5. Keuntungan dan Kelemahan model pembelajaran kooperatif
Beberapa keuntungan penggunaaan pembelajaran kooperatif Sugiyanto, 2010:43-44:
a Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial
b Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap,
ketrampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan c
Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial d
Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen
e Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois
f Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa
dewasa g
Berbagai ketrampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan
h Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia
i Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari
berbagai perspektif j
Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik
k Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan
kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan orientasi tugas.
Selain daripada itu, pembelajaran kooperatif juga mempunyai beberapa kelemahan yaitu:
a Pembelajaran kooperatif dapat mengakibatkan kekacauan di dalam
kelas dan siswa tidak bisa belajar jika ditempatkan dalam kelompok.
b Banyak siswa tidak suka bekerja dalam kelompok.
c Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain.
d Siswa yang kurang mampu merasa minder rendah diri jika
ditempatkan dalam satu kelompok dengan siswa yang pandai. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, perlu ditekankan kepada
siswa bahwa setiap anggota kelompok bertanggung jawab secara pribadi untuk memahami materi yang sudah diajarkan dan di setiap
akhir pembelajaran siswa harus mengikuti kuis yang harus dikerjakan secara individu. Sehingga dalam pelaksanaan diskusi, siswa harus aktif
mendiskusikan materi agar terjadi saling ketergantungan positif atntar anggota kelompok. Siswa yang berkemampuan tinggi bukan
“menggurui”, tetapi membantu memberikan penjelasan kepada siswa yang kurang pandai dalam satu kelompok tersebut, sehingga semua
anggota dapat memahami dengan baik materi yang diajarkan dan dapat mengerjakan soal yang diberikan. Selain itu siswa yang
berkemampuan rendah diberi kesempatan untuk menyampaikan ide atau pendapatnya saat berdiskusi, sehingga siswa yang berkemampuan
rendah tidak merasa terkucilkan dalam kelompok tersebut. Dengan
membantu siswa yang semula pemahamannya kurang baik, siswa yang lebih baik pemahamaannya akan semakin menguasai materi
pembelajaran.
6. Tipe-tipe dalam model pembelajaran kooperatif