Pengembangan Program RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

76 1 2 3 4 c. Langkah IV: Pergumulan cerita pengalaman dengan lagu dan Kitab Suci. ▪ Memberikan kesempatan siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. ▪ Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya kepada kelompok lain. ▪ Mengajak siswa untuk menghubungkan pandangan dari cerita pengalaman dengan lagu tentang pemimpin yang baik dan benar yang mampu menjadi teladan bagi anggotanya. ▪ Memberikan penegasan dan peneguhan melalui Kitab Suci perjanjian Lama dari Kel 3: 7-10 tentang perjalanan Musa memimpin bangsa Mesir keluar dari negaranya menuju ke Tanah Kanaan Tanah Terjanji. ▪ Mempresentasi kan hasil diskusi kelompok. ▪ Melakukan Tanya jawab kepada kelompok lain. ▪ Menghubungkan pandangan dari cerita pengalan ▪ Mendengarkan dan menyimak penegasan dan peneguhan dari guru dengan lagu ▪ Kitab Suci atau teks Kitab Suci Kel 3:7-10 20 menit PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 1 2 3 4 d. Langkah V: Rangkuman ▪ Bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. ▪ Menyimak pembicaraan siswa lain dan guru 4 menit 3. Penutup ▪ Mengajak siswa untuk menutup proses pembelajaran dengan doa. ▪ Memimpin doa 1 menit

