memberikan soal kepada peserta didik untuk dikerjakan secara individu sebagai evaluasi terhadap pembelajaran.
Pertemuan keempat digunakan untuk tes kemampuan pemecahan masalah. Peserta didik diberikan soal kemampuan pemecahan masalah sebanyak enam butir
soal yang harus dikerjakan dalam waktu 60 menit.
b. Pembelajaran pada Kelas Kontrol
Proses pembelajaran pada kelas kontrol pada materi keliling dan luas persegi serta keliling dan luas persegi panjang menggunakan model ekspositori.
Pembelajaran pada kelas kontrol berlangsung selama empat kali pertemuan, pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga digunakan untuk penyampaian materi
menggunakan model pembelajaran ekspositori, sedangkan pada pertemuan keempat digunakan untuk tes kemampuan pemecahan masalah. Proses pembelajaran pada
pertemuan pertama sampai ketiga pada awal pembelajaran guru memberikan apersepsi kepada peserta didik dengan cara menyebutkan benda-benda di lingkungan
sekitar yang berkaitan dengan materi. Guru juga memberikan motivasi untuk selalu semangat dalam belajar matematika. Guru mata pelajaran matematika dalam
peneliian ini berperan sebagai pengamat observer yang mengawasi pembelajaran di kelas.
Tahap selanjutnya setelah peserta didik mengethui materi yang akan dipelajari guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan
konsep materi secara individu yang disajikan dalam bentuk LKPD. Jika peserta didik sudah berusaha memahami konsep secara mandiri guru memberikan penjelasan
materi agar peserta didik lebih memahami materi yang dipelajari. selanjutnya guru memberikan soal kepada peserta didik untuk dikerjakan secara individu sebagai
evaluasi terhadap pembelajaran. Selama peserta didik mengerjakan soal guru memantau peserta didik dan memberikan bimbingan kepada peserta didik yang belum
memahami materi. Pertemuan keempat digunakan untuk tes kemampuan pemecahan masalah.
Peserta didik diberikan soal kemampuan peecahan masalah sebanyak enam butir soal yang harus dikerjakan dalam waktu 60 menit.
4.3 Analisis Data Akhir
4.3.1 Data Akhir Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah
Langkah selanjutnya setelah penelitian pada kedua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen, kemudian melakukan evaluasi dengan instrumen tes uraian
sebanyak 6 butir soal sehingga diperoleh data akhir nilai kemampuan pemecahan masalah dengan materi keliling dan luas persegi serta keliling dan luas persegi
panjang. Seperti halnya pada data awal, untuk data akhir juga dianalisis pada Analisis Data Akhir. Analisis data tahap akhir ini meliputi uji normalitas, uji kesamaan dua
varians, uji hipotesis 1, 2, 3, 4 dan 5. Data Akhir kedua kelas yang digunakan dalam penelitian disajikan dalam Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data Akhir Kelas
N Rata-rata
STDEV Nilai
Tertinggi Nilai
Terendah
Kontrol 32
78,47 10,67
98 55
Eksperimen 32
85,41 8,14
100 65
4.3.2 Uji Normalitas Data Akhir
Seperti halnya data awal, data akhir kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik pada materi keliling dan luas persegi serta keliling dan luas
persegi panjang pada kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Learning Cycle bernuansa etnomatematika dan kelompok kontrol menggunakan
model pembelajaran ekspositori diuji normalitasnya. Uji normalitas tes kemampuan pemecahan masalah menggunakan uji Chi Kuadrat. Hasil uji normalitas data nilai
kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai
2 hitung
= 5,35 sedangkan
2 tabel
= 9,488. Karena
2 hitung
berada pada daerah penerimaan
, ini berarti kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Perhitungan uji normalitas ini dapat dilihat pada
Lampiran 19.
4.3.3
Uji Homogenitas
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah kedua sampel homogen atau tidak homogen
.
Rumus yang digunakan adalah
� =
� �
.
Hasil uji homogenitas disajikan dalam Tabel 4.2
Tabel 4.2 Tabel Uji Homogenitas
Variabel
2
� �
Kriteria Kelompok Kontrol
113,81 1,72
1,83 Homogen
Kelompok Eksperimen 68,61
Uji homogenitas data akhir tes kemampuan pemecahan masalah antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diperoleh harga
� = = 1,72
sedangkan �
= = 1,83 karena Karena �
= 1,72 �
= 1,83 disimpulkan bahwa kedua data mempunyai varians yang sama atau datanya homogen.
Perhitungan uji homogenitas ini dapat dilihat pada Lampiran 19. 4.3.3
Uji Hipotesis I Uji Ketuntasan Belajar Kelas Eksperimen
Uji ketuntasan belajar dilakukan untuk mengetahui hasil tes kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada materi keliling dan luas persegi serta keliling
dan luas persegi panjang melalui pembelajaran model Learning Cycle bernuansa etnomatematika mencapai ketuntasan. Hasil tes kemampuan pemecahan masalah
peserta didik dikatakan mencapai ketuntasan jika mencapai ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal. Ketuntasan individual didasarkan pada Kriteria Ketuntasan
Minimal KKM yaitu 75. Sementara kriteria ketuntasan klasikal yaitu persentase peserta didik yang mencapai ketuntasan individual minimal sebesar 75.
