f. Minat berbobot-emosional
Bobot emosional yang tidak menyenangkan melemahkan minat, dan bobot emosional yang menyenangkan memperkuatnya.
g. Minat itu egosentris
Misalnya, minat anak laki-laki pada matematik, sering berlandaskan keyakinan bahwa kepandaian di bidang matematika
di sekolak akan merupakan langkah penting menuju kedudukan yang menguntungkan dan bergengsi di dunia usaha.
3. Aspek-aspek Minat
Menurut Hurlock 1978:116 ada dua aspek minat belajar, yaitu: a.
Aspek kognitif Aspek kognitif didasarkan atas konsep yang dikembangkan anak
mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Misalnya, aspek kognitif dari minat anak terhadap sekolah. Bila mereka
menganggap sekolah sebagai tempat mereka dapat belajar tentang hal-hal yang telah menimbulkan rasa ingin tahu mereka dan
tempat, maka mereka akan mendapat kesempatan untuk bergaul dengan teman sebaya yang tidak didapat pada masa prasekolah.
Minat mereka terhadap sekolah akan sangat berbeda bila minat itu didasarkan atas konsep sekolah yang menekankan peraturan-
peraturan sekolah dan kerja keras untuk menghafal materi pelajaran. Konsep yang membangun aspek kognitif minat
didasarkan atas pengalaman pibadi dan dari apa yang mereka pelajari di rumah, di sekolah, dan di lingkungan masyarakat.
b. Aspek afektif
Aspek kognitif atau bobot emosional konsep yang membangun aspek kognitif minat yang dinyatakan dalam sikap
terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Seperti halnya, aspek kognitif, aspek afektif juga berkembang dari pengalaman pribadi,
dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru, dan teman sebaya. Sebagai contoh, anak yang mempunyai hubungan yang
menyenangkan dengan para guru, biasanya mengembangkan sikap yang positif terhadap sekolah. Karena pengalaman sekolahnya
menyenangkan, minat mereka pada sekolah diperkuat. Sebaliknya, pengalaman yang tidak menyenangkan dengan guru dapat dan
sering mengarah ke sikap yang tidak positif yang mungkin kelak akan memperlemah minat anak terhadap sekolah.
4. Metode Menemukan Minat Anak
Hurlock 1978:117 menguraikan adanya metode-metode dalam menemukan minat anak, yaitu sebagai berikut:
a. Pengamatan kegiatan
Dengan mengamati mainan anak dan benda-benda yang mereka beli, kumpulkan atau gunakan dalam aktivitas yang ada unsur
spontanitas, kita dapat memperoleh petunjuk mengenai minat mereka.
b. Pertanyaan
Bila anak terus menerus bertanya mengenai sesuatu, minatnya pada hal tersebut lebih besar daripada minatnya pada hal
yang sekali-kali ditanyakan. c.
Pokok Pembicaraan Apa yang dibicarakan anak dengan orang dewasa atau
teman sebaya memberi petunjuk mengenai minat mereka dan seberapa kuatnya minat tersebut.
d. Membaca
Bila anak-anak bebas memilih buku untuk dibaca atau dibacakan, anak memilih yang membahas topik yang menarik
minatnya. e.
Menggambar spontan Apa yang digambar atau dilukis anak secara spontan dan
seberapa sering mereka mengulangnya akan memberi petunjuk tentang minat mereka terhadap sesuatu.
f. Keinginan
Bila ditanya apa yang diinginkan bila mereka dapat memperoleh apa saja yang mereka ingini kebanyakan anak dengan
jujur akan menyebut hal-hal yang paling diminati.
g. Laporan mengenai apa saja yang diminati
Bila ditanya untuk menyebut atau menulis tiga benda atau lebih yang paling diminati, anak-anak menunjukkan minat yang
telah terbentuk, yang memberi mereka kepuasan.
G. Hasil Belajar