H. Laporan dan Refleksi atas Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pola Naratif

Eksperiensial di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta dengan tema “Masyarakat” dan materi pelajaran “Pemuka Masyarakat” Pada bagian ini akan disajikan refleksi atas Pelaksanaan Pembelajaran setelah penulis melaksanakan usulan program berupa program pembelajaran di sekolah yang berbentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dengan Pola Naratif Eksperiensial bagi siswa-siswi di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta. Pelaksanaan program ini dilaksanakan tanggal 18 Maret 2016, pukul 10.30 - 11.45 WIB kelas 8B dengan mengambil jam pelajaran Pendidikan Agama Katolik. Dalam refleksi ini penulis mengambil tema Masyarakat dan secara khusus mengambil sub tema Hidup di Tengah dan Bersama Masyarakat dengan materi pokok Pemuka Masyarakat sebagai contoh persiapan pembelajaran dengan Pola Naratif Eksperiensial dalam PAK. 78 Berikut ini pokok-pokok yang akan direfleksikan dalam pelaksanaan pembelajaran bagi siswa-siswi di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta dengan materi pokok Pemuka Masyarakat: a. Tema Tema dalam pembelajaran di SMP Kanisius Gayam adalah ”Masyarakat” dengan membahas materi pelajaran Pemuka Masyarakat. Tema dan materi pelajaran diangkat berdasarkan diskusi yang mendalam antara penulis dan guru PAK. Dalam materi pelajaran Pemuka masyarakat, penulis mengajak siswa- siswi untuk memahami arti, peran dan tugas serta merencanakan suatu pengamatan sikap masyarakat terhadap Pemuka Masyarakat. Setelah mempelajari tema tentang “Pemuka Masyarakat”, siswa-siswi diajak untuk memiliki peranan yang baik dan benar menjadi pemimpin di masa depan agar apa yang menjadi tindakannya dapat menuai hasil demi kesejahteraan anggotanya. b. Tujuan Tujuan yang akan dicapai dalam proses pembelajaran yang telah kami laksanakan adalah memahami keberadaan pemuka masyarakat, maka dari itu kita hendaknya memahami arti, peran dan tugas serta merencanakan suatu pengamatan sikap masyarakat kita terhadap Pemuka Masyarakat. Dengan bantuan tugas dari guru PAK yaitu mencari dan mewawancarai Pemuka Masyarakat yang ada dalam lingkungan tempat tinggal siswa. Pemuka masyarakat identik dengan pemimpin. Maka Oleh sebab itu, siswa dibantu untuk mengungkapkan pengalamannya atau fakta yang telah dialami menjadi seorang pemimpin seperti Ketua OSIS, Ketua 79 a. Pembuka b. Inti 1 Langkah I II: Menyampaikan dan pendalaman cerita pengalaman 2 langkah III: Pemantapan melalui cerita pengalaman dengan lagu “Bung Hatta” 3 Langkah IV: Pergumulan cerita pengalaman dengan lagu dan Kitab Suci. 4 Langkah V: Rangkuman c. Penutup Kelas, Ketua Regu Pramuka dan masih banyak lagi. Pengalaman atau fakta yang telah diungkapkan siswa ditanggapi dan didalami bersama-sama dalam proses tanya jawab. Melalui proses pendalaman pengalaman tersebut, siswa dapat menyadari bahwa apa yang menjadi contoh sebagai seorang pemimpin yang baik dan benar sulit dijalankan. Tujuan pembelajaran dapat dikatakan tercapai, tetapi tidak sepenuhnya karena kendala dari kurangnya waktu yang disediakan sekolah. c. Pengembangan langkah Dalam pengembangan langkah penulis membuat skema untuk mempermudah dalam melihat proses pembelajaran: i. Kelancaran Pembelajaran yang telah kami laksanakan dapat berjalan lancar walaupun mengalami sedikit hambatan yaitu siswa yang sering membuat suasana gaduh atau keributan dengan siswa lainnya, sehingga perlu menyapa mereka yang membuat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 keributan dulu agar dapat memperhatikan dan mendengarkan siswa lainnya yang ingin menyampaikan pendapat. ii. Keruntutan Pembelajaran yang telah kami laksanakan tidak berjalan runtut sesuai dengan apa yang telah kami rencanakan. Dalam pelaksanaan, terutama pada saat membahas lagu ”Bung Hatta”, kami ganti dengan tanya jawab kepada siswa secara langsung. Hal ini tidak dimungkinkan karena waktu yang digunakan akan habis untuk diskusi dengan melihat keadaan siswa yang sulit untuk benar-benar memperhatikan guru. Namun pada saat kami mengajak siswa untuk menghubungkan pandangan dari cerita pengalaman dengan lagu tentang pemimpin yang baik dan benar, kami membuat beberapa pertanyaan untuk didiskusikan bersama teman satu meja lihat lampiran 21. iii. Kesinambungan Pembelajaran yang telah kami laksanakan dapat berlangsung secara berkesinambungan antara langkah yang pertama dengan langkah berikutnya lihat lampiran 21. d. Komunikasi Iman Pola Naratif Eksperiensial yang telah kami gunakan dalam proses pembelajaran PAK, terjadi komunikasi iman antara pengalaman siswafakta dengan Kitab Suci sudah cukup sempurna lihat lampiran 21. Keterbatasan waktu menjadi kendala dalam proses pembelajaran sehingga beberapa siswa tidak sempat mengungkapkan pengalamannya yang dikomunikasikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81 dengan Kitab Suci dan agama lainnya. Oleh sebab itu, setelah bel pergantian pelajaran, kami menyempatkan waktu 5 menit untuk menyampaikan kesimpulan dari materi yang telah disampaikan yaitu menjadi seorang pemimpin yang baik dan benar. Pemimpin yang baik dan benar adalah pemimpin yang mampu memberikan contoh yang baik bagi anggotanya. e. Sarana dan Metode Sarana yang kami gunakan dalam pembelajaran adalah lagu ”Bung Hatta” dan Kitab Suci dari Injil Yohanes Yoh 10: 11-15 tentang Gembala yang Baik karena dengan lagu dan Kitab Suci dapat membantu siswa untuk menggali pengalaman dalam mendalami peranan pemimpin yang baik dan benar. Setelah pembelajaran dilaksanakan, kami melihat bahwa beberapa siswa memahami lagu tersebut dengan ikut menyanyikan lagu tersebut. Lagu dapat membantu siswa mengungkapkan pengalamannya maupun fakta-fakta yang ada di sekitarnya. Metode yang kami gunakan dalam pembelajaran adalah sharing pengalaman, mendengarkan lagu, tanya jawab, diskusi dan informasi. Setelah kami refleksikan, metode yang kami pilih sesuai dan dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran. Dengan metode sharing pengalaman, kami memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan pengalamannya dengan bantuan metode tanya jawab sehingga memancing siswa untuk dapat mengungkapkan pengalamannya. Metode mendengarkan lagu, sangat membantu siswa untuk berefleksi tentang peranan pemuka masyarakat sehingga membantu siswa melakukan metode diskusi dalam membahas permasalahan, sedangkan metode informasi, kami memberikan masukan ataupun kesimpulan pada siswa yang tentunya berguna bagi pengetahuan siswa. Cerita dalam bentuk pengalaman siswa dalam hidup sehari-hari dapat membuat siswa semakin bersemangat untuk mengungkapkan pengalamannya. Mereka berani mengungkapkan pengalamannya dan berani menjawab atas pertanyaanrespon dari teman-temannya. Dalam hal ini siswa-siswi lebih banyak diajak untuk berbicara dari pada mendengarkan informasi atau penjelasan guru. Siswa diajak untuk mengolah pengalamannya agar mereka dapat berbagi dengan teman lainnya. Sebaliknya pada saat kami memberikan peneguhan dalam bentuk informasi, sebagian siswa-siswi lebih suka bermain dan berbicara dengan teman satu meja. Dengan demikian, melalui dua kasus di atas menyatakan bahwa cerita membawa dampak positif bagi motivasi belajar siswa-siswi dalam mengikuti Pendidikan Agama Katolik karena mereka berperan aktif dalam menggali cerita. f. Suasana pembelajaran dalam Kelompok Setelah kami refleksikan, suasana pembelajaran dalam kelompok dapat terjalin keakraban antara sesama siswa lainnya maupun antara guru penulis dengan siswa. Pembelajaran yang kami laksanakan dapat hidup karena peserta mau terlibat aktif dengan mengungkapkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI