44
3. Triangulasi
Teknik triangulasi data yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain Lexy J. Moleong, 2005: 330.
Teknik triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang dilakukan
untuk menjamin
diperolehnya derajat
kepercayaan kredibilitas. Patton dalam Lexy J. Moleong, 2010: 330 menjelaskan
triangulasi dengan memanfaatkan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Keabsahan data dengan teknik triangulasi data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu: 1.
Triangulasi Sumber Triangulasi sumber dilakukan untuk menguji kredibilitas data
melalui pengecekan data yang diperoleh dari beberapa sumber subjek penelitian. Pengumpulan dan pengecekan data dilakukan
kepada fisioterapis dan guru. 2.
Triangulasi Metode Triangulasi metode digunakan untuk menguji kredibilitas data
melalui pengecekan data dengan metode yang berbeda. Triangulasi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua metode,
yaitu wawancara dan observasi.
45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SLB Negeri 1 Bantul yang beralamat di Jalan Wates 147, km.3, Ngetisharjo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. SLB
ini memberikan pelayanan kepada anak berkebutuhan dengan klasifikasi tunanetra A, tunarungu B, tunagrahita ringan C, tunagrahita sedang
C1, tunadaksa D, tunadaksa ringan D1 dan autis. Pada setiap klasifikasi memiliki koordinator masing-masing yaitu jurusan A, B, C, D
dan autis. Penelitian dilakukan di ruang layanan fisioterapi yang berada dekat dengan jurusan tunadaksa. Ruang fisioterapi memiliki ruang yang
cukup luas sehingga dapat digunakan untuk tempat bermain anak-anak tunadaksa. Akses menuju ruang fisioterapi sudah diberi landaian agar
pengguna kursi roda mudah untuk bermobilisasi ke ruang fisioterapi.
b. Sejarah Singkat Sekolah
Pada tahun 1971 Alumni Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa SGPLB merintis SLB A untuk Tunanetra dan SLB C untuk tunagrahita.
Jumlah siswa tunanetra 12 dan tunagrahita 13 anak. Tahun 1972 perintisan SLB untuk SLB B untuk tunarungu wicara dan SLB C untuk
tunagrahita di kompleks SMEA Sutodirjen, Kecamatan Ngampilan, Yogyakarta. Tahun 1973 mulai perintisan untuk tunadaksa yang