Standar Layanan Fisioterapi Tinjauan Layanan Fisioterapi

27

4. Sarana dan Prasarana Fisioterapi

Menurut Mumpuniarti 2001: 135 peralatan yang seharusnya dalam ruang terapi fisikfisioterapi yaitu antara lain: a. Cermin besar pada tempat yang terang. Ini bertujuan agar memberi kesempatan kepada anak untuk mengontrol sikap tubuhnya. b. Ruang bermain bebas yang cukup lapang, diberi rel pegangan dan dilengkapai dengan alat bermain anak agar anak merasa aman dalam bermain dan dapat bergerak secara bebas, c. Alat-alat untuk latihan senso motoris, seperti alat untuk mengenal warna, bentuk, dan peralatan untuk latihan koordinasi motorik kasar maupun koordinasi motorik halus. d. Alat-alat untuk terapi okupasional, alat-alat untuk latihan prakarya dan ekpresi bidang seni. e. Alat-alat yang dapat digunakan olahraga dan bermain serta senam yang khusus bagi anak tunadaksa.

C. Tinjauan Peran Guru dalam Membina Kemampuan Fisik Anak

Tunadaksa Guru memiliki peran yang stategis terhadap hal membina kemampuan fisik anak tunadaksa, ini dikarenakan guru memiliki jumlah waktu bersama anak tunadaksa setiap hari. Abdul Salim 1996: 175-176 mengemukakan bahwa : 28 Peran guru PLB yaitu antara lain: 1. Menyediakan hasil data pengamatan, tes dan atau interview mengenai kemampuan dan ketidakmampuan fisik dan psikis anak. 2. Mengadakan konsultasi dan atau bertukar fikiran dengan teman sejawat guru lainntentang kondisi anak tertentu pada setiap ada kesempatan. 3. Menyiapkan program layananbimbingan latihan tertentu pada anak, lewat kegiatan-kegiatan yang memiliki makna teraputik. 4. Mengadakan konsultasi dengan tenaga profesional tindakan rujukan sesuai dengan kebutuhan. 5. Atas saran dari tenaga profesional dan sesuai dengan tingkat kemampuan guru sendiri. Seperti pada mata pelajaran ketrampilan dengan melatih koordinasi gerak anak tunadaksa. 6. Mengadakan evaluasi secara periodik atas kemajuan yang dicapai anak. 7. Membuat catatan tertentu tentang masing-masing anak. 8. Melaporkan kondisi anakdan kemajuan yang dicapai kepada orang tua dan memberikan saran-saran kepada orangtua dalam menstimulus kemampuan fisikpsikis anak. 9. Setiap kesulitanhambatan dibicarakan kepada teman sejawat dan atau konsultasi dengan tenaga profesional sehingga anak segera mendapat layanan yang sesuai. Menurut Sri Widati, dkk., 2010: 11 guru juga memiliki tugas untuk mengasesmen anak tunadaksa bersama dengan terapis. Asesmen yang dilakukan yaitu asesmen gerak dan asesmen pendidikan bagi anak tunadaksa. Asesmen gerak adalah proses pengumpulan informasidata tentang penampilan gerakan anak tunadaksa yang relevan untuk pembuatan keputusan dan program. Sedangkan asesmen pendidikan anak tunadaksa adalah proses pengumpulan informasidata tentang penampilan individu tunadaksa yang relevan untuk pembuatan keputusan. Dari pernyataan di atas diketahui bahwa guru berperan penting terhadap kemajuan anak tunadaksa. Guru tidak hanya berperan dalam 29 pembelajaran di kelas saja namun guru juga ikut berperan penting dalam mengembangkan kemampuan fisik anak tunadaksa.

D. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan pertanyaan penelitian dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimanakah prosedur pelaksanaan fisioterapi di SLB Negeri 1 Bantul, meliputi: a. Apa saja peralatan yang digunakan dalam proses fisioterapi? b. Bagaimana langkah-langkah yang dilakukan dalam fisioterapi? c. Bagaimana prosedur fisioterapis dalam melakukan fisioterapi kepada anak tunadaksa? d. Bagaimana asesmen yang dilakukan di layanan fisioterapi? e. Bagaimana perencanaan yang dilakukan setelah anak diasesmen? f. Bagaimana evaluasi yang dilakukan dalam fisioterapi di SLB Negeri 1 Bantul? g. Apa yang dirasakan oleh anak tunadaksa saat diberikan fisioterapi oleh fisioterapis? 2. Apa sajakah kendala yang dihadapi fisioterapis dalam melaksanakan fisoterapi, meliputi: 30 a. apa kendala yang dihadapi dalam melakukan fisioterapi? b. apa kendala yang dihadapi dalam mengasesmen anak tunadaksa? 3. Bagaimanakah upaya fisioterapis dalam mengatasi kendala yang dihadapi dalam melaksanakan fisoterapi, meliputi: a. Bagaimana upaya dalam mengatasi kendala dalam melakukan fisioterapi? b. Bagaimana upaya dalam mengatasi kendala dalam mengasesmen anak tunadaksa? 4. Bagaimanakah peran guru dalam layanan fisioterapi anak tunadaksa di SLB Negeri 1 Bantul, meliputi: a. Apakah guru ikut serta dalam pelaksanaan fisioterapi, asesmen dan evalusi? b. Apa peran guru dalam layanan fisioterapi anak tunadaksa di SLB Negeri 1 Bantul? c. Bagaimana pengaruh fisioterapi terhadap perkembangan akademik anak di kelas? 31

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah Lexy J. Moleong, 2005: 6. Berdasarkan sudut cara dan taraf pembahasan masalah, penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, yaitu terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga bersifat sekedar untuk mengungkapkan fakta Hadari Nawawi, 2005: 31. Menurut Suharsimi Arikunto 2005: 234 penelitian deskriptif merupakan penelitian bukan eksperimen karena tidak dimaksudkan untuk mengetahui akibat dari suatu perlakuan. Peneliti hanya bermaksud menggambarkan atau menerangkan gejala dan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis. Metode penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan berbagai informasi terkait dengan proses layanan fisioterapi bagi anak tunadaksa di SLB Negeri 1 Bantul. Informasi atau data-data yang diperoleh terlebih dulu diuraikan, dirangkum, dan dipilih sesuai dengan yang dibutuhkan sebelum akhirnya nanti dianalisis secara deskriptif.