Dalam penelitian ini, reliabilitas instrumen dihitung dengan menggunakan rumus Alpha sebagai berikut Ign. Musidjo, 1995:
�
11
= �
� − 1 � 1
− ∑ �
� 2
�
� 2
� Dimana:
�
11
= reliabilitas yang dicari �
= jumlah soal yang dipakai ∑ �
� 2
= jumlah varians skor tiap-tiap item �
� 2
= varians total Harga
�
11
yang diperoleh kemudian diinterpretasikan sesuai dengan interpretasi realibilitas sebagai berikut:
0,00 r
11
≤ 0,20 koefisien reliabilitas Sangat Rendah 0,20 ≤ r
11
≤ 0,40 koefisien reliabilitas Rendah 0,40 ≤ r
11
≤ 0,60 koefisien reliabilitas Sedang 0,60 ≤ r
11
≤ 0,80 koefisien reliabilitas Tinggi 0,80 ≤ r
11
≤ 1,00 koefisien reliabilitas
Sangat Tinggi
Masidjo, 1995:209
H. Teknik Analisis Data
1. Analisis data keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heads Together NHT.
Analisis keterlaksanan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together
NHT adalah sebagai berikut: �������������� =
���� ���������� ���� ��������ℎ ���� ���������� ��������ℎ��
× 100
Dimana, skor 1 apabila tanda cek √ diberikan pada kolom ‘ya”
dan skor 0 apabila tanda cek √ diberikan pada kolom ‘tidak’. Model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered heads Together NHT dikatakan dapat terlaksana dengan baik apabila keterlaksanaan lebih
dari sama dengan ≥ 80.
2. Analisis data minat
Minat belajar matematika siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Numbered heads Together NHT dianalisis dengan
langkah sebagai berikut: a.
Angket atau Kuesioner Minat Kuesioner terdiri dari 25 butir soal, untuk tiap-tiap soal terdiri dari
5 alternatif tanggapan dimana siswa memilih satu tanggapan. Untuk pilihan tanggapan “sangat setuju” diberi skor 5, “setuju”
diberi skor 4, “ragu-ragu” diberi skor 3, “tidak setuju” diberi skor 2, dan “sangat tidak setuju” diberi skor 1. Selain itu terdapat pula
opsi “sangat sering” diberi skor 5, “sering” diberi skor 4, “kadang- kadang” diberi skor 3, “jarang” diberi skor 2, dan “sangat jarang”
diberi skor 1. Skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 125 dan skor terendah yang mungkin dicapai siswa adalah 25.
Semakin tinggi skor yang dicapai siswa maka semakin tinggi pula rasa minat belajar siswa pada model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered heads Together NHT. Skor yang diperoleh siswa dalam bentuk presentase di kriteriakan menggunakan analisis sikap
siswa menurut Kartika Budi 2001:53 sebagai berikut:
Tabel 3.7 Kriteria Minat Siswa Skor
Kriteria
≤ 20 Tidak Beminat TM
21- 40 Kurang Berminat KM
41- 60 Cukup Berminat CM
61 – 80 Berminat M
81 – 100 Sangat Berminat SM
Tabel 3.8 kriteria minat seluruh siswa
Jumlah Persentase Minat Siswa Kriteria
SM SM+M SM+M+CM SM+M+CM+KM SM+M+CM+KM+TM
≥75 SM
75 ≥75
M 75
≥65 CM
65 ≥65
KM 65
TM
b. Wawancara Minat
Hasil wawancara akan dianalisis secara deskriptif. Wawancara minat siswa sebagai tehnik pengumpulan data
berfungsi sebagai instrumen untuk menggali informasi dari siswa dalam mengevaluasi dan merefleksikan kegiatan yang telah
berlangsung dan dilakukan untuk mengetahui apakah model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered heads Together NHT benar-benar menarik minat siswa.
