45
Tabel 7: Tujuan PAK N=18 No.
Soal Pernyataan
Jawaban Jumlah
Prosen
1 2
3 4
5
1 Kesan
Positif: menyenangkan, menarik, mendapat kesempatan
Negatif: membosankan karena guru kurang tegas
Kadang Senang dan membosankan mengikuti
14 77,78
PAK 1
5,56 3
16,67 2
Manfaat Iman semakin bertambah
Menambah wawasan Menghargai pendapat orang lain
Membantu mengatasi masalah Dapat diterapkan dalam hidup
sehari-hari 2
11,11 mengikuti
9 50
PAK 2
11,11 1
5,56
4 22,22
3 Saran agar
Cerita dan nonton film 5
27,78 pelajaran
Game dan hadiah 1
5,56 PAK lebih
Penambahan fasilitassarana 6
33,33 menarik
Diselingi berbagai macam sarana 1
5,56 Sharing diperbanyak
1 5,56
Suasana kelas yang mendukung 1
5,56 Menyediakan waktu bagi siswa
1 5,56
Penjelasan yang maksimal 1
5,56 Belajar diluar kelas
1 5,56
Kesan mengikuti PAK bagi 77,78 siswa ternyata positif, sedangkan 5,56 siswa memberi kesan negatif selama mengikuti PAK karena membosankan dan guru
kurang tegas. Manfaat mengikuti PAK berdasarkan 50 siswa adalah untuk menambah wawasan sedangkan 5,56 siswa lebih pada agama dapat membantu
mengatasi masalah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Saran dari 33,33 siswa lebih memilih pada penambahan fasilitas atau sarana, sedangkan 5,56 siswa lebih memilih saran agar pelajaran PAK menarik seperti
adanya game dan hadiah, diselingi berbagai macam sarana, sharing diperbanyak suasana yang mendukung, menyediakan waktu bagi siswa, penjelasan yang
maksimal dan belajar di luar kelas. Adapun hasil wawancara tentang pendukung, penghambat dan minat
dalam proses belajar mengajar tertera pada tabel berikut:
Tabel 8: Situasi dalam Proses Belajar Mengajar PAK N=18 No
Soal Pernyataan
Jawaban Jumlah
Prosen
1 2
3 4
5
1 Pendukung
Tidak ada yang mendukung Kerjasama
Faktor dari dalam diri sendiri, niatmood
Pencapaian nilaimembahas ulangan Cara mengajar guru PAK
Ketenangansuasana kelas Fasilitas mendukung
1 5,56
dalam proses 1
5,56 Belajar
mengajar PAK 5
27,78 2
11,11 1
5,56 7
38,89 1
5,56 2
Penghambat Ketidakketenangan ramai
Faktor dari dalam diri sendiri Tidak ada yang menghambat suasana
kelas dan guru kurang Tegas
12 66,67
dalam proses 3
16,67 Belajar
1 5,56
mengajar PAK 2
11,11 3
Minat dalam Kurang berminat 60-69
3 16,67
Mengikuti Cukup berminat 70-79
11 61,11
proses belajar Berminat 80-89
2 11,11
mengajar PAK Sangat berminat 90-100 2
11,11 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Ketenangan atau suasana kelas mendapat perhatian dari 38,89 siswa dalam memilih pendukung proses belajar mengajar dan 5,56 siswa memilih tidak ada
pendukung, kerjasama, cara mengajar guru PAK dan fasilitas. Sedangkan 66,67 siswa memilih ketenangan atau suasana kelas sebagai penghambat proses belajar
mengajar dan 5,56 siswa memilih tidak ada yang menghambat dalam proses belajar mengajar. Sehingga 16,67 siswa kurang berminat mengikuti proses belajar PAK,
61,11 siswa merasa cukup berminat mengikuti proses belajar mengajar PAK dan 11,11 siswa merasa berminat serta 11,11 juga sangat berminat mengikuti proses
belajar mengajar PAK.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berikut ini merupakan pembahasan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti melalui metode wawancara yakni guru PAK dan siswa-siswi SMP Kanisius
Gayam kelas 7, 8 dan 9 Periode 20152016 yang dimulai tanggal 3 Feb 2016 dan 7 Feb 2016.
1. Pembahasan Hasil Penelitian
a. Wawancara dengan Guru PAK Bapak Benedictus Gerilyadi adalah Guru Pendidikan Agama Katolik di SMP
Kanisius Gayam Yogyakarta. Dalam setiap proses belajar mengajar, beliau selalu membuat persiapan untuk mengajar dengan metode yang digunakan yaitu bercerita
cerita KSrakyat, tanya jawab, diskusi kelompok, menyanyi, atau tambahan sedikit dengan sharing pengalaman lihat tabel 4: 1.
