Macam-macam cerita Pola Naratif Eksperiensial

15 Dalam meningkatkan motivasi diperlukan faktor internal atau eksternal untuk memengaruhi tingkah laku seseorang dalam melakukan tindakan atas dorongan, kehendak atau kemauan dari dalam maupun luar diri seseorang. Oleh sebab itu, guru sebagai pendidik diharapkan mampu menerapkan prinsip-prinsip motivasi dalam mengajar, yaitu dengan merangsang motivasi belajar siswa agar memiliki motivasi untuk mengikuti pelajaran. Dalam membangkitkan motivasi dibutuhkan proses yang diarahkan kepada objek-objek dalam lingkungan siswa atau sekitarnya. Guru tidak hanya memberi motivasi, melainkan guru mempunyai pengaruh besar terhadap peningkatan motivasi siswa untuk memperoleh kebutuhan dalam mencapai tujuan yaitu belajar. Secara skematis untuk mencapai tujuan belajar dapat dijabarkan sebagai berikut Mahfudh Shalahuddin 1990: 116-118: Tujuan Kelakuan Ketegangan-ketegangan Kebutuhan Dasar dan Kebutuhan Sosial Kebutuhan-kebutuhan dapat dicapai tanpa ada kesulitan, namun sering terjadi ketegangan-ketegangan atau rintangan baik dari dalam diri siswa maupun dalam luar diri siswa seperti lingkungan sekolah maupun di luar sekolah yang mempengaruhi kelakuan, sehingga sulit mencapai tujuan. Kebutuhan dasar merupakan suatu keinginan yang ada dalam diri siswa, sedangkan kebutuhan sosial merupakan kebutuhan atas perlakuan orang lain terhadap siswa. 16

2. Motivasi Belajar Anak

Motivasi membawa pengaruh besar terhadap perkembangan siswa baik iman maupun pengetahuan berdasarkan dorongan atas kemauan dari dalam diri siswa yang dipengaruhi oleh cara mengajar guru dalam mementingkan prinsip-prinsip motivasi. Oleh sebab itu, dalam dunia pendidikan, motivasi dapat dilihat sebagai suatu proses yang bersifat: a. Membawa siswa ke arah pengalaman belajar yang terjadi b. Menimbulkan tenaga dan aktivitas siswa c. Memusatkan perhatian siswa pada suatu arah dan pada suatu waktu Mahfudh Shalahuddin, 1990: 114. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi adalah dorongan dari dalam diri siswa yang digambarkan sebagai harapan, keinginan dan sebagainya yang bersifat menggiatkan atau menggerakkan siswa untuk bertindak dalam memenuhi kebutuhan, sehingga dengan adanya motivasi tidak akan ada tujuan dan tingkah laku yang terorganisasi. Sedangkan menurut rumusan Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama ”motivasi” adalah usaha yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri siswa yang menunjang kegiatan ke arah tujuan belajar. Dalam membangkitkan motif-motif pada siswa guru hendaknya Mahfudh Shalahuddin, 1990: 122: a. Mengatur dan menyediakan situasi-situasi yang memungkinkan timbulnya persaingan yang sehat antar siswa, b. Membangun self-competition dengan jalan membangkitkan perasaan puas dan lega terhadap hasil yang diraih siswa, 17 c. Membiasakan siswa-siswi untuk mendiskusikan suatu pendapat mereka masing- masing, d. Memberikan contoh-contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat e. Membangun motivasi intrinsik pada siswa-siswi dengan mendorong mereka untuk belajar. Pada zaman ini siswa diharapkan memiliki motivasi dalam belajar di sekolah, supaya komunikasi iman dalam pelajaran agama semakin membantu siswa untuk mem perkembangkan iman yaitu melalui pendidikan. Pendidikan menjadikan siswa memiliki pengalaman yang memungkinkan perubahan perilaku. Oleh karena itu, agar siswa semakin berkembang imannya, dibutuhkan bahan yang membantu siswa untuk memiliki motivasi dalam mengikuti pelajaran agama di sekolah dan bahan tersebut adalah cerita. Dengan materi yang diberikan dalam pelajaran agama yang diolah dalam bentuk cerita, siswa semakin termotivasi untuk mengikuti pelajaran agama. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI