17 5.
Rigid. Pada tipe ini didapat kekakuan otot, tetapi tidak seperti pada tipe spastik, gerakannya tanpak tidak ada
keluwesan, gerakan mekanik lebih tampak. Otot tegang di seluruh tubuh dan apabila sedang berjalan seperti robot,
tertahan-tahan dan kaku Mohammad Sugiarmin dan Ahmad Toha Muslim, 1996: 76.
6. Tipe Campuran. Pada tipe ini seorang anak cerebral palsy
menunjukan dua jenis atau lebih kelainan sehingga akibatnya lebih berat bila dibandingkan dengan anak yang
hanya memiliki satu jenistipe kecacatan. Letak kerusakan pada tipe campuran yaitu di daerah pyramidal dan
extrapyramidal Musjafak Assjari, 1995: 42.
b. Kelainan pada system otot dan rangka Musculus Skeletal
System
Musjafak Assjari 1995: 44 mengemukakan penggolongan anak tuna daksa ke dalam kelompok sistem otot dan rangka
didasarkan pada letak penyebab kelainan anggota tubuh yang mengalami kelainan yaitu: kaki, tangan dan sendi, dan tulang
belakang. Jenis-jenis kelainan sistem otot dan rangka antara lain meliputi:
a. Poliomielitis. Penderita polio mengalami kelumpuhan otot
sehingga otot akan mengecil dan tenaganya melemah yang disebabkan peradangan akibat virus polio yang menyerang
18 sumsum tulang belakang pada anak usia 2 dua tahun
sampai 6 enam tahun. b.
Muscle Dystrophy. Anak mengalami kelumpuhan pada fungsi otot. Kelumpuhan pada penderita muscle dystrophy
sifatnya progressif, semakin hari semakin parah. Kondisi kelumpuhannya bersifat simetris yaitu pada kedua tangan
atau kedua kaki saja, atau kedua tangan dan kedua kakinya.
c. Kelainan tunadaksaortopedi kerena bawaan congenital
deformities
Musjafak Assjari 1995: 48 kelainan tunadaksa karena faktor bawaan disebabkan oleh faktor endogen gen dari ayah, ibu, atau
kedua-duanya sehingga sel-sel yang pertama tumbuh menjadi bayi yang mengalami kecacatan. Penyebab lain yaitu dari faktor
eksogen, pada awal-awal pertumbuhan sel-sel pertama yang terdapat dalam kandungan menunjukan sehat, tetapi menjadi rusak
atau mengalami kelainan yang disebabkan oleh faktor-faktor penyakit atau trauma, seperti: 1 terjadi trauma pada ibu yang
sedang hamil sehingga mengakibatkan pertumbuhan bayi mengalami kelainan. 2 ibu hamil menderita sakit sehingga
mempengaruhi pertumbuhan janin. 3 tali pusat menjerat pada bagian tubuh bayi sehingga merusak pertumbuhan bayi dalam
kandungan.
19 Bentuk kecatatan tergantung dari kelainan selama dalam
kandungan. Kecacatan pada anak terkadang sering diketahui setelah beberapa bulan, namun sering juga kecacatan segera
diketahui begitu dilahirkan, seperti kaki dan tangan bungtung ampute.
B. Tinjauan Layanan Fisioterapi
1. Pengertian Fisioterapi
Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan,
memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan
dengan menggunakan
penanganan secara
manual, peningkatan gerak, peralatan fisik, elektroterapeutis dan mekanis,
pelatihan fungsi dan komunikasi. Pelayanan fisioterapi sebagai upaya kesehatan yang dilakukan oleh fisioterapis yang kepadanya diberikan
wewenang yang legal, bertujuan meningkatkan kesehatan manusia secara utuh. Pelayanan fisioterapi diberikan oleh fisioterapis baik secara
mandiri dan atau bekerjasama dalam tim pelayanan pasienklien dengan tenaga lainnya Kemenkes, 2008: 11.
Menurut Novita 2010: 1 fisioterapi merupakan bagian dari ilmu kedokteran yang berupa intervensi fisik non-farmakologis dengan
tujuan utama kuratif dan rehabilitatif gangguan kesehatan. Fisioterapi atau terapi fisik secara bahasa merupakan teknik pengobatan dengan
20 modalitas fisik fisika. Beberapa modalitas fisik yang dapat digunakan
antara lain: listrik, suara, panas,dingin, magnet, tenaga gerak dan air. Dari penyataan di atas dapat disimpulkan bahwa fisioterapi adalah
bentuk pelayanan berupa intervensi fisik yag ditujukan kepada individu dan atau kelompok yang bertujuan meningkatkan kesehatan manusia
secara utuh dan kuratif serta rehabilitatif gangguan kesehatan.
2. Tujuan Fisioterapi
Tujuan fisoterapi antara lain: a.
Menjaga bidang kemampuan gerak sendi range of motion. b.
Mencegah terjadinya pemendekan otot-otot contracture baik otot yang sehat maupun otot yang sakit. Untuk itu perlu latihan
latihan aktif pada anggota yang sehat dan memberikan gerakan- gerakan yang pasif pada anggota yang sakit, yang kemudian
memberikan posisi tertentu bagi anggota tubuhnya. c.
Memberikan pengertian kembali pada penderita, agar melihat dan merasakan sewaktu diberikan gerakan pasif misalnya :
dijelaskan ini ekstensi lurus atau fleksi menekuk. d.
Melatih gerakan otot-otot, disini diberikan perangsang- perangsang agar otot dapat bergerak kembali dengan disadari.
e. Melatih gerakan fungsional atau melatih gerakan sehari-hari
misalnya gerakan duduk sendiri, berdiri sendiri yang menggunakan alat bantu penguat organ tubuh seperti : sprint,
tripot dll.
21 f.
Menjaga agar otot yang sehat tidak atropimengecil dengan memberikan latihan penguatan Septi Indrawati, 2013.
Menurut Zuyina Luklukaningsih 2014: 120 prinsip-prinsip tujuan treatmenfisioterapi untuk CP yaitu:
a. Merubah pola sikap abnormal anak CP, dengan memberikan
sikap yang normal untuk pergerakan. b.
Menurunkan hipertonus, apastisitas atau intermitant pasma, sehingga gerakan menjadi enak dan tidak menggunakan usaha
yang besar. Selain menurunkan, tujuan yang lain yaitu menaikkan tonus otot dalam fleid, athetoid dan ataxia sehingga
penderita mampu memelihara sikap melawan gravitasi, fiksasi dan dapat memberikan gerakan-gerakan dan setiap range dari
suatu gerakan yang dikontrol oleh kontraksi keseimbangan dan relaksasi dari agonis dan antagonis.
c. Mengembangan pola gerakan dasar seperti control kepala,
memutar, bangun duduk, berlutut dan reaksi keseimbangan dalam semua posisi dan aktivitas.
d. Mencegah kontraktur dan deformitan, sehingga meringankan
masa depan anak. e.
Mengajarkan pola-pola motor skill untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan untuk menolong diri sendiri.
Fisioterapi memiliki tujuan-tujuan yang telah dijelaskan di atas, dengan tujuan tersebut diharapkan kemampuan fisik anak mengalami