48
Guru PAK sudah dapat menggunakan cerita dengan baik dan menggunakan buku tidak hanya buku pegangan saja melainkan buku penunjang lainnya yang
mendukung proses belajar mengajar yaitu buku PAK dan Pendidikan Religiositas. Dengan demikian peranan guru sesuai dengan apa yang diharapkan Nana Sudjana
1989a: 32-35 dalam proses belajar mengajar yakni peranan guru sebagai pemimpin belajar. Guru merencanakan belajar dengan menentukan tujuan belajar siswa, apa
yang dilakukan siswa dan sumber bahan apa yang disediakan, serta mengorganisasi dengan menentukan dan mengarahkan bagaimana cara siswa melakukan kegiatan
belajar, mengatur lingkungan belajar siswa, mengoptimalkan sumber-sumber belajar dan mendorong motivasi belajar siswa.
Sarana atau alat yang digunakan guru PAK disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan saat itu. Guru PAK terkadang menggunakan CD ataupun cerita.
Pola yang digunakan untuk proses belajar mengajar yaitu pola Naratif Eksperiensial. Pola ini dirasa sangat membantu dalam proses belajar mengajar terutama untuk mata
pelajaran yang menekankan pada sharing pengalaman siswa terutama perkembangan iman lihat tabel 4: 2. Dengan demikian pernyataan guru di atas sesuai dengan
pandangan Dapiyanta 2008b: 73 bahwa pola yang sesuai dalam PAK yakni pola kegiatan komunikasi iman yang bersifat Naratif-Eksperiensial. Pola ini berdasarkan
kurikulum 1994 yang bertujuan memperluas pengetahuan iman katolik, membantu pergumulan agar dapat menghayati hidup beriman dan dialog antar iman umat
beragama. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Kendala-kendala pada saat proses belajar mengajar selalu dialami oleh guru seperti yang dialami Pak Gril. Pada saat proses belajar mengajar berlangsung, ada
salah seorang siswa keluar untuk pergi ke toilet dan siswa lainnya mengetahui siswa ini merokok di kamar toilet melalui asap yang keluar dari cendela toilet tersebut.
Tindakan ini segera dilaporkan oleh guru PAK selaku guru yang membimbing siswa yang bermasalah. Guru PAK segera bertindak dengan memantau kegiatan siswa yang
merokok selama di sekolah. Apakah siswa yang merokok masih melakukan tindakannya setiap hari ataukah ada perubahan? Apabila tindakan itu sering
dilakukan, guru PAK mendekati dan menanyakan dengan baik agar tidak menyinggung, apa yang menjadi masalah sampai bisa merokok. Guru PAK tidak
hanya menanyakan masalahnya tetapi memberikan solusi dengan cara seperti mengganti rokok dengan permen lihat tabel 4: 3. Nina Komala 1992: 26
memberikan penegasan bahwa pada usia 13-15 tahun siswa SMP hendaknya lebih memperhatikan perkembangan sikap batin dengan menanggapi problem-problem
menurut suara hati meskipun tidak mudah menemukan bimbingan suara hati. Oleh sebab itu usaha yang dilakukan guru PAK, yaitu berusaha menanggapi problem-
problem siswa agar tidak mengulang kembali tindakan yang salah. Selama pelajaran PAK berlangsung siswa ikut terlibat dalam proses belajar
mengajar. Hal ini ditampakkan melalui sikap senang terhadap agama. Siswa yang tidak senang dengan agama mengikuti pelajaran dengan membuat suasana gaduh
atau ramai lihat tabel 5: 2. Melihat masalah ini, guru PAK berusaha untuk membimbing mereka terus menerus dengan memberikan rangsangan bagi siswa agar
siswa dapat fokus mengikuti pelajaran agama dan mendapatkan hasil yang baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Hal ini sesuai dengan pandangan Nana Sudjana 1989a: 32-35 bahwa guru hendaknya memberikan rangsangan belajar yang ditumbuhkan dalam diri siswa
yaitu motivasi intrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dari kebutuhan siswa akan belajar, maka yang harus diupayakan guru adalah dengan
menumbuhkan kesadaran siswa. Pemberian rangsangan itu dilakukan dengan memberikan beberapa pertanyaan dalam setiap materi pelajaran dan tugas baik secara
berkelompok maupun pribadi lihat tabel 5: 1. Hal ini sesuai dengan pandangan Warkitri, dkk 1990: 23-25 bahwa guru berusaha memberikan motivasi intrinsik
terhadap siswa yaitu salah satunya dengan melibatkan siswa dalam tugas, istilah lain dapat dikatakan motivasi tugas task Motivation. Membangkitkan motivasi intrinsik
merupakan bagian dari usaha guru untuk mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar karena tugas guru adalah memberikan motivasi untuk mencapai hasil
belajar yang baik Soeitoe, 1982: 53. Demikian pula keterlibatan siswa dengan siswa lain, guru hendaknya
membiasakan siswa untuk mendiskusikan suatu pendapat mereka masing-masing pada saat diskusi kelompok Mahfudh Shalahuddin, 1990: 122. Pada saat proses
kegiatan diskusi berlangsung, guru PAK menemukan masalah yaitu salah seorang siswa menolak diskusi bersama teman satu kelompoknya. Namun pada akhir diskusi,
siswa ini mampu mengumpulkan hasil pertanyaan diskusi dengan jawaban sendiri lihat tabel 5: 3. Tindakan yang dilakukan siswa ini sangat mengganggu proses
belajar mengajar karena dalam kegiatan diskusi dibutuhkan jawaban atas hasil kerja sama.
