Keterbatasan Hasil Penelitian Pembahasan Hasil Penelitian

60

1. Pola Pembelajaran PAK

Pola atau pendekatan PAK merupakan suatu segi pendidikan iman yang menyeluruh dan mengandalkan kebebasan batin bagi setiap orang, maka Pendidikan Agama Katolik di SMP tidak menggunakan pola indoktrinasi memaksakan suatu paham tertentu kapada diri siswa. Oleh sebab itu, pola yang sesuai yaitu pola kegiatan komunikasi iman yang bersifat Naratif-Eksperiensial. Pola yang dipakai dapat dikatakan sebagai pola interaksi komunikasi aktif untuk menginterpretasikan dan mengaplikasikan ajaran iman dalam hidup nyata. Pola ini diusulkan berdasarkan kurikulum PAK tahun 1994 dan menjadi pola alternatif dalam proses belajar mengajar PAK Komkat KWI 2004c: 8 dan bertujuan memperluas pengetahuan iman katolik, membantu pergumulan agar dapat menghayati hidup beriman dan dialog antar iman umat beragama Dapiyanta 2008 b: 73. Dalam pola ini kisah diceritakan narasi sebagai mitra dialog dalam pengalaman hidup sehari-hari siswa eksperiensial. Kisah dapat diambil dari Kitab Suci, riwayat hidup orang Kudus, cerita rakyat dan lain sebagainya. Sedangkan mitra dialog narasi adalah pengalaman eksperiensial hidup sehari-hari siswa Komkat KWI 1999:8. Dalam buku Pendidikan Agama Katolik pada Tingkat Dasar Dapiyanta 2008 b: 73 dijabarkan suatu pola atau pendekatan untuk Pendidikan Agama Katolik di sekolah sebagai berikut: a. Pendekatan pergumulan hasil lokakarya PAK di Malino b. Pendekatan Naratif Eksperiensial c. Pendekatan Pembelajaran Aktif- Kreatif, Efektif dan Menyenangkan 61 d. Pendekatan pembelajaran kooperatif dan beberapa pendekatan yang lain. Berdasarkan buku pegangan guru PAK, pendekatan yang hendaknya menunjang kompetensi siswa yakni: a. Memungkinkan siswa untuk aktif. Dia menjadi partisipan aktif dalam proses PAK. b. Apabila siswa menjadi partisipan, diandaikan dalam proses PAK ada interaksi antar siswa serta antara siswa dan guru. c. Interaksi yang terjadi hendaknya terarah, sehingga diandaikan ada suatu proses yang berkesinambungan. d. Interaksi yang berkesinambungan bertujuan untuk menginterpretasikan dan mengaplikasikan ajaran iman dalam hidup nyata, sehingga siswa menjadi semakin beriman.

2. Pengertian Naratif Eksperiensial

Dalam sejarah cerita berasal dari tradisi yaitu tradisi kebudayaan yang diwariskan turun temurun secara lisan atau melalui gambar sebagai alat bantu untuk memudahkan orang utnuk mengingat isi cerita. Cerita yang berasal dari tradisi lisan hanya mencakup cerita rakyat, teka-teki, peribahasa dan nyanyian rakyat. Danandjaja, 1984: 1-2, 5. Cerita dapat diartikan sebagai laporan mengenai suatu peristiwa di mana terjadi ketegangan dan juga kelegaan. Dalam cerita selalu terdapat tokoh-tokoh yang saling berhubungan. Peristiwa yang diceritakandapat sungguh-sungguh terjadi historis tetapi dapat juga merupakan khayalan fiktif Komkat KWI, 1994:2. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62 Pengertian cerita sangat dipentingkan dalam komunikasi iman sehubungan dengan peristiwa-peristiwa nyata atau fiktif. Salah satu kekuatan cerita adalah komunikasi lisan seturut dengan awal terjadinya cerita. Cerita disampaikan secara lebih hidup, menarik dan membantu daya imajinasi pendengar terhadap tokoh- tokoh, alur cerita dan latar belakang permasalahannya, sehingga pendengar mudah mengingat ceritanya. Digunakannya pola Naratif Eksperensial berarti orang diajak untuk berdialog menentukan sikap sendiri melalui cerita. Cerita dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu, cerita kanonisKitab Suci, cerita rakyat dan cerita kehidupanpengalaman. Tiga jenis cerita mempunyai kekhasan untuk pelajaran agama dan cerita inilah yang diutamakan di dalam metode naratif eksperiensial Komkat KWI 1994: 15. Oleh sebab itu, penjelasan dari tiga jenis cerita yaitu: a. Cerita KanonisKitab Suci adalah cerita yang termasuk daftar cerita Kitab Suci. Umumnya suatu peristiwa disampaikan secara lisan dahulu dan diberi penafsiran oleh tokoh-tokoh yang ada hubungannya dengan Allah. Misalnya dari Perjanjian Lama, pendamping dapat menggunakan cerita mengenai Yesus memaklumkan Kerajaan Allah lewat perumpamaan-perumpamaan. Kerajaan Allah adalah misteri. Allah hadir dan bertindak menyelamatkan kita, namun kita tidak dapat menangkap sepenuhnya dan Allah tetap merupakan rahasia bagi kita. Kita sebagai pendamping hendaknya dapat menceritakannya sesuai dengan bahasa anak- anak Hofmann, 1994: 37.