Kendala Yang Dihadapi Fisioterapis Dalam Melaksanakan Layanan

64

c. Upaya Fisioterapis Dalam Mengatasi Kendala Yang Dihadapi Dalam

Melaksanakan Layanan Fisioterapi Kendala- kendala yang dihadapi fisioterapis dalam melakukan fisioterapi dan dalam asesmen diatasi dengan beberapa upaya. 1 Upaya dalam Mengatasi Kendala yang Dihadapi dalam Melaksanakan Fisioterapi Kendala-kendala yang terjadi saat melakukan fisioterapi anak tunadaksa diatasi dengan berbagai upaya antara lain: a Fisioterapis merasa pengetahuan yang dimilikinya kurang luas sehingga apabila menemukan kasus baru yang tidak diketahui fisioterapis, mereka akan berdiskusi dengan fisioterapis ahli dan dokter yang ada di sekolah. b Apabila tubuh anak sudah mulai besar fisioterapis tidak mampu mengangkat anak, memindahkan anak. Hal tersebut diatasi dengan bekerja sama dengan wali murid untuk membantu mengangkat, memindahkan dan melatih anak. c Memberi saran kepada orang tua. Fisioterapis memberi saran agar orangtua ikut mendukung fisioterapis dengan melatih fisik anak tunadaksa di rumah. Latihan yang dilakukan di rumah akan membantu saat diberikan fisioterapi di sekolah, karena fisik anak menjadi lebih lentur. d Saat anak merasa takut, fisioterapis akan memberikan pengurangan porsi fisioterapi. Rasa sakit saat diberikan fisioterapi merupakan salah satu penyebab anak mengalami 65 ketakutan sehingga terkadang anak tidak mau untuk diberikan fisioterapi. Fisioterapis mengupayakan agar anak tetap mendapat layanan fisioterapi dalam keadaan apapun sehingga untuk mengurangi rasa sakit yang dirasa oleh anak porsi pemijatan dikurangi sedikit. e Upaya yang dilakukan apabila anak malas yaitu fisioterapis akan memaksa agar anak tetap mau untuk diberikan fisioterapi. Paksaan tersebut dilakukan dengan sikap yang lembut, fisioterapis tidak memaksa dengan galak. Fisioterapis akan memberikan keringanan kepada anak misal dengan iming-iming pemijatan dilakukan tidak terlalu keras, atau hanya disinar saja. f Saat tingkat kekakuan otot meningkat dikarenakan tegang maka fisioterapis akan melakukan penyinaran lebih lama. Hal tersebut akan melemaskan otot-otot yang tegang. g Kendala yang lain yaitu tulang pada anak-anak masih sangat rentan. Kendala tersebut diatasi dengan sikap hati-hati dalam melakukan pemijatan pada anak tunadaksa. 2 Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala saat melakukan asesmen anak tunadaksa Selain saat fisioterapi, kendala yang dihadapai oleh fisioterapis yaitu saat melakukan asesmen anak tunadaksa. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala saat asesmen yaitu antara lain: 66 a Walaupun anak merasa takut tetapi dengan sedikit paksaan maka anak bisa diatasi. Dengan sikap yang hati-hati supaya anak tidak mengalami trauma dan merasa kesakitan. b Orangtua diminta untuk terbuka dan jujur dalam menjawab pertanyaan dari pewawancara. Terdapat orangtua yang malu akan keadaan anaknya sehingga mereka cenderung menutupinya. Oleh sebab itu, fisioterapis meminta agar orangtua jujur dan terbuka dalam memberikan informasi mengenai anaknya. Sikap fisioterapis dalam melakukan fisioterapi kepada anak tunadaksa sangat bersahabat dan baik. Data penelitian menunjukan bahwa anak merasa nyaman saat difisioterapi. Anak merasakan kehangatan saat diberikan terapi dengan infrared. Sikap fisioterapis sangat bersahabat dengan anak-anak tunadaksa. Fisioterapis baik dan suka bercanda disela- sela melakukan fisioterapi. Saat difisioterapi, fisioterapis mengajak bercanda anak-anak sehingga anak merasa nyaman saat berada di ruang fisioterapi. 67 Tabel 7. Display Upaya Fisioterapis dalam Mengatasi Kendala yang Dihadapi dalam Melaksanakan Layanan Fisioterapi No. Hal yang diamati Deskripsi Hasil Penelitian Metode untuk mengungkap 1. Upaya dalam mengatasi kendala yang dihadapi dalam melaksanakan fisioterapi a Berdiskusi dengan fisioterapis ahli dan dokter yang ada di sekolah. b Bekerja sama dengan wali murid untuk membantu mengangkat, memindahkan dan melatih anak. c Memberi saran kepada orang tua untuk melatih anak di rumah. d Porsi pemijatan dikurangi . e Dengan sedikit paksaan. f Melakukan penyinaran lebih lama apabila keadaan otot sangat tegang. g S ikap hati-hati dalam melakukan pemijatan pada anak tunadaksa. Wawancara Observasi 2. Upaya dalam mengatasi kendala saat melakukan asesmen anak tunadaksa a Dengan sedikit paksaan maka anak bisa diatasi. b Orangtua diminta untuk terbuka dan jujur dalam menjawaab pertanyaan dari pewawancara. Wawancara 68

d. Peran Guru dalam Layanan Fisioterapi Anak Tunadaksa Di SLB

Negeri 1 Bantul Berdasarkan wawancara, observasi dan dokumentasi, guru jurusan tunadaksa tidak ikut serta dalam fisioterapi anak tunadaksa. Guru tidak mengikuti saat anak diberikan fisioterapi, saat asesmen fisik, perencanaan maupun dalam evaluasi. Berdasarkan wawancara dengan kelima guru, tidak semua guru memberikan layanan atau program khusus bagi anak tunadaksa, hanya ada dua guru yang memberikan latihan motorik halus anak sebelum memulai pembelajaran atau sebelum istirahat. Latihan tersebut berupa latihan mengerakkan jari-jari, meremas tangan, latiahan berjalan atau melempar bola. Guru jurusan tunadaksa di SLB Negeri 1 Bantul tidak memiliki catatan-catatan mengenai kondisi anak, perkembangan maupun peningkatan yang terjadi pada anak tunadaksa. Catatan yang ada yaitu raport yang mendeskripsikan mengenai akademik dan kemampuan anak. Saat di sekolah, hampir semua anak tunadaksa didampingi oleh orang tua maupun pengasuh. Orang tua membantu anak tunadaksa saat harus masuk ke kelas, keluar kelas, ke kamar mandi, makan maupun bermobilisasi dari ruang satu ke ruang lainnya. Hal tersebut menjadikan orang tua dekat dengan guru, sehingga guru dapat dengan mudah menyampaikan peningkatan maupun perkembangan mengenai anak. Guru berdiskusi dengan guru yang lain maupun dengan ahli lain seperti psikolog apabila menemukan permasalahan yang tidak bisa ditangani oleh guru tersebut.