3 Kemauan untuk Bekerja Sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok. Oleh sebab itu, prinsip bekerja
sama perlu ditekankan dalam proses pembelajaran kooperatif. Setiap anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas dan
tanggung jawab masing-masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling membantu. Misalnya, yang pintar perlu
membantu yang kurang pintar. 4
Ketrampilan Bekerja Sama Kemauan untuk bekerja sama itu kemudian dipraktikkan
melalui aktivitas dan kegiatan yang tergambarkan dalam ketrampilan bekerja sama. Dengan demikian, siswa perlu
didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain.
3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif
Menurut Wina Sanjaya 2006, terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif, yaitu :
a. Prinsip Ketergantungan Positif Positive Interpendence
Dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat bergantung kepada usaha yang
dilakukan setiap anggota kelompoknya. Oleh sebab itu, perlu disadari oleh setiap anggota kelompok keberhasilan penyelesaian
tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota. Dengan demikian, semua anggota dalam kelompok akan
merasa saling ketergantungan. b.
Tanggung Jawab Perseorangan Individual Accountability Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang
pertama. Oleh karena keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka setiap anggota kelompok harus memiliki
tanggung jawab sesuai dengan tugasnya. Untuk mencapai hal tersebut, guru harus memberikan penilaian terhadap individu dan
juga kelompok. c.
Interaksi Tatap Muka Face to Face Promotion Interaction Pembelajaran kooperatif memberikan ruang dan
kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan informasi dan saling
membutuhkan. Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja
sama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan mengisi kekurangan masing-masing.
d. Partisipasi dan Komunikasi Participation
and Communication
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat penting sebagai
bekal dalam kehidupan di masyarakat kelak. Untuk dapat
melakukan pertisipasi dan komunikasi, siswa perlu dibekali kemampuan-kemampuan berkomunikasi. Misalnya, cara
menyatakan ketidaksetujuan atau cara menyanggah pendapat orang lain secara santun, tidak memojokan, cara menyampaikan gagasan
dan ide-ide yang dianggapnya baik dan berguna.
4. Sintak Model Pembelajaran Kooperatif Agus Suprijo, 2009:65
FASE-FASE PERILAKU GURU
Fase 1 : Present goals and set Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan peserta didik Menjelaskan tujuan pembelajaran
dan mempersiapkan peserta didik siap belajar
Fase 2 : Present information Menyajikan informasi
Mempresentasikan informasi kepada peserta didik secara verbal
Fase 3 : Organize students into learning teams
Mengorganisir peserta didik ke dalam tim-tim belajar
Memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang tata cara
pembentukan tim belajar dan membantu kelompok melakukan
transisi yang efisien. Fase 4 : Assist team work and
study Membantu kerja tim dan belajar
Membantu tim-tim belajar selama peserta didik mengerjakan
tugasnya Fase 5 : Test on the materials
Mengevaluasi Menguji pengetahuan peserta
didik mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompok-
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
Fase 6 : Provide recognition Memberikan pengakuan atau
penghargaan Mempersiapkan cara untuk
mengakui usaha dan prestasi individu maupun kelompok
5. Keuntungan dan Kelemahan model pembelajaran kooperatif