10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Belajar
1. Pengertian Belajar
Untuk mendapat pengertian yang obyektif tentang belajar terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar.
Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan oleh para ahli psikologi termasuk ahli psikologi pendidikan. Belajar ialah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Slameto; 2010, 2 Menurut Agus Suprijono 2009;2 beberapa pakar pendidikan
mendefinisikan belajar sebagai berikut : a.
Gagne Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai
seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara
alamiah. b.
Travers Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku.
c. Cronbach
Learning is shown by a change in behavior as a result of experience. Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari
pengalaman. d.
Harold Spears Learning is to observe, to read, to imitate, to try something
themselves, to listen, to follow direction. Dengan kata lain, bahwa belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu,
mendengar dan mengikuti arah tertentu. e.
Geoch Learning is change in perfomance as result of practice. Belajar
adalah perubahan performance sebagai hasil latihan. f.
Morgan Learning is any relatively permanent change in behavior that is a
result of past experience. Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman.
2. Teori-teori belajar
Beberapa teori-teori belajar, antara lain: a.
Teori Belajar Menurut Jerome Bruner Suherman, 2001 Jerome Bruner dalam teorinya menyatakan bahwa belajar
matematika akan lebih berhasil jika proses pengajaran diarahkan kepada konsep-konsep dan struktur-struktur yag terbuat dalam pokok
bahasan yang diajarkan, di samping hubungan yang terkait antara konsep-konsep dan struktur-struktur.
Dengan mengenal konsep dan struktur yang tercakup dalam bahan yang sedang dibicarakan, anak akan memahami materi yang harus
dikuasainya itu. Ini menunjukkan bahwa materi yang mempunyai suatu pola atau struktur tertentu akan lebih mudah dipahami dan
diingat anak. Bruner mengemukakan bahwa dalam proses belajarnya anak
melewati 3 tahap, yaitu: 1
Tahap enaktif Dalam tahap ini anak secara langsung terlihat dalam memanipulasi
mengotak-atik objek. 2
Tahap ikonik Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan anak berhubungan dengan
mental, yang merupakan gambaran dari objek-objek yang dimanipulasinya. Anak tidak langsung memanipulasi objek seperti
yang dilakukan siswa dalam tahap enaktif. 3
Tahap simbolik Dalam tahap ini anak memanipulasi simbol-simbol atau lambang-
lambang objek tertentu. Anak tidak lagi terikat dengan objek-objek pada tahap sebelumnya. Siswa pada tahap ini sudah mampu
menggunakan notasi tanpa ketergantungan terhadap objek riil.
b. Teori Belajar Menurut Piaget Suherman, 2001
Berdasarkan hasil penelitiannya, Piaget mengemukakan bahwa ada empat tahap perkembangan kognitif dari setiap individu yang
berkembang secara kronologis menurut usia kalender yaitu: 1
Tahap Sensori Motor anak dari lahir sampai umur sekitar 2 tahun Pengalaman diperoleh melalui perbuatan fisik gerakan anggota
tubuh dan sensori koordinasi alat indra. 2
Tahap Pra Operasi anak umur 2-7 tahun Menurut Mairer Suherman, 2001:40 tahap pra operasi adalah
tahap persiapan untuk pengorganisasian operasi konkrit, yaitu berupa tindakan-tindakan kognitif seperti mengklasifikasikan sekelompok
objek classifying, menata letak benda-benda menurut urutan tertentu seriation, dan membilang counting.
3 Tahap Operasi Konkrit anak umur 7-11 tahun
Anak-anak yang berada pada tahap ini umumnya sudah berada di Sekolah Dasar, sehingga sudah semestinya guru-guru SD maupun
guru-guru Sekolah Pendidikan Guru mengetahui benar kondisi anak pada tahap ini. Pada tahap ini, anak telah memahami operasi logis
dengan bantuan benda-benda konkrit. Anak sudah mampu mengelompokkan benda, mengikat definisi walaupun belum tepat,
tetapi belum mampu menguasai simbol verbal serta ide-ide abstrak.
4 Tahap Operasi Formal anak umur 11 tahun keatas
Tahap operasi formal merupakan tahap akhir dari perkembangan kognitif secara kualitas. Anak pada tahap ini sudah mampu melakukan
penalaran dengan menggunakan hal-hal yang abstrak. Penggunaan benda-benda konkret tidak diperlukan lagi. Penalaran yang terjadi
dengan struktur kognitifnya telah mampu hanya dengan menggunakan simbol-simbol, ide-ide, abstraksi, dan generalisasi.
B. Pembelajaran