Untuk uji ketuntasan klasikal menggunakan uji proporsi satu pihak yaitu dalam penelitian ini digunakan uji rata-rata pihak kiri. Hipotesis yang diajukan adalah
: 0,75 sedangkan
1
: 0,75. Kriteria yang digunakan yaitu tolak H
jika −
. Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran 22 diperoleh = 2,04 dan
dengan α = 5 adalah 1,64 sehingga − =
−1,64. Karena
, maka H diterima yang dapat disimpulkan bahwa tingkat
kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang diajar menggunakan pembelajaran model Learning cycle bernuansa etnomatematika mencapai ketuntasan
klasikal yang telah ditentukan yaitu sebanyak 75.
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, karena kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang diajar melaui model pembelajaran Learning Cycle
bernuansa etnomatematika mencapai ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal maka dapat disimpulkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang diajar
melaui model pembelajaran Learning Cycle bernuansa etnomatematika mencapai ketuntasan.
4.3.5 Uji Hipotesis II Uji Ketuntasan Belajar Kelas Kontrol
Uji ketuntasan belajar dilakukan untuk mengetahui hasil tes kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran
ekspositori dapat mencapai ketuntasan. Hasil tes kemampuan pemecahan masalah peserta didik dikatakan mencapai ketuntasan jika mencapai ketuntasan individual dan
ketuntasan klasikal. Ketuntasan individual didasarkan pada Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yaitu 75 Sementara kriteria ketuntasan klasikal yaitu persentase
peserta didik yang mencapai ketuntasan individual minimal sebesar 75. Untuk uji ketuntasan klasikal menggunakan uji proporsi satu pihak yaitu dalam
penelitian ini digunakan uji proporsi pihak kiri. Hipotesis yang diajukan adalah :
0,75 sedangkan
1
: 0,75. Kriteria yang digunakan yaitu tolak H
jika −
. Berdasarkan hasil perhitungan pada Lampiran 23 diperoleh = 0,41 dan
dengan α = 5 adalah 1,64, sehingga − =
−1,64. Karena
− , maka
diterima yang dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang diajar menggunakan model
pembelajaran ekspositori telah mencapai ketuntasan klasikal yang telah ditentukan yaitu sebanyak 75.
Dengan demikian, tingkat kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada kelas kontrol yang diajar menggunakan model pembelajaran ekspositori telah
mencapai ketuntasan belajar.
4.3.6 Uji Hipotesis III
Uji ini dilakukan setelah pembelajaran dilakukan dengan model pembelajaran yang berbeda antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Tes
kemampuan pemecahan masalah dilakukan pada akhir pembelajaran. Tes ini digunakan untuk mencari perbandingan kemampuan pemecahan masalah antara
kelompok kontrol yang diberi pembelajaran dengan model ekspositori sedangkan kelompok eksperimen diberikan pembelajaran dengan model Learning Cycle
bernuansa etnomatematika. Hasil tes kemampuan pemecahan masalah disajikan dalam Tabel
4.3 sebagai berikut.
Tabel 4.3 Uji Pihak Kanan
Variabel Rata- rata
Kriteria Kelompok Kontrol
78,47 2,87
1,67 Kelas eksperimen
lebih baik dari kelas kontrol
Kelompok Eksperimen 85,41
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh = 2,87 sedangkan
yaitu
0,05;62
= 1,67. Karena yaitu 2,87 1,67, dengan demikian
ditolak yang berarti kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas eksperimen lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas kontrol.
Dalam hal ini dapat dilihat dari data secara empiris bahwa
1 2
. Untuk lebih rincinya perhitungan pada Lampiran 24.
4.3.7 Uji Hipotesis IV Uji Regresi
Uji regresi linear sederhana dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara sikap terhadap budaya lokal terhadap kemampuan pemecahan
masalah peserta didik kelas VII SMP Negeri 4 Kebumen setelah pembelajaran. Langkah dalam pengujian analisis regresi sederhana adalah:
a. Uji Linearitas
Uji linear ini digunakan untuk mengetahui garis regresi antara X dan Y membentuk garis linear atau tidak. Jika tidak linear maka analisis regresi tidak dapat
dilanjutkan. Dengan menggunakan uji SPSS 16.0, diperoleh hasil garis regresi yang
mengarah ke kanan atas. Untuk menolak atau menerima hipotesis dibaca tabel perhitungan distribusi F atau pada output tabel ANOVA. Diperoleh nilai F = 50,482,
sig = 0,000, tidak perlu dicocokan dengan table F karena SPSS sudah memfasilitasi dengan nilai signifikan. Sig = 0,000 = 0 5 berarti tolak H
o
dan terima H
1
. Hal ini menunjukkan adanya linieritas pada hubungan kedua variabel yaitu variabel sikap
peserta didik terhadap budaya dan variabel kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Perhitungan Uji Linearitas dapat dilihat pada Lampiran 25.
b. Persamaan regresi linier sederhana