Pengertian Naratif Eksperiensial Pola Naratif Eksperiensial

11 b. Cerita Rakyat Cerita Rakyat adalah cerita yang merupakan warisan dari kebudayaan yang diturunkan dari nenek moyang. Biasanya yang masih memiliki cerita adalah orang tua yang buta huruf di daerah terpencil. Pada zaman Yesus, cerita rakyat dari Galilea dan cara Yesus berkomunikasi adalah melalui cerita yang mudah dimengerti oleh rakyat dan seirama dengan agama dan filsafat yang diperoleh dari nenek moyang Komkat KWI, 1994: 17. Saat ini cerita rakyat dapat berasal dari asal-usul atau tempat kejadian di suatu daerah. Cerita rakyat yang disampaikan kepada anak-anak hendaknya mencerminkan kebijaksanaan hidup bersama. Yang paling penting adalah pendamping memanfaatkan cerita rakyat sebagai cerita yang dapat memperkembangkan hidup beriman anak. Selain itu menyiapkan pendamping untuk menjadi pencerita yang baik dan mampu menyampaikan pesan lewat cerita. Dalam buku Pelajaran Agama Katolik Kurikulum 1994, cerita rakyat dapat bersifat dongeng, mite dan legenda. c. Cerita Pengalaman Cerita Pengalaman adalah cerita nyata mengenai kehidupan seseorang atau pengalaman hidup sendiri atau pengalaman orang lain, sesuatu yang sungguh- sungguh dialami kemudian di dalamnya para pendengar dapat menemukan maknanya. Tujuan cerita kehidupan adalah supaya anak dalam mengikuti pelajaran agama semakin mampu menceritakan cerita mereka sendiri, cerita individual mereka, cerita keluarga mereka, dengan membandingkan cerita rakyat dan cerita kanonis Hofmann, 1994: 39-40. Cerita hendaknya disampaikan dengan penuh penghayatan, sehingga cerita yang disampaikan tidak membosankan bagi anak-anak. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12

4. Langkah-langkah Pengajaran Pola Naratif Eksperiensial

Secara garis besar, langkah-langkah pola Naratif Eksperiensial menurut buku pegangan Guru 1, 2 dan 3 PAK untuk SMP Komkat KWI, 1994 adalah sebagai berikut: a. Langkah I: Penampilan cerita rakyatcerita kehidupanpengalaman pribadi Cerita ini berfungsi sebagai sarana untuk membuka wawasan siswa terhadap situasi yang ada di sekitar kehidupannya baik melalui cerita rakyat maupun peristiwa kehidupan yang ada di sekitar lingkungannya. b. Langkah II: Pendalaman cerita rakyatcerita kehidupanpengalaman pribadi. Melalui cerita yang ditampilkan, siswa diajak untuk mengenal, mengerti, memahami dan mendalami isi cerita serta nilai-nilai yang terkandung di dalam cerita tersebut. c. Langkah III: Pandangan dalam Terang Kitab Suci. Setelah siswa memiliki pemahaman terhadap peristiwa kehidupan yang ada di sekitarnya, siswa perlu diberi arah pemahaman yang benar sebagai seorang kristiani dengan penampilan cerita Kitab Suci atau Tradisi Gereja. d. Langkah IV: Proses Pergumulan. Dalam proses ini siswa yang sudah memiliki konsep atau pengalaman dari cerita rakyatkehidupan perlu memperoleh pigura yang sesuai dengan iman kristiani mereka, maka pengalaman itu perlu dikonfrontasikan dengan peristiwa yang terjadi di dalam Kitab Suci. Dengan demikian pengalamannilai yang terdapat dalam cerita rakyatkehidupan memperoleh makna baru setelah direfleksikan dalam terang iman. Penginternalisasian makna yang baru inilah menjadi kekuatan dalam penghayatan iman siswa sehari-hari. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 e. Langkah V: Rangkuman Rangkuman dibuat dengan melibatkan siswa. Dalam hal ini guru berperan aktif sebagai fasilitator dalam merumuskan kalimat dan rangkuman ini hanya berupa pokok-pokok atau garis besarnya saja. Dalam rangkuman diperlukan adanya langkah konkrit untuk mewujudkan pengalaman iman dalam hidup sehari-hari agar tidak sekadar menerima materi saja melainkan ada wujud nyatanya.