3. Kuis
Skor kuis dibandingkan dengan skor mereka yang lalu, dan poin kemajuan diberikan berdasarkan seberapa jauh siswa dapat
menyamai atau melampaui kinerja mereka sebelumnya. Poin-poin ini kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan skor kelompok dan
kelompok-kelompok yang memenuhi kinerja tertentu akan diberi sertifikat atau penghargaan lain. Langkah-langkahnya yaitu:
1 Skor kemajuan individual menurut Robert E. Slavin 2008:159
didasarkan pada beberapa banyak skor kuis yang melampaui skor awal yang bisa diambil dari nilai tes, kuis, atau nilai
ulangan sebelumnya. Aturan pemberian skor kemajuan individual yaitu :
Tabel 3.9 Kriteria Skor Kemajuan Skor Kuis
Skor Kemajuan
Lebih dari 10 poin di bawah skor awal. 5
10-1 poin di bawah skor awal. 10
Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal 20
Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30
Kertas jawaban sempurna terlepas dari skor awal 30
2 Skor kelompok ditentukan dari rata-rata skor kemajuan anggota
kelompok. Menurut Robert E. Slavin 2008:160 kelompok dapat memperoleh sertifikat atau penghargaan lain apabila skor
rata-rata mereka melampaui kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.10 Kriteria Penghargaan Kelompok Rata-rata skor kelompok
Penghargaan Kelompok
Rata-rata skor 20 GOOD TEAM
20 ≤ rata-rata skor 25
GREAT TEAM 25
≤ rata-rata skor ≥ 30 SUPER TEAM
4. Analisis Tes Hasil Belajar
Analisis Tes hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan cara membandingkan Tes Kemampuan Awal TKA dengan Tes Hasil
Belajar THB. Selain itu juga bisa dilihat dari Kriteria Ketuntasan Minimal siswa yaitu 75.
I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui minat belajar dan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe Numbered Heads Together NHT. Agar penelitian ini dapat berjalan dengan lancar, maka diperlukan rencana kegiatan. Rencana-rencana
kegiatan yang akan dilaksanakan selama penelitian berlangsung adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti mempersiapkan hal-hal yang diperlukan, agar penelitian dapat berlangsung dengan lancar. Hal-hal
yang dipersiapkan diantaranya adalah: a.
Menentukan materi yang diajarkan. b.
Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran.
c. Menyiapkan instrumen penelitian.
d. Menguji instrumen penelitian yang berupa tes uji validitas dan
realibilitas. 2.
Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan dan pengamatan ini, peneliti melakukan
kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a.
Peneliti mengadakan Tes Kemampuan Awal TKA b.
Peneliti memberikan kuisioner sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT.
c. Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT.
d. Peneliti memberikan kuis kepada siswa pada setiap akhir
pertemuan. Kuis diberikan setiap dua kali pertemuan. e.
Peneliti melakukan Tes Hasil Belajar THB. f.
Peneliti membagikan kuisioner kepada siswa, untuk mengetahui minat belajar siswa tentang pembelajaran dengan menggunaka
model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT.
g. Peneliti melakukan wawancara dengan siswa untuk lebih
menguatkan data tentang minat dan tanggapan siswa mengenai soal dan perasaan siswa selama mengikuti pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT.
3. Pengolahan data
Dalam pengolahan data ini, peneliti mengolah data yang telah diperoleh selama melaksanakan penelitian untuk mendapatkan suatu
kesimpulan.
69
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini, peneliti akan membahas mengenai pelaksanaan penelitian, menyajikan dan menganalisis data yang diperoleh selama penelitian tentang
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT, serta pembahasan terhadap data yang sudah dianalisis.
A. Pelaksanaan Penelitian
Sebelum melaksanakan proses pengambilan data di kelas terlebih dahulu peneliti melakukan observasi pada bulan April 2013 terhadap
lingkungan sekolah, proses pelaksanaan pembelajaran di kelas. Peneliti juga melakukan wawancara terhadap guru mata pelajaran matematika mengenai
kondisi siswa dan melaksanakan tes kemampuan awal TKA. Pelaksanaan observasi dilakukan sebanyak tiga kali di kelas VIII B pada tanggal 3 April, 4
April dan 6 April 2013. Hasil observasi yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa
lingkungan sekolah berada di kota yang yang cukup ramai. Lingkungan sekolah yang luas, bersih dan fasilitas yang memadai seperti ruang kelas yang
terang dan tidak pengap karena terdapat jendela, adanya viewer dan whiteboard, buku paket matematika, buku jurnal, dan lain sebagainya
menyebabkan proses pembelajaran dapat berlangsung dengan kondusif. Setelah melakukan wawancara terhadap guru dan melakukan observasi
pada proses pembelajaran peneliti membuat rancangan pelaksanaan