51
Melalui pengalaman ini kendala-kendala yang sudah dialami guru PAK mampu ditangani dengan cara memberikan pendampingan dan pengarahan kepada
siswa terus menerus bahwa kita saling membutuhkan satu sama lain. Pendampingan secara terus menerus membuat siswa ini semakin berubah disaat ia membutuhkan
bantuan dengan orang lain. Tindakan guru PAK harus menciptakan kondisi kelas yang merangsang siswa melakukan kegiatan belajar sebagai pendorong agar siswa
mau melakukan kegiatan belajar dan mendapatkan hasil yang memuaskan, baik kegiatan individu maupun kelompok Nana Sudjana, 1989a: 32-35.
b. Wawancara dengan Siswa Kegiatan belajar mengajar PAK di SMP Kanisius Gayam sudah berjalan
sesuai pelaksanaan proses belajar mengajar PAK. Pola Naratif Eksperiensial ternyata memberikan pengaruh terhadap kelancaran belajar mengajar PAK. Berdasarkan cara
mengajar guru agama, 66,67 siswa menjawab bahwa pada saat pelajaran secara umum guru memulai pelajaran dengan penampilan cerita kehidupan, penampilan
cerita atau Kitab Suci, pengolahan cerita, dan pembahasan contoh praktik hidup sehari-hari lihat tabel 6: 1. Cara mengajar guru seperti ini lebih menampilkan unsur
ceritanya baik melalui cerita yang ada di buku pelajaran, cerita rakyat atau cerita Kitab Suci. Namun 38,89 siswa mengatakan mengikuti pelajaran agama itu
membosankan dan kurang menarik karena cara mengajar guru PAK monoton atau penyampaian materi berupa cerita hanya dibacakan.
52
Dalam pemakaian sarana guru PAK menyesuaikannya dengan materi pelajaran saat itu. Saranamedia yang digunakan adalah buku pelajaran, cerita, Kitab
Suci dan film. Pendapat dari 27,78 siswa sarana yang digunakan yakni buku pelajaran dan Kitab Suci, 16,67 siswa memilih buku pelajaran dan cerita, 11,11
siswa memilih buku pelajaran, cerita dan Kitab Suci lihat tabel 6: 2. Hal ini menunjukkan bahwa dalam setiap proses belajar mengajar guru menggunakan pola
Naratif Eksperiensial karena sarana yang digunakan adalah cerita. Buku pelajaran tidak pernah lepas dalam proses belajar mengajar karena merupakan buku panduan
yang membantu guru dalam menyampaikan materi. Sedangkan cerita, Kitab Suci dan film merupakan sarana pendukung proses belajar mengajar. Namun sarana lain juga
masuk dalam pola naratif, yaitu 22,22 siswa memilih buku pelajaran dan film cerita gambar bergerak lihat tabel 6: 2. Pandangan ini sesuai dengan Drewers
1996 No 01: 8 yang mengatakan bahwa unsur cerita dapat disajikan melalui sarana lain seperti film.
Berdasarkan 33,33 siswa mengatakan bahwa cara mengajar guru sudah baik dan menarik karena mereka melihat sisi dari diri sendiri yang peka terhadap
penjelasan materi dari guru lihat tabel 6: 3. Pengertian ini harus dilandasi atas dasar pengetahuan akan cara-cara pengolahan cerita bentuk lain. Dengan demikian
siswa akan merasa senang dan membangkitkan motivasi siswa untuk ikut aktif dalam pelajaran PAK.
Pemahaman akan materi yang disampaikan guru PAK membawa pengaruh bagi 38,89 siswa dalam memahami materi yang disampaikan guru karena mereka
menyadari akan pentingnya pendidikan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI