan Peserta didik
1. Pembangkitan Minat
Membangkitkan minat peserta didik untuk
mengikuti pelajaran, dan memberikan pertanyaan
kepada peserta didik yang berkaitan dengan
kebudayaan di Kebumen yang berkaitan dengan
materi yang dipelajari. Menjawab pertanyaan
guru dengan menyebutkan
kebudayaan di Kebumen yang berkaitan dengan
materi persegi dan persegi panjang.
2. Eksplorasi
Membentuk kelompok secara heterogen, setiap
kelompok terdiri dari 4 peserta didik.
Menempatkan diri sesuai dengan
kelompoknya.
Memberikan tugas kepada peserta didik untuk
Berdiskusi untuk menemukan konsep,
Tahapan Pembelajaran Kegiatan Guru
Kegiatan Peserta didik
dikerjakan secara kelompok untuk
menemukan konsep yang dikaitkan dengan
kebudayaan di Kebumen. memecahkan masalah
yang berkaitan dengan materi terkait dengan
kebudayaan di Kebumen.
3. Penjelasan
Memberikan kesempatan kepada perwakilan
kelompok untuk menjelaskan hasil diskusi
kepada peserta didik yang lain.
Perwakilan kelompok maju untuk memaparkan
hasil diskusi kepada peserta didik yang lain.
Memberikan konfirmasi dari penjelasan peserta
didik agar peserta didik memahami materi dengan
baik. Mendengarkan
penjelasan guru dan bertanya ketika ada
materi yang belum jelas.
4. Elaborasi
Menyelesaikan masalah sesuai dengan materi yang
dikaitkan dengan kebudayaan di Kebumen.
Berusaha menyelesaikan masalah sesuai dengan
materi yang dipelajari yang dikaitkan dengan
kebudayaan di Kebumen.
5. Evaluasi
Memberikan soal dengan menggunakan kebudayaan
sebagai sumber yang digunakan sebagai bahan
evaluasi. Mengerjakan soal-soal.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Learning Cycle
Ditinjau dari dimensi pebelajar, penerapan model Learning Cycle mempunyai
kelebihan sabagai berikut.
1 Pembelajaran bersifat student centered.
2 Informasi baru dikaitkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa.
3 Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang merupakan
pemecahan masalah. 4
Proses pembelajaran menjadi lebih bermakna karena mengutamakan pengalaman nyata.
5 Menghindarkan siswa dari cara belajar tradisional yang cenderung menghafal.
6 Membentuk siswa yang aktif, kritis, dan kreatif
Adapun kelemahan model pembelajaran Learning Cycle yang harus selalu diantisipasi menurut Soebagio dalam Fajaroh dan Dasna, 2004 sebagai berikut:
1 Efektivitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi dan langkah-
langkah pembelajaran; 2
Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran;
3 Memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan terorganisasi;
4 Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun rencana dan
melaksanakan pembelajaran.
2.1.2.4 Tinjauan Tentang Pembelajaran Ekspositori